Ahad 13 Jul 2014 14:00 WIB
pengalaman

Noor Al-Kautsar Nikmat Mendekati Allah

Red: operator

Bagi Noor Al-Kautsar alias Ucay, mendekati Allah memberinya kenikmatan dan berkah yang tidak putus-putus. Ia mengawali langkah awal pendekatan itu dengan mengundurkan diri sebagai vokalis band kenamaan asal Bandung Rocket Rockers pada awal 2013.

Lantas, ia memulai kehidupannya dari nol lagi. "Sekarang lagi sibuk berjual an sepatu dan ayam suwir, nyanyi sekali-kali saja, itu pun harus dilihat dulu menyanyi untuk acara apa," katanya saat ditemui di sela acara komunitas Muslim di Jakarta beberapa waktu lalu.

Ketika memutuskan resign dari dunia band dan rock and roll, sejumlah pihak terkejut, bahkan menyayangkan sikapnya itu. Terhitung 1 Januari 2013, setelah 13 tahun berkarier bersama Rocket Rockers, Ucay konsisten dengan pilihannya.

Alasannya, karena ia kerap galau dan gelisah dalam menjalankan profesinya yang dirasa menuai lebih banyak mudharat daripada manfaat. Ia juga ingin segera meraih ketenangan hati dengan mendekat kepada-Nya.

Ia mengungkapkan, ketika masih menjadi vokalis band dan manggung di sejumlah acara kafe dan klub, ia kerap merasa gelisah terhadap situasi di sekelilingnya. Ia kerap mengimbau para penggemar agar menjauhi obat-obatan dan minuman keras.

Namun, ia merasa keberadaannya saat itu lebih banyak mengundang mudharat dari pada manfaat. "Sering kontra sama hati, otomatis saya juga mengajak mereka ke arah yang jelek,"ujar nya. Puncak kegelisahannya yakni ketika manggung di Yogyakarta pada 2012.

Kala itu, bandnya diundang untuk mengisi acara launching bisnis clothing di salah satu klub daerah tersebut. Saat manggung, tiba-tiba saja ada perempuan bule yang naik panggung dan melakukan self diving.

Perempuan itu, kata Ucay, menjatuhkan dirinya dari atas panggung ke kerumunan penonton yang kebanyakan laki- laki. "Tiga kali dia begitu," kenangnya.

Ha ti Ucay pun berontak. Melihat perilaku tersebut, ia merasa bersalah karena secara tidak langsung membuat orang maksiat.

Setelah acara, di tengah perjalanan ke Bandung, ia pun mengirimkan surat elek tronik pada manajemennya. Ia mantap mengundurkan diri dari band. Diakui nya, ia sempat gundah karena ke putusan nya itu membuatnya kehilangan banyak hal.

Sebab sejak kecil, ia telah akrab dengan hal-hal berbau musik dan memang menggemarinya. "Passion saya di musik," ujarnya. Sejak kecil, ia mengaku telah dicekoki musik, diarahkan untuk belajar alat musik, dan banyak bertemu orang-orang yang concern di dunia musik.

Tak hanya itu, Ucay juga sempat menjadi wartawan untuk majalah musik dan banyak menulis artikel tentang musik.

Singkat kata, musik telah mendarah daging di jiwanya. "Kalau kata Anang Hermansyah, saat itu separuh jiwaku pergi," katanya sambil terkekeh.

Namun, atas pilihannya itu, ia sama sekali tak menyesal. Sebab, ia yakin Allah akan memberinya kekuatan. Ia juga perca ya janji-Nya, barang siapa mening galkan sesuatu karena Allah, maka ia akan menggantinya dengan yang lebih baik.

Terbukti, seiring berjalannya waktu, ia merasa mendapat lebih banyak kenikmatan dan ketenangan jiwa, setelah memutuskan untuk mendekat kepada Allah.

Setelah keluar dari band, ia mulai kembali merintis bisnis yang memang sudah lama berjalan, yaitu College Star, FYC, dan Ayam Suwir Honje.

"Bisnis yang bagus itu diawali dengan minta izin orang tua lalu mulai mencari rekan yang satu akidah, agar uang yang dikelola berada dalam koridor halal, jangan mikirnya ingin memberi kejutan dan kesuksesan ke orang tua tapi lupa minta ridha mereka," ujarnya.

Dulu, kata dia, ketika menjalankan bisnis, kerap kali ia kena tipu, entah uang atau barang yang dibawa kabur. Ia menduga, kerugian demi kerugian yang menimpa bisnisnya disebabkan dari cara memperolehnya yang memang tidak diridhai Allah.

Ia pun berusaha bangkit dan kembali mempelajari ilmu dagang yang sesuai syariat Islam. Dari sanalah, Ucay mulai menemui ketenangan dan kenyamanan.

Saat ini, misi hidupnya pun sederhana, ia hanya ingin berusaha dan bekerja untuk akhirat.

Apalagi di momen Ramadhan, ia harus memanfaatkannya dengan lebih merapat kepada Sang Khalik. "Kalau tujuannya untuk Allah, sehari dapat Rp 50 ribu juga nikmat. Apa pun dilakukan dengan tujuan akhirat itu akan nikmat," pungkasnya. rep:c78 ed:ferry kisihandi

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement