Jumat 27 Jun 2014 13:03 WIB

Mari Berbukalah dengan yang Manis

Red:

Berbukalah dengan yang manis. Begitu anjuran yang kerap didengar. Maka, setiap kali menjelang Ramadhan, para ibu biasanya merancang beragam menu takjil untuk berbuka. Mulai dari kolak, es buah, bubur manis, dan kurma. Hal ini berkaitan dengan keyakinan bahwa memakan buah kurma saat berbuka merupakan sunah Rasulullah SAW. 

Bagi orang berpuasa, mengonsumsi makanan atau minuman manis saat berbuka memang bermanfaat. Menurut ahli gizi klinik Dr dr Fiastuti Witjaksono MSc SpGK, saat berpuasa tubuh tidak mendapat asupan makanan selama 14 jam, yakni sejak selesai sahur hingga Maghrib. Hal ini menyebabkan penurunan kadar gula dalam darah. Padahal, gula diperlukan sebagai sumber energi dalam tubuh.

Karena menurunnya kadar gula (glukosa) darah tersebut, kata Fiastuti, orang berpuasa lemas, bahkan pusing, pada pukul tiga atau empat sore. ''Reaksi tersebut disebabkan cadangan energi dalam tubuh yang habis,'' kata ahli gizi dari Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta.

Nah, pada saat berbuka, tubuh mengganti energi yang berkurang. Di sinilah, berbuka dengan makanan atau minuman yang manis menjadi penting. Tujuannya, untuk memulihkan kadar gula darah yang menurun setelah 14 jam berpuasa.

 

Namun, Fiastuti mengingatkan, makanan dan minuman manis sebaiknya dikonsumsi saat berbuka, yakni mengembalikan kadar gula darah. Sebaliknya, saat sahur, tidak dianjurkan untuk banyak mengonsumsi makanan atau minuman manis. Mengapa begitu?  

Ia menjelaskan, sahur adalah proses menampung energi bagi tubuh untuk berpuasa selama 14 jam. Jika saat sahur banyak mengonsumsi makanan atau minuman manis, kadar gula darah naik dengan cepat. Kenaikan gula darah yang cepat merangsang tubuh mengeluarkan insulin dengan cepat pula. ''Setelah itu, gula darah turun lagi dan menimbulkan lapar,'' katanya kepada Republika, Selasa (24/6).

 

Saat sahur, ia menganjurkan mengonsumsi makanan lengkap, yani yang mengandung karbohidrat kompleks , protein, lemak, dan sumber serat. Menurut dia, makanan lengkap yang mengandung serat penting dikonsumsi saat sahur. ''Hal ini agar lapar tidak muncul cepat atau membuat kenyang bertahan lebih lama.''

Satu hal lagi, jangan lupa memperbanyak minum air putih saat sahur. ''Minumlah lebih banyak saat sahur, sekitar tiga gelas.''

Pentingnya mengasup bahan makanan manis saat berbuka juga dikatakan ahli gizi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Ahmad Syafiq PhD. Menurut dia, makanan atau minuman manis mengandung glukosa dan karbohidrat dalam bentuk sederhana. ''Susunan kimianya yang disebut karbohidrat sederhana, memudahkan untuk dipecah dan dimanfaatkan sebagai sumber energi tubuh," katanya.

 

Karena itu, dari sudut pandang gizi, mengonsumsi asupan manis saat berbuaka puasa sangat dianjurkan. Tujuannya, agar tubuh segera kembali bugar. Tapi, perlu diingat, jangan mengonsumsi asupan makanan atau minuman manis berlebihan. Dalam hal ini, diimbangi dengan asupan makanan lain sesuai pedoman gizi seimbang.

Pilihan yang baik

Di antara pilihan sumber asupan manis untuk buka puasa, kurma adalah pilihan yang baik. Selain telah dicontohkan Rasulullah, mengonsumsi kurma saat berbuka juga bermanfaat karena dapat mengganti energi dengan cepat.

 

''Kandungan gula dalam kurma menggantikan energi tubuh secara cepat,'' kata Fiastuti.

Sebetulnya, lanjut Fiastuti, nasi mengandung zat yang dapat diubah menjadi gula. Tapi, proses penyerapannya menjadi energi membutuhkan waktu lama. Sebab, nasi merupakan sumber karbohidrat kompleks yang memerlukan proses pencernaan lama.

Selain dikonsumsi langsung, buah kurma juga bisa sebagai pengganti gula. Misalnya, Fiastuti mencontohkan, kurma digunakan sebagai pemanis jus. Caranya, campurkan kurma dengan buah-buahan lain, lalu haluskan hingga menjadi jus. ''Cara ini bisa menjadi alternatif mengurangi konsumsi gula berlebihan."

Sementara, Ahmad mengingatkan, untuk memperhatikan tanggal kedaluwarsa kurma kemasan.  ''Apalagi, jika kurma kemasan dimasukkan dalam paket Lebaran.'' Kecermatan seperti itu juga berlaku saat Anda membeli makanan kemasan lainnya.

Selain mencermati tanggal kedaluwarsa, Ahmad menganjurkan memilih kurma yang segar, belum mengalami perubahan warna, dan tidak berjamur.

***

Ragam Olahan Kurma

Di Indonesia, kurma banyak dijual dan dikonsumsi dalam bentuk manisan. Ada yang dijual dalam kemasan dan kiloan.

Masyarakat Indonesia umumnya mengonsumsi kurma secara langsung, tanpa diolah Hal ini berbeda dengan kebiasaan masyarakat Timur Tengah, Afrika Utara, dan Turki. Di sana, kurma dinikmati dalam berbagai cara. Ada yang menyantapnya setelah diolah bersama nasi briyani, ada pula yang diolah dengan yoghurt.

 

Jika bosan menyantap kurma secara langsung, cobalah kreasikan kurma menjadi beragam sajian. Sebagai salah satu bahan pangan, kurma luwes diolah menjadi beragam makanan menggoda selera. Bisa mencampurkan kurma dengan daging kambing, nasi, agar-agar, dan beragam buah. Bisa juga membuat cake dan brownies kurma. Jangan khawatir, meski rasanya manis, kurma bisa dipadukan dengan bahan lain yang bercita rasa gurih atau asin. Selamat berkreasi. rep:c73 ed: wachidah handasah

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement