Api kecil adalah sahabat. Api besar adalah musibah. Sayangnya, api besar alias kebakaran seolah hal yang sulit dipisahkan dari masyarakat Jakarta. Hampir setiap hari terjadi kebakaran yang melanda rumah warga. Namun, kebakaran sebenarnya bisa diminimalisasi dengan memberikan edukasi kepada masyarakat.
Untuk menekan tingginya angka kebakaran di wilayah Jakarta, Djarum Foundation bekerja sama dengan Kecamatan Tambora dan Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta menggelar apel siaga dan lomba ketangkasan satuan tugas (satgas) pencegahan kebakaran se-Kecamatan Tambora. Program Manager Sumbangsih Sosial Djarum Foundation Budi Darmawan mengatakan kegiatan ini diharapkan bisa meningkatkan kewaspadaan 1.950 warga binaan di 19 RW yang telah dilatih dari Oktober 2012 lalu.
Selama dua tahun, Djarum bersama dinas terkait membina warga menjadi satgas kebakaran. Satgas yang dibina mewakili 41.643 kepala keluarga (KK). Seorang satgas mewakili 12 KK. Lomba ini diharapkan bisa meningkatkan kesiapsiagaan anggota satgas untuk menekan angka kebakaran di Kecamatan Tambora.
Wali Kota Jakarta Barat Anas Effensi mengatakan, Tambora merupakan wilayah yang kepadatan penduduknya paling tinggi di ASEAN. Wilayah yang begitu padat ini membutuhkan penanganan khusus. Pasalnya, jika ada kebakaran kecil yang melanda permukiman, bisa dengan mudah merambat ke rumah-rumah warga lainnya.
"Tambora ini penduduknya terpadat di ASEAN. Kalau sudah terbakar, sulit menghentikannya," ujar Anas.
Satgas ini, katanya, sekaligus membantu menyosialisasikan cara-cara aman untuk mencegah kebakaran. Misalnya, dengan pemasangan instalasi listrik yang benar. Di Tambora saat ini masih terdapat 80 RW yang belum memiliki satgas siaga kebakaran. Ia meminta satgas yang telah terbentuk dapat menularkan ilmunya kepada warga lain sehingga diharapkan angka kebakaran bisa menjadi nihil.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana DKI Jakarta Subejo mengapresiasi langkah Djarum dan masyarakat dalam mengurangi angka kebakaran di Tambora. Sejak tahun 2010, di Jakarta terjadi 4.244 peristiwa kebakaran. Sebanyak 1.014 di antaranya terjadi di Jakarta Barat. Dari kejadian ini, 162 terjadi di Tambora.
Satgas ini, Subejo mengungkapkan, merupakan modal SDM yang bisa dioptimalkan untuk menekan angka kebakaran di masyarakat. Dengan satgas yang terbentuk masyarakat bisa memadamkan api secara mandiri. Pasalnya, wilayah Tambora yang begitu padat penduduk juga menyulitkan mobil pemadam kebakaran untuk menjangkau permukiman.
Pada 2013 dengan 42 kejadian kebakaran di Tambora, sebanyak 28 kejadian sudah bisa dipadamkan oleh warga. Pada 2014 dari 21 kejadian kebakaan di Tambora, 13 di antaranya berhasil ditangani oleh warga. Menurut Subejo, kapasitas warga menangani api bisa terbentuk jika ada konsistensi dalam berlatih serta penyediaan fasilitas pendukung.
Kini, menurutnya, angka kebakaran di Tambora bukan lagi menjadi yang tertinggi di Jakarta Barat. Angka tertinggi kebakaran dipegang oleh Cengkareng.
Simulasi kebakaran
Baru-baru ini, Gunnebo Indonesia bersama Kecamatan Cengkareng juga memberikan edukasi pencegahan dan penanganan bahaya kebakaran untuk warga dari enam kelurahan yang berada di wilayah Kecamatan Cengkareng.
Selain penyuluhan, produsen alat pemadam kebakaran ini memberikan demonstrasi penggunaan alat pemadam kebakaran. Edukasi diadakan di kantor Kecamatan Cengkareng dan turut melibatkan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Jakarta Barat.
Country Manager Gunnebo Indonesia Hindra Kurniawan mengatakan, pihaknya ingin memberikan solusi penanganan kebakaran dini, terutama di daerah rawan kebakaran. Selama pelatihan, peserta diajarkan cara pengenalan tempat tinggal dan lingkungan sekitar, penyebab kebakaran di kawasan permukiman, prosedur pemadaman dan penyelamatan dari bahaya kebakaran, serta penggunaan variasi alat pemadam ringan yang berfungsi sebagai tindakan awal ketika terjadi kebakaran.
Selain edukasi secara teori, peserta yang terdiri atas ketua RT/RW, ibu rumah tangga, dan pemuda Karang Taruna itu memperoleh kesempatan menggunakan langsung alat pemadam kebakaran, seperti alat pemadam api ringan (APAR) dan fire blanket. Kedua alat ini mudah digunakan dan dapat ditempatkan di lokasi dekat titik rawan kebakaran di rumah seperti dapur. Sebagai kelanjutan pelatihan, Gunnebo menyediakan sejumlah APAR dan fire blanket di enam kelurahan terkait agar dapat membantu masyarakat cepat memadamkan api.
"Kami berharap kerja sama dengan pihak Kecamatan Cengkareng ini bisa berlanjut sehingga membantu masyarakat mengurangi resiko kebakaran seperti yang terjadi sebelumnya," ujar Hindra.
Camat Cengkareng Ali Maulana Haki menjelaskan, masyarakat perlu mendapatkan edukasi bagaimana menangani kebakaran.rep: dwi mudaningsih Ed:khoirul azwar