Selasa 17 Jun 2014 12:00 WIB
resensi

resensi- Perjalanan ‘Kembali’ Peggy Melati

Red:

Betapa terlalu sikap dan perbuatan manusia kepada Sang Penciptanya. Sering kali mereka lalai, membantah, bahkan membangkang ajaran dan tuntunan Tuhannya. Namun, betapa Allah SWT begitu sabar dan penyayang. Dengan penuh kelembutan, Tuhan memanggil dan menuntun hamba-hamba-Nya yang melampaui batas untuk kembali ke dalam pangkuan-Nya, melalui hidayah-Nya yang teramat halus dan lembut.

Tengoklah firman Allah dalam QS al-Isra ayat 79, "Dan, pada sebagian malam, lakukanlah shalat Tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat terpuji."

Salah satu hamba Allah yang menempuh perjalanan panjang untuk kembali kepada Allah adalah aktris serba bisa bernama Peggy Melati Sukma. Ia mengaku kembali menemukan Islam dalam lorong panjang kegelapan dan memutuskan berhijrah, bukan sekadar berhijab. Ia ingin kembali kepada Allah secara totalitas.

Itulah yang diuraikan Peggy dalam buku memoarnya ini. Sebuah kisah pergulatan batin yang penuh warna, lika-liku, dan jatuh bangun. Dan, ia menuliskannya secara jujur sehingga buku ini menjadi cermin baginya untuk berkaca mengenai jejak-jejak kehidupan yang telah dilaluinya. "Mengumpulkan pembelajaran-pembelajaran, tidak hanya dari merah, kuning, oranye, dan hijau, tapi hitam dan juga kelabu. Pada kenangan, ada kerinduan untuk bisa menjalaninya lagi. Yang indah ingin diulangi lebih indah, yang tak indah ingin diperbaiki pada masa yang baru." (hlm 17).

Peggy membagi bukunya menjadi tiga bagian. Bagian pertama, memoar dari kegelapan, terdiri dari tiga bab, yakni panggilan, titik balik, cahaya, dan merayakan kemenangan. Bagian kedua, awal dari perjalanan, mencakup dua bab, yakni di pelukan malam dan gemerlapnya dunia. Adapun bagian ketiga berisi kisah-kisah Muslimah dari ujung malam, yakni mereka (para wanita modern, wanita masa kini) yang menemukan kembali keindahan hidup dan jawaban atas segala persoalan dengan bersimpuh di atas sajadah pada penghujung malam atau sering juga disebut sepertiga malam. Sungguh, tepat judul buku ini, Kujemput Engkau di Sepertiga Malam.

Buku ini makin terasa istimewa sebab di setiap akhir bab selalu dihiasi dengan Tahajud's Notes, yang berisi poin-poin tentang keutamaan Tahajud dan riyadhah (latihan) yang bisa dilakukan oleh siapa pun, bila memang ia bersungguh-sungguh ingin menemui Allah SWT di ujung malam. Misalnya, "kunci keberhasilan melaksanakan shalat Tahajud adalah dari niat yang kuat dan terus-menerus dipancangkan, diteriakkan ke dalam jiwa sehingga shalat Tahajud menjadi panggilan batin." (hlm 67).

Contoh  lainnya, "Melaksanakan Tahajud sebaiknya bersama orang terdekat, terutama jika sudah memiliki pasangan hidup agar maknanya dapat diresapi bersama dan menjadi kebaikan bagi rumah tangga." (hlm 121). Ia juga mengemukakan, "Manfaatkan Tahajud sebagai sarana mengadu kepada Allah Ta'ala sehingga mendidik kita tak mudah mengumbar masalah kepada sesama manusia." (hlm 229).

Buku ini sangat perlu dibaca oleh siapa pun, terutama mereka yang apa pun keadaannya saat ini, selalu ingin kembali kepada Allah. Seperti testimoni Oki Setiana Dewi, artis, pembicara Muslimah dan penulis buku best seller Cahaya di Atas Cahaya, "Bacalah buku ini agar senantiasa merasa ingin dan ingin terus dekat dengan Allah."rep:irwan kelana  ed: reiny dwinanda

 

Judul: Kujemput Engkau di Sepertiga Malam

Penulis: Peggy Melati Sukma

Penerbit: Noura Books

Cetakan: I, Februari 2014

Tebal: 396 hlm

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement