Suara lelaki itu menggema. Saat dinginnya malam terakhir Ramadhan, dia memimpin ratusan jamaah iktikaf di Masjid Az-Zikra, Sentul, Bogor, untuk melaksanakan shalat malam. Pada rakaat terakhir, suara sang imam menjadi parau. "Allahummansur mujahidina fi filistin". Doa tersebut dirapal berulang-ulang usai iktidal.
Sang imam tengah melaksanakan qunut nazilah untuk mendoakan para pejuang di Palestina. Tak hanya di Masjid Az-Zikra, masjid-masjid lain yang menyelenggarakan iktikaf ketika Ramadhan pun melakukan hal yang sama. Mereka menitip kepada Tuhan dan para malaikat-Nya untuk memerangi para penjajah yang sedang membantai saudara-saudara mereka.
Hingga kini, ritual tersebut belum berhenti. Gempuran Israel ke Jalur Gaza yang masih berlangsung membuat umat Islam kembali menengadahkan tangannya untuk memohon pertolongan Tuhan. Lebih dari 1.700 warga Palestina menjadi korban kekejaman Israel. Kebanyakan korban ialah warga sipil yang merupakan anak-anak, perempuan, juga lansia.
Foto:Aditya Pradana Putra/Republika
Doa
"Qunut nazilah itu merupakan doa yang dikirimkan umat Muslim untuk mendoakan saudara Muslim lainnya di seluruh dunia yang tengah mengalami musibah, bencana, maupun yang sedang dizalimi," ujar Imam Ad daruquti, sekretaris jenderal Dewan Masjid Indonesia (DMI), Ahad (3/8).
Dia mengungkapkan, kezaliman yang tengah dirasakan oleh saudara Muslim di Jalur Gaza saat ini menjadi penderitaan umat Islam di dunia, termasuk di Indonesia. Menurutnya, qunut nazilah merupakan salah satu dari tiga jenis qunut yang sunat dibaca dalam waktu shalat, sesuai dalam mazhab Syafi'i.
Selain qunut dalam shalat Shubuh dan qunut dalam separuh malam kedua terakhir pada shalat witir ketika Ramadhan. "Seperti keadaan yang di Palestina saat ini, qunut nazilah dibacakan bertujuan untuk mendoakan keselamatan bagi rakyat Palestina, kemenangan bagi mereka, dan diangkat segala penderitaan mereka," ujar Imam.
Doa tersebut juga dibacakan agar pelaku kekejaman dan kebiadaban tersebut mendapatkan hukuman yang berat serta diberikan kekalahan dan kehancuran bagi mereka. Dia menjelaskan, sesuai mazhab Syafi'i, qunut nazilah dapat dilakukan secara kondisional dan dalam waktu shalat kapan saja dan tidak harus dilaksanakan dalam rakaat terakhir shalat Shubuh.
Menurutnya, qunut tersebut dapat dilaksanakan pada shalat Jumat maupun shalat wajib lainnya pada rakaat terakhir setelah rukuk. Qunut nazilah juga dapat dilakukan sendirian tanpa harus menunggu berjamaah dan tidak mengganggu ataupun bertentangan dengan rukun shalat.
DMI menyerukan kepada umat Muslim di Indonesia untuk melakukan shalat gaib selain qunut nazilah untuk mendoakan para saudara Muslim di Palestina yang mati syahid dalam serangan Israel hingga saat ini.
Menurutnya, kondisi yang terjadi di Gaza sekarang merupakan ketidakadilan yang sangat jelas bagi rakyat Palestina. Ketika pasukan Zionis Israel dilengkapi dengan perlengkapan senjata yang canggih, sedangkan rakyat Palestina hanya membekali diri dengan batu dan kerikil. Belum lagi, ratusan anak-anak tak berdosa menjadi korban kebiadaban Israel.
"Kami tidak menganjurkan untuk terjun langsung ke Palestina agar dapat membantu perjuangan pembela Palestina. Tetapi, kita dapat membantu Palestina dengan berdoa dan memberikan apa pun yang bisa kita berikan untuk rakyat Palestina," ungkapnya.
rep: c64 ed: a syalaby ichsan