Selasa 24 Jun 2014 13:52 WIB
money savvy

money savvy- Siasati Hobi Mahal Suami

Red:

Memiliki suami yang hobinya tergolong mahal terkadang menjengkelkan. Apalagi, jika suami tidak mampu mengontrol pengeluaran untuk hobinya tersebut, hal ini pasti menimbulkan problem bagi perekonomian keluarga.

Candri Respati (27 tahun) terkadang dibuat jengkel dengan hobi otomotif suaminya. "Dia suka mendandani mobil dengan berbagai aksesori," ucapnya. Untuk hobinya ini, suami Candri menghabiskan ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Padahal, menurut Candri, mobilnya bagus dan tidak memerlukan penggantian aksesori, seperti audio, pelek, dan berbagai macam bentuk ban.

Sang suami, Argo Prasetyo (30), sering tergoda kreasi aksesori mobil terbaru. "Kalau ada yang lebih bagus, aksesorinya diganti baru," ucapnya. Aksesori yang tidak terpakai dijual ke teman atau dipasarkan melalui media online.

Candri mengingatkan suaminya untuk menabung. Tapi, suaminya beralasan, baru menabung ketika mereka dikaruniai buah hati. Suaminya menggeluti hobi otomotif sejak mereka belum menikah. Hal inilah yang membuat Candri kewalahan mengontrol pengeluaran suaminya. Alhasil, Candri pun membiarkan suaminya menjalani hobi dengan catatan semua kebutuhan rumah tangga, termasuk nafkah dirinya, terpenuhi.

Meski memakan biaya cukup banyak, ternyata hobi otomotif suami Candri terkadang mendatangkan keuntungan. Wawasan Argo tentang aksesori mobil membuat rekan-rekannya memerercayakan urusan ini padanya. Beberapa kali, Argo pernah dimintai tolong memilihkan aksesori untuk mobil rekannya. Atas jasanya ini, Argo pun mendapat upah. "Mudah-mudahan, hobi ini bisa rutin mendatangkan penghasilan," ucap Candri sambil tertawa.

Selain Candri, Iffah Tsania (26) juga dihadapkan pada hal yang sama. Suaminya, Syamsul Bashir (27), memiliki hobi mahal, yakni fotografi. Bahkan, suaminya merelakan menjual motor demi membeli kamera DSLR profesional impiannya. Awalnya, Tsania tidak setuju atas niat tersebut.

Akan tetapi, melihat minat besar suaminya, ia pun luluh. Apalagi, ia tahu suaminya memiliki bakat di dunia fotografi. "Saya ingin dengan kamera itu dia bisa mengembangkan bakatnya dan bermanfaat mendatangkan penghasilan," harap Tsania.

Meski belum banyak, saat ini ada beberapa orang yang memakai jasa suaminya, baik untuk foto prewedding ataupun foto kehamilan. Hasil jepretan suami Tsania pernah beberapa kali dijual ke perusahaan yang bergerak di dunia fotografi. Pasangan yang menikah pada Januari 2013 itu pun kerap mencari ajang perlombaan foto untuk mendatangkan pundi-pundi rupiah dari hobi mahal tersebut. Cerdik, bukan?

***

Nikmati Hidup tanpa Bangkrut

Bagaimana cara menyiasati keuangan kala memiliki suami yang punya hobi mahal? Sebaiknya, kalau untuk hobi seperti ini, dananya diambil dari mana agar tidak mengganggu keuangan keluarga?

Perencana keuangan independen Pandji Harsanto CFP menyarankan, sebaiknya buat rekening khusus untuk hobi atau entertainment, bisa lima persen atau maksimal 10 persen dari penghasilan. Misalnya, suami A memiliki hobi olahraga, sisihkan lima sampai 10 persen dari pendapatannya setiap bulan untuk hobinya, misalnya, membeli raket, sepatu, atau baju olahraga.

Selain bisa untuk hobi, rekening itu bisa untuk jalan-jalan dan hiburan. "Jadi, bisa menikmati hobi tanpa rasa bersalah, toh sudah dianggarkan," ujarnya.

Dengan perencanaan keuangan yang jelas, bisa menyisihkan di awal, tahu jelas mengapa harus menabung dan investasi sekian. Nah, jika kepentingan untuk hobi sudah dianggarkan, ya dinikmati. Buat apa membuat hidup jadi ribet. "Yang penting, tetap disiplin dengan anggaran hobi yang dibuat," ujarnya.

Sayangnya, demi hobi, tak jarang main ambil sembarangan uang yang ada. Bagaimana mengatasi soal ini? Pandji mengatakan, kebiasaan seperti itulah yang mesti diubah. Selama uang dipakai seenaknya, dipastikan tidak mempunyai tabungan. Kuncinya, disiplin pada pos rekening hobi yang dibuat.

Lantas, bolehkah pakai dana darurat? Dana darurat khusus untuk keperluan penting dan mendesak, missal, ada keluarga yang meninggal. Tujuan dana darurat adalah tetap bisa bertahan hidup dan roda ekonomi keluarga berputar walaupun ada kebutuhan mendesak. Selain itu, dana investasi yang sudah terbentuk tidak akan terganggu karena ada kepentingan mendesak. ''Ambil dananya ya dari dana darurat itu,'' papar Pandji.

Bagaimana jika menggunakan uang bonus untuk membeli kebutuhan hobi tersebut? Menurutnya, ini boleh dilakukan dengan catatan tidak ada utang konsumtif. ''Jika masih ada utang konsumtif, uang bonus lebih baik untuk melunaskan utang.''

Intinya, kata dia, jangan sampai tidak bisa menikmati hidup. ''Silakan nikmati hidup,'' ujarnya.

rep:qommarria rostanti/desy susilawati ed: endah hapsari

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement