Toledo adalah kota cantik di Spanyol yang sarat dengan taburan situs-situs bersejarah nan eksotik. Eksotika itu benar-benar bisa dirasakan oleh siapa pun yang mengunjungi kota ini.
Saat menikmati jalanan yang berkelok-kelok di kota ini, Anda bisa melihat masjid, gereja, dan bangunan-bangunan lain yang berusia ratusan bahkan ribuan tahun. Toledo yang berjarak sekitar 70 km sebelah selatan Madrid, ditetapkan sebagai salah satu situs warisan dunia oleh UNESCO pada 1986. Anugerah tersebut diberikan lantaran kota ini dinilai memiliki warisan budaya dan sejarah yang tak ternilai, baik warisan Kekaisaran Romawi maupun peradaban Islam. Sentuhan peradaban Islam telah menjadikan Toledo sebagai kota yang indah, berbudaya, dan berilmu pengetahuan.
Toledo, atau Tulaytulah dalam bahasa Arab, telah berkilau sejak zaman Romawi (tahun 192 SM). Kala itu, Toledo menjadi pusat perdagangan dan pemerintahan salah satu provinsi Romawi, yakni Provinsi Tarraconensis.
Setelah Kekaisaran Romawi runtuh, Toledo dikuasai bangsa Visigoth dan menjadikannya sebagai ibu kota. Visigoth berkuasa di Toledo hingga bangsa Moor yang beragama Islam menaklukkan Semenanjung Iberia pada abad ke-8 (sekitar tahun 711).
Adalah Tariq bin Ziyad yang menaklukkan Semenanjung Iberia. Ia melanjutkan penaklukkannya dengan menguasai kota-kota lain, termasuk Toledo. Dari Toledo lah, Tariq bin Ziyad, dengan bantuan Musa bin Nushair, makin meluaskan penaklukkannya di Spanyol.
Selanjutnya, para khalifah Bani Umayyah memberikan perhatian khusus kepada Toledo. Mereka memantau kota ini dari Kordoba, ibu kota Andalusia. Pada masa kekuasaan Islam, Toledo dikenal sebagai kota dengan tingkat toleransi kehidupan beragama yang tinggi. Islam, Yahudi, dan Kristen hidup berdampingan secara harmonis.
Masyarakat yang sebelumnya hidup tidak teratur, selalu berpindah-pindah dan tak mengenal Tuhan berubah menjadi masyarakat madani, masyarakat yang berperadaban tinggi. Hal ini tampak dari lahirnya para ilmuwan, buku-buku pengetahuan, perguruan-perguruan tinggi, sistem pengairan, tata kota yang teratur, aman, dan tenteram.
Sejarah mencatat, Toledo berada di bawah kekuasaan Islam selama 373 tahun. Selain diwarnai dengan harmonisasi kehidupan beragama, masa kejayaan Islam di kota ini juga ditandai oleh berkembang pesatnya penerjemahan kitab-kitab ilmu pengetahuan. Ilmuwan Muslim, Yahudi, dan Kristen bekerja sama menerjemahkan beragam manuskrip ilmiah dari bahasa Arab ke dalam bahasa Latin. Karya-karya penting ilmuwan Romawi dan Yunani yang sempat hilang juga disalin kembali.
Namun, kedamaian dan keharmonisan itu luntur ketika Toledo dikuasai rezim Kristen. Pada 1085 M, Raja Castile, Alfonsi VI menduduki Toledo, dan jatuhlah kota ini ke tangan tentara Salib.
Meski akhirnya Toledo jatuh ke tangan penguasa Kristen, tak dapat dimungkiri peradaban Islam telah memberikan sumbangsih berharga untuk kota ini. Berkat Islam, kota ini pernah menjadi salah satu pusat ilmu pengetahuan di Andalusia. Tak heran, banyak warga Eropa yang berdatangan ke kota ini untuk menuntut ilmu.
Berbagai bidang ilmu pengetahuan berkembang di Toledo, mulai dari ilmu agama, sastra, seni, astronomi, sampai teknik. Di bidang agama, muncul sejumlah ulama terkemuka. Salah satunya, Abu Usman Said bin Abu Hind. Selain menjadi tokoh agama, Abu Usman juga pernah menjabat sebagai hakim. Ulama-ulama lainnya adalah Sulaiman bin Masrur, Ibnul Qisyari, Yahya bin Tsabit al-Fihri, Said bin Abdus, Abu Hind al-Ashbuhi, Isa bin Dinar al-Ghafiqi, Muhammad bin Waddah, Abu Bakar al-Umawi, Ibnu as-Syaikh, Ibnu Umar al-Juhani, Ibnu Isyun al-Azdi, Ibnu Jusyun al-Anshari, Ibnu Syanthir, Ibnul ar-Raj, Mahbub al-Khasyni, Abu Ishaq al-Fahmi, Ibnu Samiq, Judi bin Usman, Ibnu Damj, Al-Quwaides Ibnu Maimun, Ibnu Mas`ud al-Thulaithali, Al-Shaidalani, Al-Zarqani, Ibnul Baghunusy, Abul Mathraf al-Lakhmi, Ibnul Khayyath, At-Tamimi at-Thulaithali, dan masih banyak lainnya.
Di bidang sains, Toledo juga melahirkan banyak ilmuwan. Salah satunya yang terkenal adalah Al-Zarqali. Ia adalah ahli matematika dan astronomi termashur pada zamannya. Masyarakat Barat biasa menyebut Arzachel terhadap tokoh yang lahir pada 1029 M ini.
Di dunia Islam, ia dikenal dengan nama al-Zarqalluh atau al-Zarqallah. Kontribusinya bagi pengembangan astronomi modern sungguh sangat tak ternilai. Tak hanya menciptakan peralatan astronomi yang terhitung canggih pada zamannya, namun ia juga menciptakan sederet teori penting. Tak heran jika di kemudian hari masyarakat astronomi modern mengabadikan namanya sebagai nama salah satu kawah di bulan.
Pada akhir abad ke-11, al-Zarqali menemukan bahwa orbit planet berbentuk elips atau lonjong, bukan sirkular. Ia pun mampu membuat astrolabe, bahkan astrolabe ciptaannya tergolong paling bagus dibandingkan astrolabe-astrolabe lain yang pernah dibuat sebelumnya ataupun yang dibuat pada masa itu. Penemuan al-Zarqali lainnya adalah metode pembuatan jam di Toledo. Jam yang diciptakannya itu masih bisa berfungsi hingga 1135 M.
Toledo juga melahirkan ilmuwan-ilmuwan andal lainnya. Sebut saja, misalnya, al-Waqidi dan al-Tugibi yang ahli di bidang matematika, Ibnu al-Attar yang pakar di bidang ilmu ukur, dan Ibnu Hamis yang menguasai ilmu astronomi. Ada pula Muhammad Ibnu al-Safar yang pada 1029 juga menciptakan astrolabe. rep:c64 ed: wachidah handasah