Apa jadinya ketika seorang wisatawan India yang lugu, berparas bak bintang film idola perempuan, dan sangat santun bertemu dengan gadis pemandu wisata nan urakan, tak mengenal cinta, dan terbelit banyak masalah? Turis Romantis mengajak penonton untuk mengurai kerumitan tersebut dengan jenaka. Inilah film drama berbungkus parodi satire karya perdana sutradara asal Yogyakarta, Senoaji Julius.
Lewat Turis Romantis, Senoaji mengangkat realitas yang ada di masyarakat. Tak semua anak beruntung memiliki orang tuanya yang dapat menjadi teladan. Nabil (Kirana Larasati) termasuk perempuan yang tumbuh di keluarga yang disfungsional. Perempuan berusia 25 tahun itu harus membereskan segala bentuk kekacauan yang ditinggalkan sang ayahnya. Nabil sudah kehilangan rasa hormat pada ayahnya yang pemabuk, tukang judi, jarang pulang, dan tak bertanggung jawab.
Di lain sisi, Nabil tak ingin sang bunda yang superpolos menjadi korban dari ulah ayahnya. Apalagi, ibunya memperlihatkan kesetiaan mendalam pada sang suami yang sekilas tak layak untuk dibela. Menjadi anak semata wayang, ia pun pasang badan. Nabil langsung menyanggupi permintaan rentenir keturunan India (Mike Lucock) yang menagih utang bersama preman-preman gokil. Dalam lima hari, ia harus menyetor uang sebesar Rp 100 juta.
Dalam keadaan kalut, Nabil mencari pekerjaan yang dalam sekejap bisa mendatangkan banyak uang. Namun, ia menolak mentah-mentah usulan menjual diri. Berbekal kemampuan bahasa Inggris seadanya, ia menggantikan sahabatnya menjadi pemandu wisata. Nabil yang ketus berharap bisa mendapatkan uang tip beberapa juta rupiah dari turis yang royal.
Wajah Nabil semakin masam begitu mengetahui satu-satunya turis yang harus dipandunya ialah seorang pria asal India. Pikirnya, turis itu mirip dengan Tuan Takur nan culas. Apalagi, Azan Khan memintanya untuk diantarkan ke tempat-tempat yang romantis di Yogyakarta. Salah mengartikan eksotis dengan erotis, Nabil kesal bukan kepalang mendengar Azan ingin berkunjung ke tempat eksotis.
Di tengah kewajibannya mengantar turis, Nabil kembali mendengar utang ayahnya kepada Tuan Takur membengkak. Totalnya kini Rp 200 juta. Sang ayah terbaring koma di rumah sakit setelah mengalami serangan jantung beberapa saat usai memenangkan judi. Sertifikat rumah keluarganya kini berada di tangan Tuan Takur. Sehingga, Nabil dan ibunya harus angkat kaki kalau tak bisa membayar.
Di mata Nabil, solusi paling singkat hanyalah mengelabui Azan yang membawa Rp 200 juta di tasnya. Uang itu sejatinya akan dipakai untuk memindahkan makam kakeknya ke India. Lewat Turis Romantis, penonton seolah disentil kesadarannya dengan cara jenaka agar tidak terperangkap dengan stereotip yang lengket dengan suatu kelompok. "Kami juga ingin memperlihatkan, seburuk apa pun ulah salah satu anggota keluarga, ia tetaplah bagian dari keluarga," kata produser Hanung Bramantyo.
Turis Romantis melewati proses produksi dan pascaproduksi selama tiga bulan. Film yang ditayangkan di bioskop mulai 23 April silam ini menggaet aktor asal India, Shaheer Sheikh, yang populer lewat aktingnya di serial TV "Mahabarata." Ini merupakan film layar lebar pertama untuknya.
Turis Romantis murni film lokal. Tak ada adegan ala film India di sepanjang durasi pemutaran film. Banyak menggunakan dialog berbahasa Inggris, ada teks yang memudahkan penonton untuk terpingkal menyaksikan kelucuan setiap tokoh Turis Romantis.
Senoaji sengaja tak memakai metafora yang tinggi untuk menyampaikan isi filmnya. Ia ingin semuanya terkesan membumi. Mampukah Nabil menjadi arjuna penyelamat keluarganya? Apeskah Azan bertemu Nabil? Azan pun rupanya jauh-jauh ke Yogya demi mewujudkan bentuk kesetiaan sang nenek pada kakeknya. "Saksikan bagaimana jadinya ketika kami mempertemukan dua sosok arjuna, yakni arjuna Jawa yang selalu digambarkan melalui tokoh perempuan dengan arjuna India yang merupakan tokoh heroik," kata Senoaji. ed: Reiny Dwinanda
***
Di Balik Layar
Adegan Turis Romantis banyak diambil secara close up. Celerina Judisari selaku produser menjelaskan trik itu terpaksa ditempuh lantaran antusiasme warga Yogyakarta dalam mengikuti proses syuting. "Sulit sekali memblokir lokasi karena banyak sekali yang ingin melihat Shaheer."
Di Turis Romatis, Shaheer menjajal kemampuan menyanyinya dengan mendendangkan dua soundtrack, yakni "Di Manakah Dirimu" dan "Romantis." Lagu-lagu tersebut diciptakan dalam waktu singkat oleh musisi Pongki Barata. Tentang tudingan plagiarisme di salah satu soundtrack, Pongki menjelaskan kemiripan dengan musik latar film PK hanya ada pada kesamaan penggunaan alat musik akordeon yang dimainkan ala "Waltz no 8". "Ada stereotip, tapi tidak menyontek dan tak ada intensi plagiat," jelasnya.
***
Turis Romantis
Produksi: Mahaka Pictures & Spectrum Film
Produser: Celerina Judisari, Hanung Bramantyo
Sutradara: Senoaji Julius
Penulis skenario: Rahabi Mandra
Genre: Drama, komedi, satire
Durasi: 2 jam 20 menit
Soundtrack: Pongki Barata
Pemeran: Shaheer Sheikh, Kirana Larasati, Mike Lucock