Perolehan zakat yang dihimpun selama Ramadhan tahun ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu. Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dan Dompet Dhuafa mengungkapkan soal peningkatan tersebut. Ini juga menunjukkan kesadaran berzakat.
Ketua Umum Baznas Didin Hafidhuddin mengatakan, peningkatan tahun ini mencapai 20 persen. Pada Ramadhan 2013, Baznas mampu menghimpun zakat selama Ramadhan sebesar Rp 17 miliar. Meski demikian, target penghimpunan 2014 sebesar Rp 30 miliar meleset.
Didin tak mempermasalahkan tak tercapainya target. "Yang penting, kesadaran masyarakat berzakat meningkat. Kami juga akan terus mengampanyekan zakat," ujarnya, Selasa (5/8). Hal serupa, jelas dia, dialami oleh lembaga zakat lainnya.
Meski tak mencapai target, penghimpunan dana zakat Ramadhan oleh lembaga zakat naik. Direktur Pelaksana Baznas Teten Kustiawan mengatakan, melesetnya target Baznas karena instruksi presiden mengenai zakat di kementerian dan BUMN belum berjalan efektif.
Semula, pada Juli, diharapkan Baznas mampu mengumpulkan dana zakat dari kementerian dan BUMN. Sayang, belum terlaksana. "Kami memperkirakan baru Agustus atau September nanti inpres itu berlaku efektif," katanya.
Menurut Didin Hafidhuddin, alokasi zakat yang diperoleh Baznas tetap menyasar delapan kelompok seperti tercantum dalam Alquran. Selain itu, Baznas kini sedang fokus pada Zakat Community Development (ZCD).
"Ada 100 desa di setiap kabupaten atau kota yang akan kami bina. Kami bekerja sama dengan Baznas provinsi serta pemerintah daerah," kata Didin. Menurut dia, ZCD merupakan bagian dari upaya penguatan jaringan Baznas dalam menyalurkan bantuan tepat sasaran di daerah.
Didin berharap, program itu bakal membantu mengikis jumlah dhuafa. "Jangan sampai miskin menjadi barang dagangan untuk meminta-minta." Nantinya, ZCD menerapkan empat pendekatan sasaran, yakni bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan agama.
Disebutkannya, sampai saat ini sudah ada di 49 desa se-Indonesia di sembilan provinsi yang mendapat manfaat program ZCD. Desa di provinsi itu, di antaranya, Jawa Barat, Kalimantan Timur, Sumatra Barat, Bali, dan beberapa provinsi lainnya.
Direktur Eksekutif Dompet Dhuafa Ahmad Juwaini juga menyatakan perolehan zakat Ramadhan tahun ini meningkat. Kenaikannya lima hingga 10 persen. Ia mengaku belum bisa mengungkapkan seluruh pendapatan zakat Ramadhan.
Namun, berdasarkan penghitungan sementara, angkanya mencapai Rp 67 miliar. Harapan semula bisa menembus angka Rp 80 miliar. Ia menduga penyebab melencengnya target karena masyarakat memiliki tempat lain menyalurkan zakatnya.
Kemungkinan lain, masyarakat belum banyak yang tahu soal Dompet Dhuafa. Juwaini mengatakan, fokus Dompet Dhuafa masih pada pengentasan kemiskinan dan peningkatan kualitas pendidikan di daerah terpencil serta perbatasan.
Wilayah timur Indonesia akan menjadi sasaran baru penyaluran zakat. Dompet Dhuafa pun kini sedang membangun masjid di kawasan terpadu yang berlokasi di Parung, Bogor. Di sana ada rumah sakit, sekolah, dan kawasan wisata sosial.
"Tinggal yang belum ada masjidnya. Karena itu, kami ingin membangunnya dengan nama Masjid Madinah," kata Juwaini. Peletakan batu pertama pembangunan masjid berlangsung pada Ramadhan lalu.
Pembangunan akan dilaksanakan hingga setahun mendatang. Ia menjelaskan, biaya pembangunan sekitar Rp 14 miliar. Pembangunan tahap awal telah menelan dana sebesar Rp 100 juta. Semoga, kata dia, pembangunan masjid ini cepat selesai. rep:c78 ed: ferry kisihandi