Selasa 24 Jun 2014 13:52 WIB

Intensifkan Bimbingan Ibadah Haji

Red:

JAKARTA — Kementerian Agama (Kemenag) diminta mengintensifkan bimbingan pelaksanaan ibadah haji kepada para calon jamaah haji (calhaj). Caranya, dengan memaksimalkan tenaga di Kantor Urusan Agama (KUA) tiap kabupaten/kota dan provinsi untuk memberikan penyuluhan secara intensif dan maksimal.

"Jangan seperti tahun lalu, dirapel, maksudnya bimbingan haji dan manasik hanya tiga sampai empat kali pertemuan sekaligus," kata Komisioner Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPHI) Syamsul Maarif kepada Republika, Senin (23/6).

Berkaca dari pengalaman tahun lalu, Syamsul mengungkapkan, tak sedikit jamaah yang tidak mengerti tata cara pelaksanaan ibadah haji sesampainya di Tanah Suci. Bahkan, pengetahuan yang paling mendasar pun, seperti tata cara thawaf dan sai, banyak jamaah yang tidak tahu. Karena itu, pada hari-hari persiapan ini Kemenag harus memperhatikan dan memprioritaskan masalah bimbingan ibadah haji kepada para calhaj.

Menteri Agama (Menag), menurut Syamsul, juga harus terus mengevaluasi perkembangan persiapan penyelenggaraan ibadah haji di semua aspek, misalnya pemondokan, konsumsi, transportasi, kesehatan, dan lainnya."Persentase kesiapan masing-masing bidang harus dilaporkan agar ketahuan progresnya. Semua persiapan itu harus diupayakan selesai sebelum Syawal."

Syamsul mendapat informasi bahwa persiapan transportasi belum selesai. Padahal, jarak pemondokan jamaah dengan Masjidil Haram diperkirakan cukup jauh, minimal tiga kilometer. Karena itu, persiapan transportasi harus diperhatikan. Ia berharap pemerintah dapat menjamin layanan transportasi bisa beroperasi 24 jam.

Pemerintah, Syamsul menambahkan, juga harus tegas dalam pemilihan penyedia jasa katering. "Katering yang tahun lalu bermasalah, jangan lagi dipakai. Kalau bisa, ganti dengan yang baru, yang bisa melayani konsumsi jamaah dengan baik," ujarnya.

Syamsul tidak ingin kejadian pada tahun-tahun lalu terulang, misalnya jamaah diberi menu roti pada malam hari, padahal roti seharusnya diberikan pada pagi hari. "Kalau bisa, cari katering yang memberikan menu nasi."

Kesiapan layanan kesehatan pun harus mulai diperhatikan. Cek ulang kondisi alat-alat kesehatan yang akan digunakan di Tanah Suci. "Periksa lagi, takut ada yang karatan atau sudah rusak. Jangan sampai ketika akan digunakan, alatnya malah rusak."

 

Saat dikonfirmasi hal tersebut, Direktur Jenderal  Penyelenggaraan Haji dan Umrah Abdul Djamil mengatakan, sampai saat ini pemerintah masih melakukan persiapan lanjutan di segala bidang. "Kalau ditanya masalah kesiapan di bidang ini itu sudah berapa persen, saya tidak bisa jawab secara akurat," katanya. 

Ia mengungkapkan, persiapan sudah dilakukan oleh tim, baik yang ditugaskan di Arab Saudi maupun tim yang ditugaskan untuk melakukan negosiasi harga di semua bidang persiapan. Tim juga bertugas mengecek seluruh layanan, misalnya pemondokan, makanan, bimbingan ibadah haji, dan transportasi.

Mengenai bimbingan ibadah haji kepada para calhaj sebelum berangkat ke Tanah Suci, Abdul menyatakan akan menampung semua saran dari berbagai pihak yang berkenaan dengan manasik. "Akan kita perhatikan," ujarnya.

Manasik, ia menambahkan, dilaksanakan di tingkat KUA kecamatan dan kabupaten. Selain itu, calhaj juga dapat belajar manasik dari pemuka agama setempat.

Terkait pelunasan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH), ia menjelaskan, sampai hari ini jumlah calhaj yang telah melunasi mencapai 50 persen. "Sekarang sudah berjumlah 90 ribu jamaah yang melunasi alias setengahnya," kata Kepala Sub Bagian Pengembangan Database Haji Sistem Informasi dan Komunikasi Haji Terintegrasi (Siskohat) Kemenag, Nurhanudin. rep:c78 ed: wachidah handasah

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement