Selasa 16 Sep 2014 17:00 WIB
pasien cerdas

Batu Empedu Usik Perempuan Muda

Red:

Selain di ginjal, batu juga bisa muncul di empedu. Batu empedu terbentuk di kantong tempat penyimpanan empedu. Selain di kantong empedu, batu empedu juga bisa ada di saluran empedu dan hati. Batu empedu bahkan dapat ditemukan di tempat yang terdapat cairan empedu, cairan yang dibuat di dalam hati (liver). Gunanya cairan ini, untuk mencerna makanan di dalam usus, terutama lemak.

Dari beragam jenis batu empedu, batu empedu kolesterol merupakan yang paling jamak mengusik. Batu empedu ini terbentuk akibat tingginya kadar kolesterol di tubuh seseorang. "Orang yang memiliki kolesterol tinggi akan membuat empedunya menjadi pekat, lalu lama-kelamaan bisa terbentuk pasir dan menjadi batu," ujar Dr dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH kepada Republika.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Prayogi/Republika

Ari menjelaskan bahwa batu empedu biasanya dialami oleh perempuan bertubuh gemuk, pada usia subur, sudah mempunyai anak, serta berusia di atas 40 tahun. Namun, akhir-akhir ini batu empedu juga menyerang perempuan berusia kurang dari 30 tahun.

"Pergeseran tren itu terjadi akibat gaya hidup dan pola makan yang tidak baik," kata dokter yang belum lama ini terlibat dalam pelatihan endoskopi saluran cerna tahap lanjut, deteksi dini kanker, pengangkatan batu saluran empedu, dan tindakan semi operasi polip saluran cerna di Pusat Endoskopi Saluran Cerna RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) sebagai bentuk kerja sama RSCM/Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dengan Universitas Kobe, Jepang.

Di tempat praktiknya, Ari mengatakan bahwa mayoritas pasiennya kaum Hawa. Dari keseluruhan pasien batu empedu, 60 persen di antaranya perempuan. Penderita batu empedu biasanya sering mengeluh nyeri pada bagian ulu hatinya sampai menembus ke belakang. Gejala lainnya, antara lain, mual, bengkak, dan perut cepat kenyang. Adanya batu empedu bisa memicu munculnya peradangan di kantong empedu. Selain itu, batu empedu bisa pula bergerak turun ke saluran empedu dan menyumbat saluran tersebut sehingga bisa menimbulkan berbagai komplikasi, seperti jaundice (sakit kuning), gangrene atau matinya sel-sel di organ tertentu akibat darah yang tersumbat, pancreatitis, yaitu radang pada pankreas, kanker kantung empedu, dan lainnya.

Pengobatan batu empedu bisa dilakukan dengan beberapa cara. Jika batunya tunggal dan ukurannya kurang dari dua sentimeter maka bisa diluruhkan dengan diet atau mengatur pola makan, mengontrol kadar kolesterol, serta dengan pemberian obat-obatan. Namun, jika batu empedu lebih dari satu dan ukurannya lebih dari dua sentimeter, Ari menyarankan untuk segera dilakukan operasi pengangkatan batu empedu.

Setelah batu diangkat, tidak akan ada masalah susulan yang akan menerpa. Namun, jika Anda tidak mengontrol berat badan dan pola makan, batu empedu bisa muncul kembali. Oleh karena itu, Ari mengimbau agar perempuan berusia di atas 50 tahun melakukan USG abdomen untuk mengetahui adanya batu empedu atau tidak. "Mengingat,  trennya saat ini batu empedu menyerang usia muda sebaiknya periksakan diri di usia 30 tahun."

Pembentukan batu empedu bisa dicegah dengan menghindari makanan berlemak tinggi, terutama daging merah. Selain itu, konsumsilah sayur dan buah yang kaya akan serat dan bergizi. "Kontrol berat badan serta olahraga teratur juga penting untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan," kata Ari memaparkan. rep:desy susilawati ed: reiny dwinanda

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement