Jumat 18 Jul 2014 12:00 WIB

Tergoda Olahan Bakar Pedas

Red:

Pedas dan bikin berkeringat. Itulah cita rasa makanan yang disukai banyak orang Indonesia pada tahun-tahun terakhir ini. Alhasil, muncullah tempat-tempat makanan yang menyajikan menu-menu ''pembakar lidah'' tersebut.

Anda juga penyuka makanan pedas? Hmmm … kalau begitu Festival Bakar Pedas yang digelar di pelataran parkir utara Mal Artha Gadhing, Jakarta Utara, layak Anda sambangi.  Festival berlangsung pada 4-20 Juli 2014.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Rusdy Nurdiansyah/Republika

Menu Makanan Pedas (Illustrasi)

Berbuka bersama teman atau keluarga sembari menikmati sajian bercita rasa pedas tentu sangat seru. Lebih istimewa lagi, sebagian besar sajian pedas dalam festival ini diolah dengan cara dibakar. Wah … sangat menggoda.

Menyambagi festival ini, boleh jadi Anda akan sedikit bingung menentukan pilihan. Ya, karena banyak gerai yang menawarkan menu bakar pedas dan semua terlihat menggoda selera. Tapi, jangan bingung berlama-lama. Mari kita sambangi salah satu gerai yang menyajikan ragam masakan khas Manado. Warung Bakoe Dapa Ci'mey, begitu nama gerai itu.

Mengawali buka puasa, Anda bisa cicipi dulu aneka kue khas Manado, mulai dari panada, apang, biapang, lalampa, dan balapis. Setelah itu, mulailah menyantap makanan pedas yang tersohor dari kota ini. Ada cakalang rica-rica, ikan dabu-dabu, ayam bakar Manado, dan masih banyak lagi.

Sesuai namanya, pemiliki gerai ini adalah Ci'mey, seorang wanita asal Manado. Sepuluh tahun sudah menjalani usaha kuliner khas Manado, ia mengaku, kerap mengikuti festival kuliner di Jakarta. Bahkan, pada 2012 usaha kulinernya menyandang predikat sebagai penyaji kuliner terbaik.

Ci'mey mengakui, masakan Manado umumnya bercita rasa pedas dengan sambal yang terkenal, dabu-dabu. Untuk para pelanggannya, ia, antara lain, menyajikan ikan dabu-dabu. Sajian ini terbuat dari ikan tude, sejenis ikan kembung, yang dibakar dan disajikan dengan sambal dabu-dabu. Dabu-dabu adalah sambal dibuat dari irisan tomat hijau, cabai, bawang merah, air jeruk, dan minyak panas.

Ci'mey juga menyuguhkan cakalang rica-rica, yaitu ikan tongkol yang dibakar dan disiram dengan sambal rica. Ada lagi ayam bakar khas Manado. Ayam bakar olahannya, kata Ci'mey, dibakar menggunakan batok tempurung.  ''Ini supaya aromanya wangi,'' tuturnya.

Sembari dibakar, ayam diolesi dengan sambal bakar. Sambal ini dibuat dari cabai yang ditumbuk bersama jahe merah, bawang merah, bawang putih dan kemiri. Setelah halus, lalu dipanaskan dalam minyak yang diberi sedikit mentega.

Harus seimbang

Ci'mey juga memberikan tips agar masakan pedas tidak menyebabkan perut sakit. Pertama, jangan bubuhi sambal dengan merica. Kedua, penggunaan cabai dan bawang merah harus seimbang.

"Misalnya, cabai tiga kilogram dan bawang merah yang digunakan satu kilogram," tuturnya kepada Republika, belum lama ini.

Nah, agar daging ayam tidak amis, Ci'mey menyarankan untuk membaluri ayam dengan jeruk lemon sebelum diolah. Di gerainya, ia khusus mendatangkan jeruk lemon itu dari Manado.

Tak hanya dari Manado. Sajian bercita rasa pedas juga terdapat di berbagai daerah lainnya di Indonesia. Dari Bali, misalnya, hadir ayam betutu. Sajian ini terdiri atas ayam yang utuh yang berisi bumbu, kemudian dipanggang dalam api sekam.

Di Pulau Dewata, betutu digunakan sebagai sajian pada upacara keagamaan, upacara adat serta menjadi hidangan yang banyak dijual di rumah makan. Konsumennya tidak hanya masyarakat Bali tapi juga turis mancanegara. Selain ayam, betutu juga bisa dibuat dari bebek.

Di Festival Kuliner Bakar Pedas ini, Anda juga bisa menyambangi gerai yang menyajikan ikan bakar manokwari. Pada sajian khas Papua ini, ikan tongkol menjadi bahan baku utama.

Taak seperti ikan bakar lainnya yang gampang ditemui di berbagai rumah makan, ikan bakar ini memiliki cita rasa khas karena ada sambal khas Papua yang disiramkan di atas ikan bakar.

Sajian bakar pedas lainnya yang bisa Anda nikmati adalah ayam taliwang. Ayam panggang khas Lombok, Nusa Tenggara Barat, ini disajikan bersama racikan bumbu khusus yang terbuat dari cabai merah kering, bawang merah, bawang putih, tomat merah, terasi goreng, kencur, gula Jawa, dan garam. Biasanya, ayam taliwang disajikan bersama makanan khas Lombok lainnya, yakni plecing kangkung.

Demi mengakomodasi selera pengujung yang beraneka ragam, festival ini juga menyediakan makanan-makanan lain yang bukan kategori bakar pedas. Menu ini bisa ditemui salah satunya di gerai Balibul 99 Roxi. Di sini tersedia , sup kambing dan tongseng sapi. Jika ingin menikmati menu-menu khas Yogyakarta, seperti gudeg dan opor ayam, gerai Warung Ndeso siap menyajikannya.

Nah, selamat berbuka di Festival Kuliner Bakar Pedas dan bersiaplah berkeringat … huh ... hah …! rep: c73 ed: wachidah handasah

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement