REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah menggagas gerakan Ayah Hebat. Gerakan tersebut merupakan bagian dari gerakan Berjamaah Melawan Korupsi yang telah lebih dulu dikampanyekan Pemuda Muhammadiyah.
Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simajuntak mengatakan, sebagai gerakan moral, kampanye ini bertujuan memperbaiki kualitas moral bangsa yang semakin buruk. "Pemuda Muhammadi yah memandang, perbaikan moral bangsa perlu dimulai dari rumah," kata Dahnil kepada Republika, Jumat (30/10).
Dahnil menyebut, saat ini bangsa Indonesia tengah menghadapi dekadensi moral. Anak- anak Indonesia, kata dia, kerap kehilangan sosok ayah. "Ayah hadir secara fisik tapi tidak hadir secara psikologis," ungkapnya.
Menurutnya, banyak sosok ayah saat ini hanya bertanggung jawab dalam pemberian nafkah, tapi tidak hadir secara total da lam keluarga. Padahal, anak-anak Indonesia butuh sosok ayah. "Ayah perlu menjadi pah lawan bagi anak-anaknya," tegas Dahnil.
Ia menambahkan, seorang ayah yang melakukan korupsi berarti ikut mengancam masa depan anaknya. Ketika ayah tersandung kasus korupsi, kata dia, anak dari koruptor kerap mengalami depresi dan tidak bisa tumbuh dengan baik. "Itu dampak jika ayah tidak menjadi contoh yang baik," ujarnya.
Dahnil menegaskan, secara internal pihaknya ingin menumbuhkan rasa tanggung jawab untuk menjadi ayah yang baik pada para kader Pemuda Muhammadiyah. Organisasi otonom persyarikatan Muhammadiyah itu mayoritas diisi para ayah dengan rentang usia 28 hingga 40 tahun. "Kita ingin mendorong secara internal agar kader hadir menjadi sosok ayah yang membanggakan," ujarnya.
Meski begitu, secara lebih luas Pemuda Muhammadiyah berupaya menyuarakan kampanye ini kepada ayah di seluruh Indonesia. "Ini agar ayah di seluruh Indonesia mampu menjadi contoh bagi anak-anak mereka."
Dahnil mengungkapkan, gerakan Ayah Hebat yang dirintis Pemuda Muhammadiyah telah didukung sejumlah pemerintah daerah. "Kira-kira akan launching November di Bogor dan Serang," tuturnya.
Gerakan Ayah Hebat diharapkan bisa menumbuhkan kesadaran membangun lingkungan keluarga yang baik dalam diri masyarakat. Ia mengaku, pihaknya berusaha membangun kultur tersebut dalam masyarakat dan membutuhkan proses jangka panjang. "Jadi, pelan-pelan kita masuk dan memulai dari rumah." rep: Ahmad Fikri Noor ed: Heri Ruslan