Selasa 10 Feb 2015 15:15 WIB

Perencanaan Keuangan Keluarga

Red:

Sejak awal menikah, suami dan istri yang usianya sudah mendekati 40 tahun harus segera melakukan perencanaan keuangan keluarga. Ada satu pos pengeluaran yang mesti dipersiapkan dengan matang segera setelah kelahiran buah hati, yakni dana pendidikan anak. "Pasutri sudah harus memikirkan sisa masa produktifnya dengan menghitung selisih waktu bekerja dengan masa pensiunnya," kata Mike Rini Sutikno, financial planner dari Mitra Rencana Edukasi (MRE) Business and Advisory.

Kalau saat menikah sang istri berusia 35 tahun dan suaminya 38 tahun, lalu setahun kemudian mereka memiliki keturunan, sisa waktu bekerja 15 sampai 20 tahun akan menjadi terasa sempit untuk mempersiapkan dana pendidikan anak. Untuk mengakali keadaan tersebut, pasutri sebaiknya memilih investasi yang dapat menghasilkan nilai tambah. Dana pendidikan jangka pendek bisa ditempatkan di reksa dana syariah.

Jatuh tempo reksa dana minimal lima tahun sejak mulai berinvestasi. Reksa dana cocok untuk tabungan investasi karena memiliki risiko negatif yang lebih minim. Proses pencairannya juga lebih mudah dan aman. "Ketika orang tua membutuhkan biaya pendidikan anak, tabungan investasi sudah bisa cair sesuai tempo perjanjian," tutur Mike.

Pos berikutnya yang harus disiapkan dengan cermat ialah dana pensiun. Saat sudah berkeluarga, alokasi bujet untuk pos ini menjadi lebih besar karena akan mencakup uang penjamin masa pensiun suami dan istri. Sesuaikan produk investasi agar dapat mendukung kondisi keuangan keluarga. Contohnya, dengan memilih investasi saham jangka panjang yang temponya antara 10 hingga 15 tahun. "Investasi dalam bentuk properti, seperti tanah atau bangunan, bisa menjadi pilihan bentuk investasi untuk dana pensiun," jelas Mike.

Dana pensiun teramat penting keberadaannya mengingat orang tua yang terlambat menikah memasuki akhir masa produktifnya saat usia anaknya masih remaja. Dengan memiliki dana pensiun, orang tua tak akan kebingungan membiayai keperluan pribadi dan dana pendidikan anaknya. "Pisahkan investasi dana pensiun dengan dana pendidikan anak," ucap Mike memberi saran.

Untuk menunjang kemapanan keuangan di masa depan, pasutri yang telat menikah mesti cepat mengubah pola hidup. Segeralah beradaptasi dengan kehidupan berkeluarga. Jika semasa lajang Anda sering jajan ke kafe atau belanja, ada baiknya porsinya dikurangi dan dananya dialokasikan untuk keperluan rumah tangga.

Disiplin keuangan pun perlu ditingkatkan. Orang tua harus segera mulai menyiapkan uang kas keluarga. Selain itu, dana darurat juga perlu dihitung besarannya.

Di lain sisi, menikah di usia tak lagi muda juga memiliki kelebihan kalau semasa melajang pasutri mampu merencanakan keuangan dengan disiplin tinggi. Andaikan, sebelum menikah mereka sudah memiliki tabungan dan investasi yang cukup, dananya bisa langsung dialokasikan untuk keuangan keluarga.

Masa lajang idealnya memang menjadi waktu untuk menabung lebih besar. Hal itu sangat mungkin mengingat orang belum memiliki keluarga yang mesti ditanggung kehidupannya. Dengan kondisi finansial yang mapan, begitu menikah ia tidak akan terlalu pusing mengenai keuangan rumah tangganya. Oleh Nora Azizah ed: Reiny Dwinanda

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement