Selasa 08 Jul 2014 17:00 WIB

Saat Allah Jamin Pinjaman

Red: operator

Islam mengajarkan umatnya bersikap jujur, menepati janji, dan melunasi utang. Salah satu kisah dalam sejarah menggambarkan pertolongan Allah SWT kepada hamba-Nya yang jujur dan menepati janji. Kisah tersebut termaktub dalam hadis Bukhari Muslim yang dikisahkan Abu Hurairah ra.

Suatu hari, seorang laki-laki kalangan Bani Israil datang kepada orang dari Bani Israil yang lain. Ia hendak meminjam uang 1.000 dinar untuk memenuhi kebutuhannya. Si pemberi pinjaman berkata kepada peminjam, “Datangkanlah para saksi. Saya minta mereka bersaksi.”

Orang yang meminjam kemudian berkata, “Cukuplah Allah SWT menjadi saksi.” Si pemberi pinjaman tak langsung percaya. Ia pun berkata lagi, “Bawakanlah seorang penja min.” Orang yang meminjam pun berkata lagi, “Cukuplah Allah SWT menjadi penjamin.” Si pemberi pinjaman pun percaya dan berkata, “Engkau benar.” Setelah berkata demikian, ia memberikan uang 1.000 dinar ke pada peminjam. Ia menentukan ba tas waktu agar si peminjam me ngembalikan uang pinjamannya.

 

 

 

 

 

 

Foto:Prayogi/Republika

Uang Dolar

 

Si peminjam pergi mengarungi lautan membawa uang 1.000 dinar dari sahabatnya kaum Bani Israil tersebut. Ia pergi selama beberapa hari untuk menyelesaikan urus annya. Ketika urusannya selesai, waktu untuk mengembalikan uang pun tiba. Si peminjam mencari kendaraan agar kembali ke tempat pemberi pinjaman. Setelah menunggu sekian lama, kendaraan yang dinanti tak datang. Ia pun bimbang. Ia berusaha mencari ide bagaimana caranya mengembalikan uang tersebut.

Tak lama kemudian, ia melihat kayu. Dia lantas mengambil kayu tersebut dan melubanginya. Diselip kannya uang 1.000 dinar seperti yang ia janjikan kepada pemberi pin jaman pada lubang kayu tersebut.

Ia kemudian berkata dengan sungguh-sungguh, “Ya Allah! Sung guh, Engkau mengetahui bahwa saya meminjam 1.000 dinar kepada si fulan, lalu dia meminta penjamin kepadaku dan saya berkata, ‘Cukup lah Allah SWT sebagai penjamin.’ Dia pun ridha karena Engkau. Dia juga meminta saksi, lalu saya ber kata, ‘Cukuplah Allah SWT menjadi saksi.’ Dia pun ridha karena Engkau. Sesungguhnya, saya bersusah payah menemukan kendaraan untuk mengantarkan utang kepada pemiliknya, tapi tak juga ditemukan. Sungguh, saya menitipkan kayu ini kepada-Mu.”

Si peminjam melepaskan kayu itu ke air. Kayu itu pun tenggelam dan timbul kembali, lalu bergerak perlahan mengarungi lautan. Tak selesai sampai di situ, ia tetap ber upaya mencari kendaraan untuk pergi menemui si pemberi pin jaman.

Sementara itu, pemberi pin jaman menanti-nanti kedatangan si peminjam. Tapi, tak ada satu pun kendaraan datang. Ia kemudian menemukan sebuah kayu terapung di dekatnya. Diambilnya kayu terse but untuk dijadikan kayu bakar. Ketika ia menggergaji, didapatinya uang 1.000 dinar terselip di tengah kayu. Selang beberapa waktu, datang lah si peminjam kepadanya. Ia me nyerahkan 1.000 dinar seraya ber kata, “Demi Allah, saya bersusah pa yah mencari kendaraan untuk menyerahkan piutangmu. Ternyata, saya tidak menemukan kendaraan sebelum datang sekarang ini.”

Lelaki yang meminjamkan uang kemudian bertanya, “Apakah eng kau pernah mengirimkan sesuatu padaku?” Si peminjam pun menjawab, “Sudah kukatakan bahwa aku tidak menemukan kendaraan sebelum datang kemari.” Pemberi pinjaman pun takjub dan berkata, “Allah mengantarkan sesuatu yang engkau kirimkan melalui kayu dan mengalir dengan membawa 1.000 dinar.” rep:c92 ed: a syalaby ichsan

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement