Selasa 05 Aug 2014 13:30 WIB

Makna Holistis Silaturahim (2): Bersilaturahim dengan Tumbuh-tumbuhan

Red:

Oleh:Prof Nasaruddin Umar -- Sebuah hasil penelitian di Jepang melaporkan bahwa pohon angrek yang dipelihara majikan dengan penuh kasih sayang jauh lebih indah kembangnya ketimbang pohon anggrek yang dipelihara tukang kebun. Sang majikan yang merawat pohon anggrek lebih dimotivasi rasa cinta dan persahabatan, bukan motivasi honor atau kepentingan materi di balik pengabdian tersebut.

Sebaliknya, sang tukang kebun mungkin lebih dimotivasi gaji yang dijanjikan sang majikan di dalam merawat pohon anggrek tersebut. Boleh jadi, sang tukang kebun di dalam merawat kembang anggrek itu tidak ada hubungan rasa atau silaturrahim mendalam. Apa yang dilakukannya tidak lebih dari sekadar rutinitas formal.

Dalam sebuah hadis shahih dijelaskan, suatu ketika Nabi pernah melewati pemakaman Baqi dan tiba-tiba berhenti di dua pemakaman baru. Di tanya oleh sahabat yang mengikutinya, mengapa berhenti di sini? Lalu, Nabi kembali bertanya siapa penghuni kedua makam baru ini? Dijawab sendiri oleh Nabi bahwa kedua penghuni makam ini sedang disiksa.

Yang pertama disiksa lantaran tidak bersih ketika ia membuang air kecil dan yang kedua disiksa karena provokator, suka menciptakan keonaran di dalam masyarakat semasa hidupnya. Nabi lalu mengambil setangkai pohon lalu ditancapkan di atas makam itu. Nabi berkata sepanjang tangkai pohon ini masih segar maka sepanjang itu akan diringankan siksaan orang ini.

Nabi menganjurkan untuk memelihara tanaman dan menghijaukan tanah-tanah tandus. Menanam dan memelihara pohon itu mulia dan berpahala. Dalam sebuah hadisnya ia mengatakan: "Seandainya sudah pasti besok terjadi hari kiamat, tetaplah menanam pohon." Dalam hadis lain dikatakan tiada sebatang rumput yang ditanam lalu dimakan binatang melainkan menjadi sedekah bagi yang bersangkutan.

Nabi juga pernah marah dan melarang sahabatnya membunuh makhluk hidup dengan cara membakar dengan api. Ia mengatakan, hanya Allah SWT yang berhak menyiksa dengan api.

Di balik persahabatan manusia dengan tumbuh-tumbuhan tentu saja mempunyai hikmah lebih besar untuk kepentingan manusia. Pembabatan hutan yang melampaui batas jelas akan merugikan semua pihak, terutama umat manusia yang akan didera dengan banjir dan tanah longsor, dan berbagai musibah lainnya.

Jalan, pikiran manusia modern yang kurang bersahabat dengan tumbuh-tumbuhan, terutama tumbuhan yang dinilai tidak produktif, diusahakan untuk dimusnahkan dan diganti dengan tumbuhan lain yang lebih produktif, atau mungkin diganti dengan bangunan.

Mereka tidak sedikitpun terbetik di dalam hatinya bahwa dengan membabat poho-pohon maka ratusan bahkan ribuan burung-burung atau serangga yang beranak-pinak di atasnya terpaksa juga tidak bisa melanjutkan kehidupannya.

Tumbuhan punah dan binatang pun punah. Rawa-rawa dan tumbuhan yang ada di dalamnya ditimbun untuk menghasilkan uang lebih besar tanpa terbetik di dalam hatinya bahwa sekian banyak binatang dan serangga air hidup beranak-pinak di dalamnya dengan sendirinya musnah seketika.

Akibatnya bisa ditebak, bencana alam alan mengancam kehidupan manusia. Ketika manusia tidak lagi bersahabat dengan tumbuh-tumbuhan maka pada saat itu manusia akan mengalami masalah besar. Semua orang tahu betapa besar manfaat tumbuh-tumbuhan dan pepohonan bagi kehidupan dan kesehatan manusia.

Silaturrahim dengan tumbuh-tumbuhan perlu dibangkitkan kembali seperti para leluhur kita begitu akrab secara batiniah dengan tumbuh-tumbuhan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement