Senin 01 Sep 2014 14:00 WIB
jurnal

Jangan Abaikan Mini Stroke

Red:

Orang awam acap kali mendeteksi mini stroke atau  transient ischemic attack (TIA) sebagai serangan stroke. Meski gejalanya sama, namun serangan ini hanya berlangsung sekejap.

"Hampir 30 persen stroke didahului oleh mini stroke. Saat kondisi tersebut terjadi, dalam lima menit otak tak mendapat aliran darah, sel-selnya langsung mati," kata spesialis bedah saraf RSU Bunda Jakarta dr Ibnu Benhadi Sp.BS.

Mini stroke, jelas Ibnu, terjadi ketika aliran darah ke bagian otak tersumbat atau berkurang. Penyebab utama sumbatannya terdapat butir-butir kecil atau trombus berupa kotoran lemak, kolesterol, atau gumpalan gula darah. Setelah beberapa saat, 10-20 menit, trombus ini larut dan gejala strokenya hilang.

Berbeda pada stroke, sumbatan pembuluh darahnya akan menetap atau tidak bisa larut, sehingga otak kekurangan pasokan darah dan terjadi kerusakan sel-sel otak. Kendati terindikasi ringan, Ben mengingatkan, mini stroke tetap diklasifikasikan kondisi yang berbahaya.

"Jika mengalami mini stroke, berarti sudah peringatan bahaya. Tetaplah ke rumah sakit untuk mencari faktor risiko yang bisa menyebabkan stroke, sehingga bisa dicegah," papar Ibnu mengingatkan.

Lantaran gejala mini stroke juga bisa berulang dan berkembang menjadi stroke yang lebih berat. Bila menemui kondisi tadi, dokter bakal memeriksa untuk mengetahui kondisi pembuluh darah dan faktor risiko lainnya.

Penanganan yang cepat dan tepat sangat menentukan kondisi pasien selanjutnya. Sayangnya, baik pasien stroke maupun mini stroke sering terlambat dibawa ke rumah sakit. "Gejalanya terkadang ringan, seperti tiba-tiba bingung, sulit bicara, keseimbangan terganggu, sehingga tiba-tiba goyang, atau mati rasa dan kebas pada satu bagian tangan," kata spesialis syaraf RS Bunda Neuro Center dr Nizmah Sp S.

Keterlambatan penanganan pasien stroke, menurut Nizmah, kebanyakan disebabkan oleh orang di sekitar atau keluarga pasien tidak tahu gejala stroke. "Selain itu, stroke juga kadang tidak menimbulkan nyeri dan gejala yang muncul ringan."

Gejala stroke biasanya terjadi tiba-tiba. Gejalanya,  antara lain, serangan lemas atau mati rasa secara mendadak pada wajah, lengan, atau kaki. Selain itu, pasien juga akan mengalami sulit bicara atau memahami pembicaraan, nyeri kepala hebat, dan hilangnya keseimbangan tubuh secara mendadak. "Waktu sangat berharga saat terjadi stroke. Kehilangan waktu berarti kehilangan lebih banyak sel otak," katanya.

Penanganan stroke sendiri disesuaikan dengan penyebabnya. Bila stroke disebabkan sumbatan pembuluh darah atau disebut stroke iskemik, dokter akan memberikan pengencer darah. Sementara itu, pada stroke akibat pecahnya pembuluh darah atau stroke hemoragik, bisa dilakukan pembedahan. rep:indah wulandari  Ed:khoirul azwar

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement