Selasa 15 Jul 2014 14:30 WIB

Puasa Itu Menyehatkan

Red:

Bukan rahasia lagi bila puasa dapat menyehatkan tubuh. Para dokter pun menyetujui pernyataan itu. Berdasarkan penelitian Dr Ebrahim Kazim dari Trinidad Islamic Academy dengan menggunakan EEG (perekam gelombang otak) menunjukkan bahwa puasa membuat tidur lebih berkualitas atau deep sleep, sehingga berpengaruh pada perbaikan tubuh dan otak.

Dalam situs UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr Ir Syopiansyah Jaya Putra pun mengungkapkan manfaat puasa bagi kesehatan. Ia mencontohkan, seseorang hanya tidur beberapa jam sebelum sahur, dibandingkan bila tak berpuasa. Tapi, kondisi itu justru memperlancar metabolisme tubuh.

Mantan Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Jakarta tersebut juga menjelaskan, ada lima fase saat tidur, seperti terjaga, mulai kantuk, tidur, serta bangun tidur. Menurutnya, kelima fase memancarkan getaran dalam diri yang berguna untuk menyehatkan tubuh.

Nurlela Fitriana (24), misalnya, termasuk salah seorang yang merasa lebih sehat saat puasa. Meski begitu, ia tak memungkiri, setiap siang perutnya terasa lapar, membuatnya tergoda ingin membatalkan puasanya. Tapi, karyawan perusahaan travel ini berusaha meluruskan niat. "Lapar sekali kalau puasa. Tetapi, malah lebih semangat bekerja, badan lebih ringan," tuturnya.

Setiap hari, Lela berangkat kerja dari Bekasi pukul 06.00 WIB menggunakan kereta menuju Senayan. Kemudian, ia pulang pukul 17.00 WIB dan harus berdesakan lagi di kereta. Kondisi semacam itu membuatnya sering sakit, seperti flu, vertigo, bahkan demam. Tetapi, saat Ramadhan penyakit tersebut tak muncul.

"Tubuh terasa lebih segar, walaupun lapar. Kepala sudah jarang pusing," ujar perempuan berkerundung ini.

Ia percaya, ada keajaiban dalam puasa yang membuat seseorang bisa bertahan mengerjakan segala aktivitas walau tak makan dan minum. Bahkan, Lela mengaku, pencernaannya lebih lancar selama berpuasa.

Dokter Yeni Purnamasari dari Layanan Kesehatan Cuuma-Cuma Dompet Dhuafa (LKC DD) menjelaskan, puasa memang dapat membersihkan segala racun dalam tubuh, seperti kolesterol jahat, lemak jahat, kalori berlebih, radikal bebas, dan lainnya. "Setiap hari, kolesterol menumpuk dalam tubuh. Maka, ketika organ beristirahat saat puasa, proses pembersihan atau detoksifikasi terjadi," ungkapnya.

Ia juga menegaskan, berpuasa terbukti menurunkan risiko penyakit yang berhubungan dengan pembuluh darah, seperti jantung. Hal itu dikarenakan organ yang tak bekerja keras saat puasa, berkesempatan melakukan detoksifikasi secara sempurna, sehingga daya tahan tubuh pun meningkat. Berbeda dengan orang yang tak puasa, organ mereka terus bekerja keras, sehingga proses detosifikasi sulit terjadi.

Meski begitu, Yeni menyarankan, untuk tetap mangatur pola makan dan kadar air yang masuk ke tubuh. "Bila pola makan berantakan saat puasa, maka hasil sehat dari puasa pun tak bisa dirasakan, akan sama saja," jelasnya.

Yeni juga mengingatkan agar seluruh Muslim tetap meluruskan niat ketika berpuasa. Keyakinan niat adalah kunci utama yang membuat puasa menyehatkan tubuh. Ini  karena proses penyeimbangan tubuh atau autolisis akan lebih lancar. rep:c91 ed: anjar fahmiarto

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement