Namanya mengingatkan kita pada seorang personel band legendaris The Beatles, Paul McCartney. Dia adalah Stella McCartney, putri Paul, yang memilih tidak mengikuti jejak sang ayah menjadi musisi. Stella lantas dikenal sebagai desainer asal Inggris yang kondang lewat garis busananya yang sederhana, feminin, sekaligus modern. “Ini bukan soal bagaimana penampilan di studio atau panggung peragaan,” ujar Stella. “Ini soal bagaimana penampilan itu cocok untuk seseorang. Tidak mudah, tapi itulah yang menyenangkan,” kata dia kepada WWD.
Ketertarikan perempuan kelahiran September 1971 ini bermula sejak usianya 13 tahun. Pada usianya itu, Stella mulai membuat bajunya sendiri. Tiga tahun kemudian, dia sudah magang dengan Christian Lacroix setelah menyelesaikan sekolah seni di Ravensbourne College dan belajar desain di Central Saints Martins. Setelah lulus, dia belajar kepada Edward Sexton untuk mengasah keahliannya.
Minatnya pada mode pun seolah tak terbendung lagi. Karya-karyanya dikagumi banyak orang, bahkan para selebritas dunia pun menjadi pelanggan tetapnya. Dia menyabet penghargaan sebagai Designer of The Year dalam ajang penghargaan insan mode British Style Awards pada November 2007. “Tim saya layak menerima ini. Saya tidak mungkin bisa mengasuh balita saya tanpa bantuan mereka,” ujarnya saat menerima penghargaan itu.
Tidak hanya untuk koleksi perempuan dewasa, tapi pada Oktober 2009 Stella juga meluncurkan koleksi anak-anaknya yang pertama dengan menggandeng label Gap Kids. “Saya kira koleksi ini adalah perpaduan busana yang ceria sekaligus praktis,” ujar Stella.
“Ini adalah refleksi label saya. Ada koleksi klasik dan tak lekang waktu. Diharapkan juga sangat elegan.”
Untuk membuat koleksinya, Stella mengaku mendapat banyak inspirasi dari film. “Saya menyukai seluruh tampilan dan aksi dalam Doris Day. Bagaimana dia berubah dari gadis tomboi menjadi gadis menawan dalam balutan gaun malam.”
Kreativitasnya seolah tak terhentikan ketika Stella juga dipercaya menjadi direktur kreatif Adidas untuk membuat busana tim Olimpiade Inggris. “Sebagai seorang desainer Inggris, sangat luar biasa, kesempatan sekali seumur hidup untuk menjadi direktur kreatif tim Inggris sebagai tuan rumah Olimpiade 2012 di London,” katanya bersemangat.
Berkat karya-karyanya itulah, Stella masuk daftar perempuan paling berpengaruh di Inggris pada 2011 dari Telegraph bersama dengan pesohor lain, seperti Phoebe Philo, Anya Hindmarch, hingga Vivienne Westwood.
Istri Alasdhair Willis, seorang konsultan kreatif, dan ibu empat anak—Miller, Bailey, Beckett dan Reiley—Ini mengaku menikmati hidupnya. “Saya kira apa yang berusaha saya lakukan, yakni membuat mereka (perempuan yang membeli koleksinya) merasa sepenting yang mereka pikirkan. Karena, mereka memang seperti itu,” ujarnya, seperti dilansir Vogue.
ed: endah hapsari