Berawal dari hobi mengoleksi tas, Ajeng Nareswari akhirnya membuka usaha pembuatan tas. Setiap tas ia desain dengan menggunakan bahan dasar kain asli Indonesia. Lewat produknya, Ajeng ingin bercerita tentang keindahan kain tradisional Indonesia.
Animi Custom Bags mulai dirintis Ajeng sejak 2011. Ide mendesain tas berawal dari keinginannya untuk bisa memiliki tas etnik dengan model yang simpel dan modern. Kala itu ia melihat model tas-tas etnik yang ada di pasaran masih monoton dan kuno. "Saya pengen lihat wanita-wanita muda dengan bangga me nenteng tas bermotif kain tradisional tapi modelnya modern," ujarnya dalam per bincangan dengan wartawan Republika, belum lama ini.
Ajeng kemudian mencoba mendesain tas sendiri dan dipasarkan dari mu lut ke mulut. Pada akhir 2011, ia harus pin dah ke Australia mengikuti suaminya yang bertugas di sana. Di Australia, Ajeng masih menjalankan usaha di Indonesia lewat bantuan sang mama.
Jika ada order yang masuk, sang mama memberitahu Ajeng agar membuatkan desain. Setelah itu, desain tas ia kirim untuk digarap oleh karya wannya yang ada di Indonesia. "Di Australia saya coba untuk me masukkan tas-tas Animi ke toko tapi di sana perizinannya rumit sehingga saya tetap menjual by order saja," jelas wanita 29 tahun ini.
Kini, sekembalinya ke Indonesia, Ajeng makin giat mempromosikan produknya. Terakhir ia mengikuti pa meran produk UKM di Bali pada Juni lalu. Usaha Ajeng tak melulu ber orien tasi pada keuntungan pribadi. Lewat Animi, ia ingin menyejahte rakan para karyawannya. Di tengah sulitnya memperoleh pekerjaan, ia ingin memberdayakan masyarakat di sekitarnya.
Saat ini, Ajeng mempekerjakan empat orang karyawan tetap. Namun, jika pesanan sedang membeludak, ia menambah 5-7 orang karyawan mu sim an. "Kalau order yang masuk sedikit, saya kasihan sama karyawan, makanya saya gencar berpromosi agar semakin banyak pemasukan untuk mereka," tandasnya.
Tas yang diproduksi Animi sepenuhnya memanfaatkan kain Indonesia. Kain batik dan tenun adalah bahan dasar yang biasa digunakan untuk membuat tas. Kain-kain etnik tersebut kadang dipadukan dengan kulit untuk menampilkan kesan yang lebih modern. "Saya juga menggunakan songket dan tenun rangrang Bali," imbuhnya.
Selain menjual tas yang siap pakai, Ajeng juga menerima pesanan khusus sesuai permintaan pelanggan. Dengan adanya desain khusus, para pe langgan merasa tasnya lebih eks klusif. Tas yang ia jual berkisar an tara Rp 350 ribu hingga Rp 2 juta. Har ga tas tergantung dari model, ba han dasar, dan tingkat kerumitan pembuatan.
Dalam menentukan desain, ia meng gali ide dengan mencari refe rensi di internet. Bahkan, saking tertariknya pada desain, tak jarang, ketika sedang berjalan-jalan, ia tekun memperhatikan tas yang sedang di pakai oleh orang lain. "Suami dan te man-teman saya sudah hafal kalau saya mulai diam berarti sedang meng awasi tas orang, hahaha... ," ujarnya sembari tergelak.
Dalam sebulan, paling sedikit ia menerima pesanan 75 buah tas. Pesanan terbanyak yang pernah ia terima adalah tote bag sebanyak 700 buah. Untuk pemasok kain, ia memiliki relasi hingga ke daerah-daerah penghasil kerajinan kain tradisional.
Hal ini, lanjut Ajeng, membuatnya bisa memperoleh kain kualitas ter baik dengan harga yang miring. Ka rena masih dalam tahap penetrasi pasar, Ajeng sebisa mungkin menjual dengan harga yang terjangkau tetapi kualitas tetap terjamin karena tak jarang para konsumen menawar har ga.
Tak hanya tas, Animi juga memproduksi perlengkapan lain yang semuanya berbahan dasar kain Indo nesia. Dompet, Ipad case, dan laptop case adalah beberapa di antaranya. Saat ini Ajeng sedang mengembangkan produk dengan motif synthetic printing.
Produk ini, menurut Ajeng, me nya sar konsumen para wisatawan asing. Ia membuat suvenir berupa tote bag, dompet paspor, dan travel wallet. Harapannya, para turis dapat menjadikannya sebagai oleh-oleh unik dari Indonesia. Menurut Ajeng, jika dibandingkan suvenir dari luar, suvenir Indonesia masih kalah dari segi kualitas. "Maka dari itu, Animi ingin berkontribusi meningkatkan kualitas suvenir Indonesia," ungkapnya. Sejauh ini, produk-produk Animi belum dipasarkan secara online.
Ajeng menuturkan, dirinya masih berfokus menggarap pasar offline. Selain rajin mengikuti pameran dan bazar, dirinya juga tergabung dalam organisasi Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jakarta Timur dan UKM se-Jaktim. Keanggotaan tersebut memungkinkan Ajeng me ma jang produk-produknya di galeri UKM yang ada di kantor Wali Kota Jaktim.
"Target saya bisa mengekspor Animi, tapi untuk itu masih perlu peningkatan agar barang-barang yang dijual berkualitas prima," pung kas dia. rep:c88 ed: zaky al hamzah
Profil Usaha
Nama Pemilik: Ajeng Nareswari
Nama Usaha: Animi Custom Bags
Tempat Tanggal Lahir: Jakarta, 25 Juli 1984
Workshop: Jl Pengantin Ali 8A, Ciracas, Jakarta Timur
Telepon: 082122461989
Email: [email protected]