BANDUNG -- Komunitas Muslimah tumbuh marak seiring kesadaran berislam yang semakin tinggi. Muslimah menunjukkan mereka bisa mewarnai dakwah dengan potensi yang di miliki. Muncul mula-mula lewat tren busana hijab, kini komunitas Muslimah juga mengem bangkan bakat para anggotanya.
Presiden Komunitas Great Muslimah, Anita Triani, menyebut komunitasnya tumbuh sebagai wadah para Muslimah hijrah. Yang membedakan dengan komunitas Muslimah lain, Anit menyebut ada sisi pengembangan potensi anggotanya untuk lebih dekat kepada Allah SWT.
Great Muslimah memberi wadah bagi para Muslimah yang masih baru mempelajari Islam lebih dalam. "Latar anggotanya macam-macam. Ada drummer, model, pengusaha, mahasiswi, pembawa acara, hingga tour guide," ujarnya kepada Republika, kemarin (1/8).
Anit menyebut komunitasnya yang muncul tahun 2012 ini memiliki tiga nilai utama."Syar'i fokus ke Allah, ber prestasi fokus ke pengembangan diri, dan meng inspirasi fokus ke orang lain," ujarnya. Komunitas Muslimah juga tak selalu identik dengan kumpul-kumpul dan bertukar tren terbaru. Namun yang lebih penting, Anit memaparkan, sesuai visi Great Muslimah, yakni bagaimana menolong orang lain lebih dekat ke Allah dengan dimulai dari diri sendiri.
Untuk membekali anggotanya, Great Muslimah mengadakan acara rutin pekanan dan bulanan. "Isinya sharingdan kajian tentang pemantapan Muslimah hijrah," katanya.
Dengan berkomunitas, para Muslimah yang baru tertarik dengan Islam bisa lebih nyaman karena banyak teman. "Sehingga, bisa saling menguatkan,"ujar Anit.
Founder Komunitas Muslimah Cerdas Multitalenta (MCM) Tsani Liziah mengatakan bahwa tren komunitas fesyen Muslimah tak masalah untuk menarik minat para Muslimah. "Allah itu indah dan mencintai keindahan," katanya.Namun, seyogianya komunitas Muslimah tak menonjolkan sisi fesyen, tapi nilai dakwahnya.
MCM yang baru dibentuknya tahun ini membekali para Mus limah muda dengan spiritual dan pembekalan ketrampilan. "Untuk menyalurkan bakat para Muslimah," ujar Tsani. Ia menyebut saat ini MCM sudah me miliki divisi penerbitan. Jadi, bagi para Muslimah yang hobi menulis, bisa menyalurkan bakatnya.
Komunitas MCM yang berbasis di Sukabumi ini memiliki anggota 300 orang. "Saat launchingkemarin sampai 700,"kata lulusan Pondok Pesantren Gontor itu. ed:Hafidz Muftisany