Selasa 05 Aug 2014 12:00 WIB

siesta- Habis Berlibur Kok Loyo?

Red:

Pernahkah Anda merasa, setelah liburan yang satu ini Anda membutuhkan liburan lainnya? Kesegaran badan, pikiran, dan motivasi yang membuncah saat menikmati hari-hari di kampung halaman pelan-pelan sirna. Aura positif itu semakin pupus menjelang hari pertama kembali ke rutinitas.

Itulah tanda-tanda serangan post-vacation blues. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menghalau hawa liburan, seperti dilansir dari usatoday.com. Segera membongkar isi koper bisa membuat Anda menyadari liburan telah usai. Anda juga akan terbawa ke realitas dengan mulai mencuci pakaian kotor yang menumpuk usai berlibur.

Agar lebih mudah move on, periksa isi kulkas dan belanjalah untuk membuatnya penuh kembali. Aktivitas seperti ini bisa membantu mengingatkan bahwa Anda saat ini sudah berada di rumah. Setelah itu, cobalah untuk menyiapkan makan malam sendiri. Dengan begitu, Anda akan merasakan sekarang bukan saatnya wisata kuliner seperti semasa liburan. Masaklah makanan yang sehat sebagai persiapan memasuki rutinitas.

Melakukan sedikit aktivitas berat, seperti berolahraga juga sangat direkomendasikan untuk menyegarkan badan dan pikiran. Berlari atau yoga, contohnya. Aktivitas fisik bisa membuat Anda melupakan lelahnya liburan atau merasa liburan tidak menyenangkan. Energi yang didapat setelah berolahraga bisa membuat rileks sehingga semangat pun terkumpul kembali.

Berikutnya, coba cek saldo tabungan. Pastikan pengeluaran liburan sesuai bujet yang telah ditetapkan. Setelahnya, Anda bisa melihat foto-foto koleksi saat liburan. Mengedit foto dan mengunggahnya ke media sosial bisa mengembalikan ingatan akan perjalanan yang berkesan.

Pada hari pertama masuk kerja, Anda mungkin terasa mengantuk karena pola tidur yang tidak teratur selama liburan. Segera atur pola tidur sesuai dengan rutinitas yang biasa dilakukan. Lawan jet lag sehabis liburan dengan mengubah pola tidur kembali normal seperti biasa. Apabila memungkinkan, perangi jet lag sebelum timbul.

Berikutnya, cobalah mencintai lingkungan rumah. Untuk menumbuhkan perasaan itu, Anda dapat berjalan-jalan ke sekitar rumah atau pergi ke kafe favorit bersama sahabat seusai liburan. Hal sederhana tersebut dapat memupuk rasa suka kembali pada rumah dan rutinitas sehari-hari.

Jurus terakhir, rencanakan waktu berlibur berikutnya. Mengingat, selalu ada tempat baru untuk dikunjungi akan memompa semangat bekerja. Dengan bekerja, Anda bisa mengumpulkan dana liburan, bukan?

***

Liburan Berkualitas

Penelitian Westman dan Netzman (2001) membuktikan liburan dapat menurunkan kadar stres. Selain itu, survei American Psychology Association mengungkap sumber stres paling utama, yaitu pekerjaan. "Mereka yang memiliki pekerjaan rutin setiap harinya perlu berlibur untuk menghalau stres," kata psikolog Tia Rahmania.

Sebenarnya, stres dapat mendorong seseorang untuk mengembangkan diri agar lebih baik dalam berkegiatan. Dampak stres akan buruk jika terus ditumpuk tanpa ada usaha untuk menguranginya. Efeknya bisa negatif baik bagi fisik maupun psikis.

Stres dapat memicu gatal-gatal pada tubuh atau pusing yang sangat berat. Penumpukan stres bisa menurunkan motivasi kerja dan gairah hingga emosi yang tidak stabil. Setiap orang memiliki cara tersendiri untuk berlibur, mengusir kepenatannya.

Ketika seseorang berlibur namun pulang dengan keadaan masih membawa beban, coba evaluasi kegiatan yang dilakukan selama liburan. Berlibur dengan membawa pekerjaan tidak akan membuat seseorang pada situasi yang nyaman. "Ketegangan dan tekanan yang ada masih terbawa sehingga stres tidak hilang dengan berlibur," kata psikolog yang juga dosen di Univesitas Paramadina ini.

Sebaiknya, ketika berlibur, jauhkan diri dari benda-benda atau hal yang berkaitan dengan pekerjaan. Kalau masih merasa stres usai berlibur, carilah waktu senggang untuk kembali menjauhkan diri dari rutinitas. Memilih berlibur bersama buah hati juga ide bagus, misalnya dengan mudik Lebaran. "Tak masalah jika hari-hari pertama ananda masuk sekolah terkorbankan karena perjalanan mudik," ujar Tia.

Orang tua bisa memberikan penjelasan kepada buah hatinya mengenai tambahan hari libur tersebut. Cara penyampaiannya bergantung pada usia anak. Pada anak usia prasekolah, penjelasan orang tua akan mengajarkan anak cara bersikap, berinteraksi dengan orang lain, dan bernegosiasi. Bagi anak yang usianya sudah cukup besar dan duduk di bangku sekolah dasar, orang tua harus mendiskusikan dengan anaknya mengenai libur tambahan tersebut. Ajak anak mengambil keputusan dengan mempertimbangkan konsekuensi mengorbankan jam sekolahnya dan kalau perlu ajak anak bersama-sama meminta izin libur kepada guru. "Kalau anak keberatan waktu sekolahnya dikorbankan, orang tua juga harus memikirkan hal tersebut," ujar Tia menyarankan.

***

Perhatikan Asupan Gizi

Menempuh perjalanan wisata atau mudik, banyak keluarga yang diterpa masalah akibat pola makannya yang tidak teratur. Saat berada di jalan, mereka cenderung mengonsumsi makanan dan minuman dalam kemasan, seperti makanan ringan dan cepat saji yang kadar garamnya tinggi. Asupan air juga kurang. "Dampaknya, orang akan merasa mudah lelah dan yang menyetir konsentrasinya pun menjadi tidak bagus," kata dokter spesialis gizi klinis dr Tirta Prawita Sari SpGK.

Bagi yang masih harus menempuh perjalanan jauh, Tirta menyarankan agar mengganti kudapan dengan makanan buatan sendiri. Kacang-kacangan kemasan lebih baik diganti dengan kacang rebus atau lontong isi oncom. Selain mengenyangkan, asupan gizinya terpenuhi. Persediaan air putih juga tidak boleh ketinggalan. "Makanan kemasan atau cepat saji boleh saja dikonsumsi selama tidak berlebihan," ujarnya.

Untuk menjaga kadar gula darah orang yang mengemudikan kendaraan, sediakan pisang rebus. Selain memiliki kadar gula yang cukup, pisang mengandung karbohidrat dan kaya akan serat. Karbohidrat sangat baik untuk kembali meningkatkan konsentrasi. Ketimbang minum jus yang tinggi kadar gulanya, makan saja buah-buahan segar. Apel, pir, dan jeruk bisa menjadi pilihan bekal.

Sediakan juga susu untuk anak-anak. Si kecil cenderung menyukai rasa gurih dan manis. Menambahkan keju atau gula pada makanan bisa menjadi satu solusi dalam menjaga asupan gizi selama dalam perjalanan.

Suplemen vitamin C ataupun penambah tenaga sebetulnya tak diperlukan. Setiap orang hanya memerlukan 60 miligram asupan vitamin C. Kebutuhan tersebut bisa dicukupi dengan mengonsumsi buah-buahan. "Bijaklah mengonsumsi suplemen atau minuman berenergi. Kalau badan merasa fit dan sehat sebaiknya tidak perlu dikonsumsi," kata Tirta.

Ketika jajan di perjalanan, jangan nomor duakan kebersihan dan keamanan makanan bagi kesehatan. Diare atau tifus sering menyerang orang-orang sehabis melakukan perjalanan.

***

Liburan Saat Peak Season

Berlibur saat Lebaran menjadi pilihan banyak keluarga. Berangkat di peak season mendatangkan konsekuensi tersendiri. Persiapan yang matang akan memuluskan rencana liburan. "Agar tidak kecele di lain waktu, sebaiknya beli tiket pesawat satu tahun sebelumnya ketika harganya jauh lebih murah," ujar traveler Tesya Sophianti Meriam.

Jika tahun depan Anda ingin pergi di puncak musim liburan, seperti saat Lebaran, kumpulkanlah dana liburan mulai dari sekarang. Kalkulasikan segala kebutuhan liburan dengan cermat. Lantas, ketika membeli tiket pesawat, pastikan maskapai penerbangan sudah memiliki fasilitas online check in yang akan terasa manfaatnya kelak ketika antrean mengular.

Selain itu, siapkan penginapan. Pilih saja hotel dengan fasilitas pay later and free cancellation. Situs pencarian hotel, seperti agoda.com atau booking.com, bisa dimanfaatkan untuk mencari hotel dengan harga terbaik. Pemesanan hotel bisa dilakukan 11 bulan di muka dan dibayar pada saat check in. Carilah hotel yang tidak terlalu padat tamunya.

Membawa si kecil berlibur saat peak season, orang tua harus membuat perjalanan menjadi menyenangkan. Seminggu sebelum keberangkatan orang tua harus memberitahukan kepada anak mengenai kondisi dan situasi yang akan dihadapi. Misalnya, bandara akan padat sehingga anak-anak harus selalu dekat dengan orang tua. Ajarkan anak budaya mengantre agar tidak mendesak masuk ketika harus menunggu giliran ke toilet atau naik pesawat. "Prakondisikan agar mereka tidak kaget dengan kondisi ruang publik yang padat," kata traveler pemilik blog www.tesyasblog.com ini.

rep:nora azizah ed: reiny dwinanda

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement