Tangan merupakan salah satu bagian tubuh yang paling penting bagi mobilitas kita setiap hari, seperti halnya kaki. Bagian tubuh ini sangat kompleks dan memiliki jaringan yang lebih rumit dari organ-organ tubuh lainnya.
Sering kali tangan menjadi andalan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Malah, hampir keseluruhan kegiatan manusia melibatkan peran tangan di dalamnya. Namun, tak jarang pula tangan luput dari kewaspadaan kita dan kadang-kadang mengalami cedera.
Apabila tangan mengalami cedera, seperti keseleo, patah tulang, terkilir, dan sebagainya, perlu segera ditangani dengan baik oleh dokter. Kerena, menurut ahli bedah mikro dan tangan dari RS Premier Bintaro, dr Margareta Arianni SpOT (K), apabila salah dalam penanganannya, kemungkinan fungsi tangan yang cedera pun akan mengalami kemunduran.
Salah satu bagian tangan yang rentan cedera adalah daerah triangular fibrocartialgr complex (TFCC). Bagian ini yang merupakan pertemuan tiga tulang di pangkal tangan dan dua ujung tulang besar lengan bawah atau biasa disebut pergelangan tangan.
"Pergelangan tangan memang rentan cedera, umumnya ketika tubuh kita jatuh. Cedera tangan dapat diatasi dengan terapi nonoperatif, seperti fisioterapi atau pemberian obat-obatan dan terapi operatif," katanya dalam pembahasan terkait cedera pada tangan di RS Premier Bintaro, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Terapi operatif, kata dia, sangat penting dijalankan apabila terdapat kerusakan pada sambungan saraf. Kerusakan yang fatal pada sambungan saraf bisa saja terjadi jika tidak mendapatkan penanganan yang benar.
Ia menjelaskan, komponen yang paling sering terkena dampak cedera biasanya pada otot yang menghubungkan tulang atau ligamen, tulang rawan, atau persendian. "Jika terus didiamkan dan tidak ditangani dengan benar, akan terus terjadi kerusakan fatal permanen. Maka, apabila mengalami cedera dengan keluhan rasa sakit, baiknya segera datang ke dokter ahli," ungkapnya.
Selain akibat jatuh atau kecelakaan, hal lain yang menyebabkan cedera atau nyeri pada tangan adalah akibat melakukan suatu pekerjaan berat yang berulang. Cara yang paling baik untuk mengurangi rasa nyeri tersebut adalah menghentikan kegiatan sementara.
Akan tetapi, lanjut Margareta, bila nyeri disebabkan cedera parah atau dikeluhkan dalam waktu lama, penderita harus segera periksa ke dokter. Terkadang nyeri pada pergelangan juga bisa menyebabkan nyeri di sekitar bahu dan punggung belakang.
"Nyerinya bisa merambat, bisa jadi karena penyebab atau sumber sarafnya sama. Walaupun penyebabnya sama, penanganannya jelas berbeda," ujarnya melanjutkan.
Ia menjelaskan, sebelum didiagnosis apa penyebab dari keluhan nyeri di tangan, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang dengan X-ray, CT scan, atau MRI. Bila memang diperlukan operasi, kini sudah ada metode minimal invasif yang lebih baik daripada metode pembedahan dengan sayatan besar konvensional biasa.
Sementara itu, cedera ternyata tidak hanya dapat menimpa orang dewasa. Menurut pakar fisiologi olahraga FK UI, Dr dr Ermita I Ilyas MS AIFO, cedera pergelangan tangan ataupun kaki juga sering menimpa anak-anak. Cedera terjadi akibat tingginya aktivitas di luar ruangan yang berisiko anak terjatuh atau keseleo.
"Cedera bisa terjadi akibat ligamen yang terhubung dengan tulang merenggang secara berlebihan saat anak terjatuh atau terpelintir," ungkapnya.
Orang tua diimbau untuk tidak khawatir dalam menangani anak yang cedera pergelangan tangan ataupun kaki. Jika hal tersebut terjadi, orang tua cukup melakukan beberapa langkah penanganan dini. Misalnya, mengompres dengan es batu, membungkus pergelangan tangan atau kaki dengan handuk halus, atau memberikan pereda rasa sakit guna meringankan nyeri. Selain itu, yang tak kalah penting adalah beristirahat total.
"Penatalaksanaan yang tepat adalah melakukan metode RICE, yakni rest (istirahat), ice (dibebat menggunakan es yang dilapisi handuk), compress, dan elevate (mengangkat bagian yang cedera lebih tinggi dari badan). Ini merupakan pertolongan utama yang wajib dilakukan," katanya memaparkan.
Perlu diketahui, lanjutnya, cedera membuat jaringan pembuluh darah sobek dan membengkak. Maka, metode RICE harus dilakukan tiga sampai empat kali selama 15 menit. "Setelah itu lihat perkembangannya. Kalau tidak ada kemajuan baru dibawa ke dokter."
Selanjutnya, hal yang paling penting untuk diperhatikan adalah cedera apa pun pada tangan atau kaki tidak boleh dipijat atau diurut. Karena, memijat hanya akan membuat darah beku menumpuk pada satu titik sehingga membuat efek cederanya semakin bengkak.
Mengompres cedera dengan es, kata dia, sebenarnya sudah berfungsi untuk mengurangi pembengkakan agar pembuluh darah menyempit. Namun, jika rasa sakit tidak tertahankan lagi, Ermita menyarankan agar segera ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. n ed: dewi mardiani