Memasak menjadi kegiatan rutin sehari-hari, terutama bagi ibu rumah tangga. Demi menyiapkan makanan untuk suami dan anak-anak tercinta, para ibu rela berlama-lama berada di dapur. Menggoreng, merebus, mengukus, memanggang, atau membuat tim itulah beberapa teknik memasak yang sering dilakukan. Namun, teknik yang paling digemari masyarakat Indonesia adalah menggoreng dengan minyak yang banyak. Sehatkah itu? Lalu, bagaimana dengan teknik memasak yang lain?
Ahli gizi, Dr dr Inge Permadhi MS SpGK, mengatakan, hidup sehat itu harus didukung oleh makan sehat. Makanan akan menjadi sehat bila cara memasaknya juga betul. "Baik dengan cara yang sehat, seperti dikukus, direbus, dan sebagainya."
Saat memasak, pastikan prosesnya juga betul. Ketika merebus sayuran. Misalnya, kandungan vitaminnya bisa hilang kalau direbus terlalu lama atau sampai matang sekali. Sebaiknya, begitu kuahnya mendidih, segera matikan kompor. Dengan alasan yang sama, Inge menyarankan sebaiknya sayuran tidak dihangatkan.
Perlu diketahui, vitamin pada sayur dapat berkurang sepanjang proses pencucian, pemotongan, dan perebusan. Oleh karena itu, sayuran tak perlu dipotong kecil. Di lain sisi, masih ada kandungan mineral yang berguna bagi tubuh. Mineral sayuran akan larut dalam air rebusannya. "Oleh karena itu, ketika menyantap sayuran sebaiknya kuahnya turut dikonsumsi, jangan dibuang," ungkap Inge di sela-sela acara talkshow bertema "Hidup Sehat dengan Cara Memasak Sehat" yang digelar dalam peluncuran produk Sunday oleh Sophie Paris, Jumat (15/8) lalu di Jakarta.
Lalu, bagaimana dengan teknik memasak dengan cara menggoreng? Inge menyarankan sebaiknya hidangan untuk keluarga tak terlalu sering dimemasak dengan cara menggoreng. Apalagi jika menggunakan minyak zaitun. Sebetulnya, minyak tersebut bagus untuk kesehatan. Hanya saja, rantai lemaknya akan menjadi lemak jenuh jika dipanaskan atau teroksidasi. Minyak zaitun lebih baik dikonsumsi langsung atau dicampurkan dalam makanan yang sudah matang. Jika ingin menggoreng, gunakan saja minyak kelapa. "Tapi, minyak kelapa bisa membentuk kolesterol jahat," ungkap dokter yang praktik di RS Cipto Mangunkusumo dan MRCCC Siloam Hospital ini.
Selain itu, Inge merekomendasikan mematangkan makanan dengan cara memanggang atau membakar. Makanan yang dipanggang termasuk menyehatkan, asalkan tidak gosong. Di lain sisi, ada dugaan makanan yang dibakar bisa menyebabkan kanker karena mengandung radikal bebas. Oleh karena itu, ia menyarankan agar masyarakat berhati-hati ketika memanggang.
Alternatif lainnya untuk mematangkan makanan ialah dengan cara mengukus, pepes, atau dengan tim. Inge merekomendasikan agar masakan diolah secara bervariasi. Kurangi teknik menggoreng, paling tidak dua sampai tiga kali seminggu untuk sekali makan. "Kalau setiap hari, tidak sehat," ujarnya.
Senada dengan Inge, chef Billy Kalangi mengatakan untuk memasak sehat sebaiknya hindari teknik menggoreng. Ketimbang menggoreng, memanggang lebih baik. Kalau ingin menggoreng, usahakan agar panas minyak sayurnya tak lebih dari 50 derajat Celsius.
Ingin mencari pengganti minyak? Billy menyodorkan teknik memasak dengan daun pisang. Ketika memasak ikan, contohnya, letakkan daun pisang di atas wajan. Daun pisang dapat menjaga kandungan air dalam masakan. Dengan adanya daun tersebut, kelembapan masakan terjaga, tidak akan terlalu kering. Lagi pula, minyak sebetulnya tak diperlukan untuk memasak ikan. "Sebab, ikan ketika dipanaskan ia akan mengeluarkan cairannya dan lemaknya sendiri," kata Billy.
Selain memperhatikan proses memasak, Billy juga mengingatkan masyarakat agar cermat memilih bahan baku masakannya. Kecermatan dalam menyiapkan masakanan diperlukan untuk menunjang gaya hidup sehat. "Selektiflah saat memilih bahan baku yang mengandung lemak, berhati-hati dalam penggunaan garam dan gula, dan hitung kalori makanan yang dihidangkan untuk keluarga."
Di samping itu, ada faktor lain yang dapat mendukung penyediaan hidangan sehat bagi keluarga. Pemilihan alat masak, teknik penyimpanan alat masak, dan penyajian menjadi bagian pentingnya. Sudahkah Anda mempraktikkannya? rep:desy susilawati ed: reiny dwinanda