PARIS — Sebuah lembaga Pemerintah Prancis mengungkapkan, tindakan Islamofobia di Prancis meningkat 23,5 persen dalam enam bulan pertama 2015. Kenaikan itu dibandingkan pada periode yang sama 2014.
"Serangan terhadap masjid, ancaman mati terhadap wanita berkerudung, anak-anak sekolah yang dipermalukan oleh guru mereka, siswi yang dilarang mengenakan rok panjang, pemetaan profil keagamaan terhadap anak-anak Muslim, pidato kebencian, dan deklarasi perang terhadap Muslim. Konsekuensi semua itu masih berat bagi Muslim," demikian laporan organisasi Collective Against Islamophobia in Prance yang berkantor pusat di Paris.
Laporan itu, seperti diberitakan Anadolu Agency pada Sabtu (4/7), diterbitkan pada Kamis (2/7) dengan judul "Islamofobia di Prancis Enam Bulan Setelah Serangan Teroris Januari 2015." Laporan ini mengingatkan bahwa serangan fisik juga meningkat 500 persen dan serangan verbal naik 100 persen pada awal-awal 2015. Laporan yang juga dimuat On Islam menyebutkan, wanita ternyata menjadi korban terbanyak dari aksi Islamofobia ini.
"Diskriminasi dan kekerasan terhadap orang dewasa, kini juga diiringi dengan pelecehan terhadap anak-anak Muslim yang ikut disalahkan atas serangan terorisme," kata laporan tersebut.
Namun, jumlah korban yang melaporkan aksi Islamofobia itu ternyata hanya sedikit. Alasannya ada dua, yaitu "Polisi menolak menerima keluhan saya" dan alasan kedua adalah "Pelakunya jarang ditindak secara hukum dan kalaupun ditindak hukumannya sangat lunak."
Laporan ini menyebut juga dialog baru-baru ini antara sejumlah perwakilan umat Islam dan Kementerian Dalam Negeri Prancis. Kementerian telah "mendesak polisi untuk menerima keluhan dari korban Islamofobia."
Laporan ini dirilis pada saat sekitar 6 juta umat Islam di Prancis menghadapi lebih banyak kebencian sejak serangan teroris di kantor majalah Charlie Hebdo pada 7-9 Januari 2015. National Observatory Against Islamophobia melaporkan, lebih dari 100 insiden telah dilaporkan kepada polisi sejak serangan terhadap Charlie Hebdo.
Lebih lanjut, National Observatory Against Islamophobia menyebutkan bahwa lebih dari 222 serangan anti-Muslim terjadi pada bulan pertama sejak serangan terhadap Charlie Hebdo. Pada April, lembaga ini juga memperingatkan adanya peningkatan serangan Islamofobia di Prancis dalam tiga bulan pertama 2015, yang meningkat enam kali lipat dibanding periode yang sama 2014.
Oleh Yeyen Rostiyani