Selasa 23 Sep 2014 17:00 WIB
resensi

Belajar Sukses dari Jatuh-Bangun Bangsa Jepang

Red:

Tahun 1945, kota Hiroshima dan Nagasaki, Jepang, diluluhlantakkan oleh bom atom yang dijatuhkan pasukan Sekutu (Amerika Serikat). Beberapa puluh tahun kemudian, Jepang berhasil membalikkan keadaan. Produk-produk Jepang, terutama otomotif, elektronik, dan teknologi informasi (TI), merajai pasar Amerika dan menyingkirkan kejayaan produk-produk Amerika di negerinya sendiri. Kini, Jepang menjadi salah satu negara industri termaju di dunia. Padahal, Jepang merupakannegara yang miskin sumber daya alam. Negeri Jepang juga tidak terlalu luas, hanya 1/25 negara Amerika, bahkan cenderung lebih kecil dari California.

Tak hanya itu. Negeri Jepang sangat akrab dengan bencana, terutama gempa bumi. Mungkin masih lekat dalam ingatan masyarakat dunia, bencana tsunami yang menerjang Jepang tahun 2011 lalu. Luar biasa, kehebatan rakyat Jepang dalam menghadapi tekanan tiga bencana besar sekaligus sangat memukau dunia itu. Mereka berhasil bangkit dari gempa bumi, tsunami, dan radiasi nuklir. Reputasi internasional Jepang sebagai negara yang kuat menghadapi pujian yang sangat luas. Tak adanya penjarahan menguatkan citra Jepang sebagai "bangsa beradab". Rakyat bekerja sama untuk selamat semuanya.

Mengapa hal itu bisa terjadi? Jawabannya adalah Kebanggaan Nasional! Warga Jepang sangat mencintai negara mereka dan rela melakukan apa pun untuk itu. Semangat itulah yang ingin disampaikan oleh penulis buku ini. Motivator, penulis, dan pengusaha muda ini mengajak bangsa Indonesia memiliki kebanggaan nasional. "Kita harus belajar dari budaya bangsa Jepang. Kita pun harus BISA memiliki kebanggaan nasional sebagai rakyat Indonesia dan BISA mencintai negara kita, serta rela berkorban untuk negara kita." (hlm 7)

Melalui buku ini, penulis juga mengajak bangsa Indonesia untuk belajar sukses dari jatuh-bangun bangsa Jepang. Ada sejumlah nilai budaya Jepang yang membuat mereka mampu menjadi negara yang beradab, sukses, dan kuat dalam situasi apa pun. Dengan kata lain, jatuh dua kali, berdiri tiga kali. Artinya, mereka pantang menyerah. "Jepang adalah bangsa yang tahan banting dan pantang menyerah." (hlm 11)

Penulis membagi bukunya menjadi tiga bagian. Bagian pertama menjabarkan bangsa Jepang yang luar biasa antusias. Bagian ini menguraikan etos kerja dan etika orang Jepang, semangat gambaru (perjuangan yang sangat luar biasa antusias), semangat kaizen (orientasi pada proses, bukan pada hasil), dan karakter orang Jepang. "Bagi orang Jepang, hidup itu adalah bekerja. Dalam kamus orang Jepang, tiada hari tanpa bekerja dan belajar." (hlm 1)

Bagian kedua bicara tentang gaya bisnis orang Jepang. Termasuk di dalamnya gaya bisnis, strategi bisnis, dan etika bisnis orang Jepang. Bagian ketiga membahas bangsa Jepang yang unik. Penulis mengungkapkan kemajuan tidak mengubah tradisi rakyat Jepang berikut tata kramanya. "Meskipun kini sudah menjadi negara maju dan modern, bangsa Jepang tak kehilangan tradisi dan budaya ketimurannya." (hlm 51)

Buku ini diperkaya dengan sejumlah cerita rakyat Jepang dan beberapa pengusaha sukses Jepang yang dapat menjadi inspirasi bagi siapa pun untuk menjadi orang-orang dan bangsa yang sukses. 

"Semangat untuk meraih kesuksesan orang Jepang terletak pada etos kerja, daya kreativitas, sikap pantang menyerah, dan semangat kerja (yang terkandung dalam spirit of bushido) yang dianut oleh rakyat Jepang dan diwarisi secara turun-temurun." (hlm 11). Semangat itulah yang perlu diserap dan dikembangkan oleh bangsa Indonesia.  ed: irwan kelana

Judul         : Jatuh 2x Berdiri 3x

Penulis        : Li Shi Guang

Penerbit    : Andi

Tebal        : XII+132 halaman

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement