Di sudut kota Kabul, pria berjanggut putih itu sedang berjaga. Di depannya, tampak berjejer tasbih dan Alquran saku sebagai penghasil nafkahnya. Meski panas melanda, pedagang kaki lima itu tak peduli. Tiket ke Tanah Suci menjadikan hidupnya lebih semangat hari ini.
Di usianya yang ke-57, Kaamil Agha menjadi salah satu dari 24 ribu calon jamaah yang beruntung untuk menginjakkan kaki di Tanah Suci pada musim ini. Pedagang di Kota Kabul ini segera mewujudkan mimpinya untuk menghadap ke rumah Tuhan.
"Saya telah menunggu lama datangnya hari ini,"ujarnya kepada Onislam, Rabu (27/8). Seperti ribuan warga Afghanistan lainnya, Agha sudah bekerja bertahun-tahun untuk memenuhi cita-citanya ke Tanah Suci. Dengan telaten, Agha menyisihkan sedikit demi sedikit Afgani sebagai pundi untuk membayar ongkos haji.
Hanya, Agha tidak hanya cukup memiliki uang. Meski uangnya sudah terkumpul, Agha masih harus menunggu tiga tahun karena adanya jadwal baru dari Kementerian Haji dan Agama Afghanistan. Sebelumnya, jamaah haji dipilih saban tahun lewat proses pemungutan suara sesuai kuota untuk setiap distrik di Afghanistan. Meski demikian, cara ini sudah tidak dipakai. Kementerian haji saat ini akan memilih jamaah tiga tahun sebelumnya sesuai kriteria yang ditetapkan.
Untuk berangkat, calon haji harus membayar ongkos di muka sebagai deposit. Meski cara ini dikritik publik di Afghanistan, pemerintah bersikeras jika cara tersebut sudah dipraktikkan di negara-negara, seperti Turki, Iran, dan Malaysia. Menurut pemerintah, cara ini justru membuat pelaksanaan haji lebih transparan.
Untuk calhaj asal Afghanistan, ada kabar baik pada musim haji tahun ini ketimbang musim sebelumnya. Terlebih, usai adanya penurunan biaya haji sebesar 10 persen dari 3.050 dolar AS menjadi 2.700 dolar AS sebagai diskon akomodasi dari kerajaan.
Di Tanah Suci, pemerintah juga telah menyiapkan semua fasilitas untuk jamaah. Deputi Kementerian Haji Daiul Haq Abid mengungkapkan, pihaknya telah menyiapkan 175 unit permukiman, 130 kendaraan, dan ratusan fasilitator untuk membantu jamaah di Tanah Suci.
Tak hanya itu, persiapan khusus untuk virus ebola dan ancaman kesehatan juga membuat pemerintah harus memastikan standar kesehatan sebagai kesepakatan dengan Pemerintah Arab Saudi.
Persiapan haji segera mencapai puncak. Penerbangan haji pertama jamaah asal Afghanistan mulai dilakukan pada Jumat ini. Sebanyak 200 jamaah akan mengisi pesawat yang akan diterbangkan dari Bandara Internasional Kabul.
Di sudut Kota Kabul, Kamil Agha sedang menghitung hari untuk mendarat di Tanah Suci. "Ini mimpiku sejak lama. Saya berterima kasih kepada Allah karena telah memberikan kesempatan ini."
Rasa syukur Agha terucap di tengah kondisi Afghanistan yang penuh konflik seperti saat ini. Negeri ini telah menghadapi banyak aksi kekerasan sejak empat dekade lalu. Kondisi politik terkini, pemilu presiden pada Juni lalu membuat situasi bertambah buruk.
Sementara itu, berita baik untuk pemerintah dan jamaah, seperti Agha adalah Pemerintah Arab Saudi telah mengizinkan penerbangan ke kerajaan. Berdasarkan aturan penerbangan dari Saudi, pesawat yang lebih tua dari 25 tahun dilarang untuk masuk ke wilayah kerajaan.
Saat ditanya tentang doanya saat dipilih untuk berangkat ke Tanah Suci, Agha kemudian mengungkap pelan. "Saya ingin Allah bahagia bersamaku dan saya memohon kedamaian abadi di Afghanistan." ed:achmad syalaby ichsan