Selasa 27 Oct 2015 13:00 WIB
hikmah

Sakitku Penggugur Dosaku

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID,Sakitku Penggugur Dosaku


Sebagai manusia pada umumnya, kita rentan melakukan kekeliruan, kesalahan, dan pelanggaran. Semua itu diakibatkan ketidakmampuan kita dalam memilih yang terbaik untuk diri kita. Hal tersebut bisa jadi karena ketidaktahuan, keangkuhan, dan ketergesa-gesaan kita. Itulah kelemahan yang kita miliki.

Hidup di alam dunia ini, kita mesti menanggung setiap perbuatan yang kita lakukan. Perbuatan baik akan dibalas kebaikan, dan perbuatan jelek juga akan dibalas dengan yang buruk. Balasan itu akan kita terima, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Namun, atas rahman dan rahim-Nya Allah SWT, semua dosa dapat diampuni.

Karena itu, harapan terbesar setelah kita melakukan kesalahan adalah ampunan, dibersihkannya diri dari noda-noda yang ada. Allah SWT Maha Pengampun. Dia telah menyediakan cara untuk mengampuni dosa-dosa kita, salah satunya dengan ujian yang Dia berikan kepada kita. Ujian itu salah satunya dalam bentuk sakit.

Itulah sebabnya mengapa dalam beberapa hadis, Rasulullah banyak 'menghibur' mereka yang sakit dengan ampunan dosa. Dalam hadis disebutkan: "Seorang beriman yang sakit, ia tidak mendapatkan pahala dari sakitnya, namun diampuni dosa-dosanya." (HR Thabrani).

"Ketika seorang hamba diberi sakit pada badannya, maka Allah berkata kepada malaikat 'tulislah kebaikan-kebaikan yang biasa dilakukannya ketika sehat, kalau ia sembuh mandikanlah ia dan bersihkan. Kalau ia meninggal maka Allah mengampuninya'." (HR Ahmad).

Orang yang sakit juga selayaknya berbahagia mendengar berita ini karena kesusahan, kesedihan, dan rasa sakit yang ia rasakan akan menghapus dosa-dosanya. Nabi SAW bersabda, "Setiap Muslim yang terkena musibah penyakit atau yang lainnya, pasti akan dihapuskan kesalahannya, sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya." (HR Bukhari dan Muslim).

Nabi juga bersabda, "Tidaklah seorang Muslim tertusuk duri atau sesuatu hal yang lebih berat dari itu melainkan diangkat derajatnya dan dihapuskan dosanya karenanya." (HR Muslim).

Bagaimana tidak berbahagia, hanya karena sakit tertusuk duri saja dosa-dosa kita terhapus. Sakitnya tertusuk duri tidak sebanding dengan sakit karena penyakit yang kita rasakan sekarang.

Karena itu, berbahagialah jika kita ditimpa sakit. Karena bisa jadi, dengan penyakit ini kita akan bersih dari dosa, bahkan tidak mempunyai dosa sama sekali. Di akhirat nanti kita tidak punya timbangan dosa, kita menjadi suci seperti anak yang baru lahir. Nabi SAW bersabda, "Cobaan akan selalu menimpa seorang beriman laki-laki maupun perempuan, baik pada dirinya, pada anaknya maupun pada hartanya, sehingga ia bertemu dengan Allah tanpa dosa sedikitpun." (HR Ahmad).

Hadis ini sangat cocok direnungkan oleh orang yang mempunyai penyakit kronis yang tidak bisa diharapkan kesembuhannya dan vonis dokter mengatakan umurnya tinggal hitungan minggu, hari, bahkan jam. Ia khawatir penyakit ini menjadi sebab kematiannya. Hendaknya, ia bergembira karena bisa jadi ia menghadap Allah suci tanpa dosa. Artinya surga telah menunggunya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement