Selasa 05 Aug 2014 12:00 WIB

pasien cerdas- Lindungi Diri dari Hepatitis

Red:

Dua miliar orang pernah terinfeksi hepatitis B dan 450 juta hidup dengan hepatitis B kronik. Fakta tersebut bertambah ironis dengan kenyataan satu juta orang meninggal setiap tahun dan satu orang meninggal setiap 30 detik karena hepatitis B. Padahal, penyakit ini bisa dicegah dengan imunisasi hepatitis B sejak awal kelahiran.

Banyak orang yang mengidap hepatitis B tidak menyadari keberadaan penyakit di tubuhnya. Mereka merasa sehat-sehat saja karena rutinitasnya tidak terganggu. Kondisi seperti itu memang ciri khas hepatitis B. Penyakit ini tidak bergejala secara khas dan dibutuhkan tes darah untuk pendeteksiannya.

"Pasien yang datang ke rumah sakit biasanya untuk melakukan sceening untuk keperluan sekolah bidan atau dokter," ujar konsultan gastroenterohepatologi RS Cipto Mangunkusumo, dr Irsan Hasan SpPD-KGEH, dalam acara konferensi pers Soho Global Health untuk memeringati Hari Hepatitis Sedunia dengan tema "Hepatitis, Kenali dan Obati", Selasa (15/7), di Jakarta.

Hepatitis merupakan peradangan yang terjadi pada organ hati (liver). Penyakit ini muncul sebagai akibat dari serangan virus hepatitis A, B, C, D, dan E. Dari beragam jenis tersebut, hepatitis B dan C mendapat perhatian paling besar dari tenaga kesehatan lantaran perjalanan penyakitnya dapat berujung pada kanker hati.

Ketika penderita hepatitis B dan C mulai merasakan keluhan kesehatan, penyakitnya biasanya sudah pada tahap lanjut. Keluhan kesehatan tersebut merupakan tanda telah terjadinya sirosis hati (pengerasan hati) atau kanker hati. Jika dilihat statistiknya, 30 persen penderita hepatitis akan menjadi sirosis dan sebagian dari sirosis itu menjadi kanker. "Pendekatan kuratif pada kanker hati hanya bisa ditempuh jika ukurannya kurang dari tiga sentimeter," kata Irsan.

Mengingat besarnya dampak kesehatan akibat hepatitis, masyarakat diimbau untuk melindungi diri dan keluarganya dengan menghindari perilaku berisiko. Penyakit ini dapat ditularkan secara vertikal dari ibu ke janin dan secara horizontal, antara lain, melalui penggunaan jarum suntik, pisau cukur, dan transfusi yang tercemar virus hepatitis. Dulu pasien hepatitis B mayoritas orang berusia 40 tahun ke atas yang tertular akibat transfusi darah. "Sekarang, lebih banyak anak muda pengguna narkoba suntik," ujar Irsan.

Untuk melindungi diri, masyarakat juga dapat mendapatkan imunisasi terkait. Hepatitis B telah diwajibkan pemberiannya pada bayi baru lahir sejak tahun 1997. Pada orang dewasa yang ragu sudah mendapatkan imunisasi hepatitis B atau belum dapat melakukan  screening sebelum vaksinasi. Akan tetapi, langsung imunisasi pun tak akan mendatangkan masalah kesehatan. "Jika anggota keluarga ada yang terinfeksi hepatitis B, seluruh anggota keluarga harus mendapatkan vaksinasi," kata Irsan. ed: reiny dwinanda

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement