Sabtu 12 Jul 2014 16:00 WIB

Donasi untuk Gaza Mengalir

Red: operator

Mestinya sumbangan buat Palestina tak hanya saat ada serangan.

JAKARTA -- Sumbangan ke manusiaan masyarakat untuk warga Gaza, Palestina, mulai mengalir. Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Henry Hidayatullah mengatakan, sumbangan berdatangan pasca serangan Israel ke Gaza pada Selasa (8/7).

"Kami mengapresiasi gerakan sumbangan ini, tetapi semoga ke depannya tidak tunggu ada serangan dulu baru ramai-ramai bertindak," kata Henry, Jumat (11/7). Ia beralasan, kemungkinan letupan dan serangan ke Gaza tidak dapat diprediksi dan bersifat jangka panjang.Ia meminta masyarakat menyumbang secara teratur.Misalnya, setiap bulan atau ketika ada rezeki berlebih.

Menurut dia, ini merupakan fenomena yang harus sama- sama dikaji dan dievaluasi. Di satu sisi, MER-C tak mengharapkan agresi seperti ini terjadi.

Namun di sisi lain, respons masyarakat untuk menyumbang justru terkatrol dengan adanya kejadian ini. Henry mengungkapkan, respons masyarakat menyalurkan dana melalui MER-C hampir mirip seperti pada 2008-2009.

Saat itu, ada peningkatan sumbangan secara signifikan setelah terjadi serangan ke Gaza. "Tadi saya evaluasi, beberapa bank mengalami hang karena peningkatan sumbangan yang signifikan," kata Henry menegaskan.

Total sumbangan sementara yang terhimpun oleh MER-C setelah terjadi agresi Israel mencapai sekitar Rp 1 miliar. Henry menambahkan, ia sempat berkampanye dengan membuat iklan yang mengimbau masyarakat tidak menunggu bencana dulu baru menyumbang.

Tapi, mungkin imbauan tersebut belum mengena di masyarakat. Ia mengatakan, dalam memberikan bantuan untuk Gaza, MER-C telah membangun Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Gaza. Sejak awal 2014, MER-C menggalang dana untuk pengadaan alat kesehatan rumah sakit.

Pascaserangan, kata dia, kondisi RSI yang jaraknya hanya 40 meter dari lokasi serangan, mengalami  kerusakan.Beberapa kaca pecah dan langit-langit rusak. Namun, struktur bangunan keseluruhan tidak ada kerusakan berat.

Melihat kondisi tersebut, Henry memprediksi, biaya perbaikannya tidak akan terlalu besar. RSI Gaza ditargetkan dapat diserahkan kepada masyaralat Palestina dan dioperasikan pada akhir 2014 atau paling lambat pada awal 2015.

Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT) Ahyudin mengatakan, solidaritas umat Islam, khususnya saat Ramadhan yang berbarengan dengan musibah kemanusiaan di Gaza, jauh lebih meningkat. Ramadhan besar pengaruhnya terhadap kedermawanan umat Islam.

Saat Ramadhan, kata dia, umumnya masyarakat memiliki stamina ruhiyah yang sangat tinggi. Ia menambahkan, sejak Rabu lalu, sekitar 10 ribu orang memberikan infak dan sedekahnya sebagai bantuan untuk warga Gaza.

Angka ini tidak pernah terjadi pada kasus bencana serupa di Tanah Air. Ini menunjukkan antusiasme masyarakat begitu besar. Hingga saat ini, dana yang terkumpul sudah melampaui Rp 5 miliar.

Sosialisasi penggalangan dana dilakukan melalui iklan dan media sosial.

ACT juga menyiapkan relawan bantuan untuk dikirimkan ke Gaza. Pada Jumat, lembaga ini mengirimkan sekitar lima relawan ke Gaza melalui Mesir. "Ini misi kemanusiaan, di sana tidak memanggul sen jata," katanya.

Pemberangkatan relawan bergelombang.Selanjutnya, akan disiapkan tim relawan kedua untuk diberangkatkan ke sana. Bantuan yang dibawa relawan adalah pangan, obat-obatan, dan genset karena kondisi Gaza saat ini gelap gulita.Dompet Dhuafa yakin pada Ramadhan ini, masyarakat semakin tergerak untuk membantu warga Gaza. "Kami mengajak semua membuka hati karena yang terjadi di Gaza sudah di luar kemanusiaan," kata Koordinator Penghimpunan Dana Gaza Boy Mareta.

Ia menjelaskan, Dompet Dhuafa membawa dana awal sebesar Rp 300 juta ke Gaza dan akan terus bertambah. Satu relawan lembaga ini akan ke Gaza untuk membawa bantuan yang terhimpun. "Bantuan fokus pada keter sediaan makanan dan pengobatan." rep:c73/c78/c91 ed: ferry kisihandi

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement