Umat Islam menyambut datangnya bulan puasa dengan beragam cara. Hal ini sebagai cermin kerinduan umat kepada bulan suci Ramadhan.
Di daerah Sunda, terkenal istilah munggahan. Tradisi ini sering kali dilakukan sehari menjelang datangnya puasa. Pada momen tersebut biasanya warga mengadakan kegiatan makan bersama dengan keluarga, kerabat, maupun tetangga.
Biasanya warga memasak makanan, kemudian akan dibagikan ke tetangga di sekitar rumahnya maupun juga ke sanak saudaranya. Tak jarang juga beberapa kelompok warga pergi ke suatu tempat, kemudian mereka makan bersama dengan masakan yang telah dibuatnya di rumah masing-masing.
Jenis makanan yang dimasak bermacam-macam, tergantung kemampuan. Kebanyakan warga memasak nasi dengan berbagai macam lauk, seperti ayam atau daging sapi, atau ada juga yang mempergunakan telur. Menjelang siang hari, makanan yang sudah selesai dimasak dari pagi itu dibagikan kepada tetangga dan saudara.
Asep Suryana, warga Cihideung, Tasikmalaya, Jawa Barat, mengatakan, sebenarnya inti adanya tradisi munggahan, yakni mengajarkan saling berbagi. "Misalnya, pada hari pertama puasa ada yang tidak mempu membeli daging sapi atau daging ayam. Maka dengan pemberian tetangganya, dia bisa merasakan juga daging sapi," kata Asep.
Dalam perkembanganya, munggahan tidak hanya dilakukan di tempat tinggal, tetapi juga ke sejumlah objek wisata. Di Sukabumi, lokasi yang paling banyak dikunjungi menjelang puasa, yaitu Pantai Palabuhan Ratu. "Pada momen munggahan, banyak pengunjung yang datang ke pantai," ujar Kepala Sekretariat Badan Penyelemat Wisata Tirta (Balawista) Palabuhan Ratu, Asep Rusmana, belum lama ini.
Kebiasaan ini, Asep mengatakan, sudah berlangsung sejak lama. Ketika munggahan berlangsung, warga memadati objek wisata pantai untuk berkumpul bersama dengan keluarga menyambut datangnya bulan puasa. Untuk datang ke pantai, warga menggunakan sejumlah kendaraan berbagai jenis. Mulai dari kendaraan bak terbuka, angkutan umum, hingga mobil pribadi dan sepeda motor.
Khusus pada munggahan kali ini, Asep mengatakan, jumlah pengunjung akan lebih banyak dibandingkan biasanya. Hal ini karena adanya momen liburan sekolah yang bersamaan dengan masa munggahan.
Petugas penjaga pantai pun sudah disiapkan untuk menjaga keselamatan dan keamanan warga saat berada di lokasi wisata. Mereka terutama di tempatkan di lokasi yang rawan terjadi kecelakaan laut.
Salah seorang warga Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Dendi Nugraha (34 tahun), mengungkapkan, kebiasaan munggahan ke objek wisata pantai jelang puasa memang sudah jadi agenda rutin. "Sebelum puasa, memang tidak lengkap kalau tidak munggahan ke pantai," ujarnya.
Namun, menurut Dendi, sebagian warga lainnya ada juga yang memilih makan-makan di rumah salah seorang warga. Intinya, saat munggahan merupakan terciptanya kebersamaan dengan keluarga dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. rep:c61/riga nurul iman ed: andi nur aminah