Ahad 15 Jan 2017 16:00 WIB

Muhammadiyah: Tayangan TV Belum Optimal Mendidik Umat

Red:

JAKARTA -- Pimpinan Pusat Muham madiyah menilai stasiun televisi swasta nasional secara umum belum optimal dalam menyiarkan tayangan yang mendidik umat Islam sebagai mayoritas pemirsa.

Ketua Majelis Tabligh PP Muhamma diyah, Ustaz Fathurrahman Kamal mengimbau, media penyiaran di Indonesia diharapkan bekerja secara proporsional dan profesional. Hendaknya pengelola televisi lebih selektif memilih narasumber yang mampu mengarahkan dan menginspirasi umat dalam berbuat sesuatu untuk kehidupan lebih beradab dan produktif.

Termasuk di antaranya, acaraacara yang menyuguhkan konten dakwah, kata Fathurrahman yang juga Ke tua Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta itu dalam pesan singkatnya di Jakarta, Sabtu (14/1).

Dia berharap, pengelola televisi lebih melibatkan lembaga-lembaga dakwah arus besar (mainstream), baik di tingkat lokal maupun nasional. Memper mudah akses kerja sama dengan lembaga dakwah yang kredibel dan berintegritas.

Kritik kalangan pemuka Islam terhadap dunia pertelevisian cukup mencuat belakangan ini. Menjelang akhir 2016, Dewan Pertimbangan MUI memprakarsai gagasan perlunya kaum Muslim Indonesia membentuk sebuah stasiun televisi berskala nasional.

Ketua Dewan Pertimbangan MUI, Din Syamsuddin mengatakan, gagasan itu mencuat dalam Rapat Pleno Wantim MUI ke-13 belum lama ini. Di sana, para pimpinan ormas-ormas Islam merumuskan agenda strategis jangka pendek untuk tiga tahun ke depan.

Din mengusulkan sudah saatnya umat Islam Indonesia memiliki stasiun televisi dan media massa yang berwibawa dan berpengaruh. Bila perlu, menjadi trend setter dari kehidupan nasional. Untuk itu, terpikirkan segera memiliki stasiun televisi, katanya akhir tahun lalu.

Beberapa hal melatari gagasan tersebut. Di antaranya, kesadaran akan be sarnya potensi umat Islam Indonesia. Aksi Super Damai 2 Desember lalu, misalnya, merupakan bukti bahwa kaum Muslim bisa bersatu padu untuk menoreh sejarah.

Kemudian, Din melihat eksistensi stasiun-stasiun televisi masa kini. Masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan tersendiri.

Namun, menurut Din, begitu banyak kegiatan umat Islam yang bernilai positif kurang mendapatkan sorotan nasional. Selain itu, beberapa pemberitaan justru kurang proporsional terhadap Islam. Khusus untuk umat Islam, dipandang perlu ada stasiun televisi sendiri. Sehingga bisa menjadi sarana pencerdasan kehidupan umat.

Dalam waktu dekat, pihaknya menjajaki kemungkinan untuk membentuk stasiun TV bagi umat Islam. Beberapa persoalan akan dikaji. Misalnya, terkait perizinan, frekuensi, permodalan, dan manajemen.      rep: Hasanul Rizqa, ed: Nashih Nashrullah.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement