Setelah mempelajari seluk beluk dunia investasi, Annisa Putri memutuskan untuk mengambil produk reksa dana. Tapi, sebelum membeli satu produk, dia harus mengetahui profil risikonya; agresif, moderat, atau konservatif.
Setelah mengisi beberapa pertanyaan yang ada dalam kuesioner sebuah bank yang menjual produk investasi, karyawan swasta ini pun akhirnya mengetahui profil risiko dirinya. "Saya termasuk yang konservatif,’’ ujar dara berhijab ini.
Foto:Prayogi/Republika
Apakah profil risiko itu? Dan, mengapa harus mengetahui profil risiko?
Secara garis besar, seperti dikutip dari situs perencana keuangan personal zapfin.com, profil risiko adalah satu cara untuk mengetahui karakter individu ketika menghadapi risiko investasi. Profil risiko masing-masing individu tersebut akan menjadi kunci utama untuk menentukan strategi investasi yang tepat.
Profil risiko ini bertujuan untuk mengetahui apakah Anda termasuk yang berani mengambil risiko dalam berinvestasi atau tidak. Tak jarang, ada perencana keuangan yang memberi cara mudah mengetahui profil risiko.
Jika Anda tiba-tiba kehilangan Rp 1 juta - Rp 2 juta akibat risiko berinvetasi, bagaimana reaksi Anda? Bila Anda termasuk yang tenang-tenang saja lantaran berpikir investasi itu memang berisiko dan ada peluang untuk kembali bangkit, bisa jadi Anda termasuk dalam kategori investor agresif.
Namun, sebaliknya, bila Anda termasuk yang langsung panik begitu kehilangan dana yang dibenamkan untuk investasi, Anda bisa dimasukkan dalam kategori investor konservatif.
Secara umum, profil risiko kita dibentuk oleh umur dan tahapan kehidupan, kebutuhan likuiditas, tingkat imbal hasil yang Anda cari, toleransi terhadap risiko investasi, tingkat literasi keuangan, serta jangka waktu investasi. Untuk memudahkan mengenali profil risiko, Anda bisa dengan mudah mengisi kuesioner yang biasanya diberikan ketika memutuskan membeli sebuah produk investasi, seperti reksa dana.
Dengan mengetahui profil risiko, kita akan diarahkan pada produk investasi yang tepat sesuai dengan karakter. Reksa dana termasuk jenis investasi yang bisa dipilih untuk berbagai tipe profil risiko. Perencana keuangan Ahmad Gozali menyebutkan, reksa dana terdiri atas beberapa jenis, mulai yang berisiko rendah, sampai tertinggi, yaitu reksa dana pasar uang, terproteksi, pendapatan tetap, campuran, indeks, dan saham.
''Yang membedakan dari masing-masing reksa dana tersebut adalah komposisi dari portofolio pembentuk reksadananya,'' ungkapnya dalam sebuah konsultasi.
Misalnya, reksa dana saham. Namanya juga saham, maka mayoritas isinya berupa saham-saham perusahaan yang terbaik dan sisanya berupa deposito atau obligasi. Untuk reksa dana campuran, isinya dibagi antara saham dan juga obligasi.
Untuk reksa dana yang memiliki risiko tinggi, seperti saham dan indeks, biasanya akan memberikan tingkat hasil investasi yang juga tinggi. Nilainya beragam, antara 30-60 persen satu tahunnya. Dan, ini cocok untuk investasi jangka panjang di atas lima tahun. Jika reksa dana pasar uang dan pendapatan tetap, cocok untuk investasi jangka pendek, di bawah tiga tahun. Reks dana campuran pantaslah untuk investasi antara tiga sampai lima tahun.
Tugas Anda berikutnya adalah menentukan produk yang cocok dan tentunya disesuaikan dengan kantong.
Tipe Profil Risiko
Umumnya, seorang investor akan terbagi ke dalam lima tipe profil risiko, seperti dikutip dari situs zapfin.com berikut ini:
Konservatif (Conservative)
Anda mencari perlindungan maksimal atas modal dan bersedia untuk mengorbankan potensi tingkat imbal hasil yang lebih tinggi untuk mendapatkan kestabilan dalam jangka pendek dan preservasi dari modal. Produk investasi yang sesuai adalah produk kas dan pasar uang.
Berhati-hati (Cautious)
Anda mencari stabilitas pendapatan sebagai prioritas utama, mementingkan keamanan modal dalam jangka menengah sampai panjang. Instabilitas jangka pendek yang cukup minimal masih dapat diterima untuk menjaga nilai jangka panjang dari portofolio.
Umumnya, Anda yang berprofil ini lebih berani untuk berinvestasi dibanding si konservatif, tapi tetap saja masih takut untuk menghadapi kemungkinan hilangnya modal awal investasi. Produk investasi yang sesuai adalah produk kas, pasar uang, dan pendapatan tetap.
Moderat (Balanced)
Anda mencari pertumbuhan yang moderat dari modal yang diinvestasikan untuk memperoleh pertumbuhan portofolio riil sepanjang waktu. Hanya mencari stabilitas tingkat pendapatan yang moderat. Volatilitas modal yang moderat masih bisa diterima selama tujuannya mengantisipasi tingkat imbal hasil yang lebih tinggi dalam jangka menengah dan panjang. Jalan tengah adalah gaya investasi yang Anda pilih. Produk yang cocok adalah produk pendapatan tetap, campuran, properti, dan saham.
Bertahan (Assertive)
Anda mencari pertumbuhan yang cukup tinggi atas modal investasi. Tidak terlalu mengantisipasi tingkat pendapatan yang tinggi. Volatilitas modal yang cukup tinggi dalam jangka pendek masih dapat diterima dengan tujuan untuk mencari tingkat pertumbuhan dalam jangka panjang. Tipe ini sudah mulai berani untuk mengambil risiko investasi yang cukup tinggi karena mengharapkan potensi tingkat imbal hasil yang tinggi. Produk investasi yang cocok adalah campuran, properti dan saham.
Agresif (Aggressive)
Anda mencari pertumbuhan yang tinggi atas modal investasi. Volatilitas modal yang tinggi dalam jangka pendek masih dapat diterima dengan tujuan untuk mencari tingkat pertumbuhan yang tinggi dalam jangka panjang. Produk investasi yang cocok adalah properti dan saham. ed: endah hapsari