Penderita kanker serviks di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencapai 4,1 dari 1.000 penduduk. Jumlah ini menempati urutan tertinggi di Indonesia.
Guna menekan angka penderita kanker serviks tersebut, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan mengefektifkan sosialisasi deteksi dini dan pencegahan penyakit mematikan itu.
Andayani Budi Lestari, kepala BPJS regional VI, mengatakan, meski sangat berbahaya, wanita di Yogyakarta masih enggan untuk memeriksakan leher rahimnya pada dokter. Alasannya, karena banyak di antara mereka yang malu, takut penyakitnya diketahui, dan persepsi biaya mahal.
"Untuk mencegah kanker serviks, BPJS Kesehatan melakukan gerakan nasional program promotif preventif," katanya, pekan lalu. Gerakan yang dilakukan, di antaranya, edukasi kesehatan, screening preventif primer, screening preventif sekunder, program pengelolaan penyakit kronis, dan mentoring spesialis terhadap faskes primer.
Dokter ahli kanker serviks RS Sardjito, Ova Emilia, menjelaskan, kanker mulut rahim disebabkan berbagai faktor. Di antaranya, kurang menjaga kebersihan sekitar alat kelamin, banyak pasangan, hubungan seks dini, pasangan tidak sunat, sering melahirkan, merokok, dan pewangi obat kelamin. Antara ed:khoirul azwar