Jumat 11 Jul 2014 14:21 WIB

Belajar Puasa

Red:

Keberanian mualaf Tionghoa untuk menunaikan ibadah puasa bukan tanpa rintangan. Banyak di antara mualaf tersebut berpuasa sembunyi-sembunyi karena takut ketahuan keislamannya dari keluarga.

Sebuah lembaga komunitas Mualaf Tionghoa, Yayasan Haji Karim Oei, sudah membina para mualaf sejak tahun 1997. Humas Yayasan Haji Karim Oei Yusman Iriansyah mengungkapkan, proses komunitas Tionghoa untuk masuk Islam berbeda-beda. Sebagian besar menyembunyikan keislamannya dari keluarganya.

Di sisi lain, ujarnya, ada pula mualaf yang puasa dan sahur secara sembunyi di dalam kamarnya. Mereka malu karena belum kuat menahan lapar dan dahaga.

Oleh karena itu, pihaknya tidak menekankan kepada mereka untuk langsung melaksanakan ibadah puasa secara sempurna. Yayasan hanya mengenalkan terlebih dahulu kepada para mualaf jika puasa merupakan salah satu anggota rukun Islam yang wajib ditaati.

"Kami menekankan pada mempertahankan akidah Islam dan tauhid dahulu. Kalau bis,a langsung puasa boleh," ujar Yusman.

Di sisi lain, ia mengungkapkan, ada mualaf yang memang sudah tidak asing dengan puasa. Mereka bahkan telah mencoba puasa sunah Senin dan Kamis. Menurut Yusman, terdapat mualaf yang mengatakan bahwa puasa itu nikmat.

Para mualaf merasakan banyak manfaat dari puasa, seperti belajar menahan makan dan minum."Terhadap yang halal saja bisa menahan apalagi yang haram," kata salah seorang mualaf, seperti diungkapkan oleh Yusman.

Kemudian pada sepuluh hari terakhir, yayasan juga membuka iktikaf di Masjid Lautze. Umumnya, menurut Yusman, iktikaf diisi dengan diskusi dan membaca Alquran.

Selain itu, ia menambahkan, komunitas mualaf tersebut sering kali menjadi tujuan safari Ramadhan selama bulan suci. Mereka juga sering mendapat undangan berbuka puasa bersama oleh tokoh atau pejabat pemerintah. Hal itu, menurutnya, dapat membuat para mualaf merasa diterima dan juga membesarkan hati mereka.

Yusman mengungkapkan, para mualaf yang sedang belajar berpuasa tersebut pada hakikatnya tengah mencari konsep ketuhanan. Pada umumnya, mereka tidak puas dengan agama yang dianut sebelumnya dan akhirnya menemukan Islam. Agama ini pun mereka peluk hingga akhir hayat. rep:c73 ed: a syalaby ichsan

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement