Selasa 08 Jul 2014 12:32 WIB

pasien cerdas- Terbelit Sembelit

Red:

Banyak orang yang menganggap sepele masalah susah buang air besar (BAB). Padahal, sembelit atau konstipasi yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan komplikasi. Efek paling dikhawatirkan dari sembelit kronis, yaitu kanker usus.

Sembelit melanda jika terasa gejala BAB yang tidak memuaskan. BAB kurang dari tiga kali dalam satu minggu atau kesulitan dalam evakuasi feses akibat feses yang keras merupakan contoh gamblangnya. "Walaupun BAB bentuknya normal tapi apabila masih kurang dari tiga kali dalam satu minggu, harus diwaspadai konstipasi," ujar Dr Ari Fahrial Syam SpPD, K-GEH MMB.

Konstipasi sebaiknya langsung ditangani. Sebab, apabila tidak diatasi, kotoran akan membentuk kerak di dinding usus. Kerak tersebut bersifat racun. Keberadaan kerak kotoran di dinding usus akan menyebabkan peradangan hingga menyebabkan komplikasi, seperti polip, dyspepsia, diverticulosis atau kantung di usus, ambeien, dan bahkan kanker.

Faktanya, perempuan lebih sering mengalami konstipasi dibandingkan laki-laki. Ada banyak faktor risiko penyebab terjadinya sembelit. "Aktivitas fisik yang kurang, asupan makanan yang kurang, diet rendah serat, depresi, dan riwayat pelecehan seksual termasuk pencetus sembelit," kata dokter spesialis penyakit dalam subspesialis pencernaan dari RS Cipto Mangunkusumo ini memaparkan.

Di samping itu, obat-obatan juga ada yang memicu sembelit. Misalnya. obat rematik, antasida (obat mag), suplemen zat besi, suplemen kalsium, dan antidiare. Beberapa obat untuk individu lanjut usia juga dapat memancing sembelit.

Sesuai dengan Konsensus Nasional Penatalaksanaan Konstipasi di Indonesia 2010–Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia, ada beberapa gejala lainnya yang perlu dikenali terkait sembelit.

Mengejan selama 25 persen atau lebih saat proses defekasi juga merupakan gejala sembelit. Feses yang keras, perasaan tidak lampias saat BAB, perasaan ada hambatan pada dubur, dan evakuasi feses secara manual pun termasuk gejala sembelit. Keluhan tersebut dirasakan pada 25 persen defekasi atau lebih. "Jika Anda mengalami dua atau lebih gejala di atas dalam tiga bulan terakhir maka dapat dikatakan Anda berpotensi mengalami sembelit fungsional," ujar Ari.

Agar jauh dari derita konstipasi, Ari mengimbau agar tiap orang menjaga kecukupan asupan air minumnya setiap hari. Selanjutnya, makanlah makanan berserat minimal 25 gram sehari dan aktivitas fisik harus tetap terjaga keteraturannya. "Mengatur kebiasaan BAB dan juga menghindari obat-obatan yang menyebabkan konstipasi pun dapat membantu menjauhkan kita dari sembelit," kata Ari dalam peluncuran laman bebassembelit.com, Rabu  (18/6) silam, di Jakarta. ed: reiny dwinanda

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement