Rabu 06 Jan 2016 15:00 WIB

Waspada Penyebaran Cacar Air

Red:

Penyakit pada kulit berupa bintil-bintil merah berisi cairan atau cacar air biasa menyerang berbagai kelompok usia. Cacar air tergolong penyakit menular. Jadi, tak hanya anak-anak yang terkena penyakit tersebut, tapi juga orang dewasa bisa terinfeksi virus Varicella zoster ini.

Serangan cacar air cirinya memang khas, yaitu bintil merah yang terasa gatal dan panas. Bintil-bintilnya berair dan biasanya menyerang ke seluruh permukaan kulit di tubuh sehingga mengganggu kenyamanan pasien.

 

Dosen bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM), dr Ida Safitri Laksanawati SpA, mengatakan, meski menular, cacar air bukan penyakit yang berbahaya. Namun, penyakit ini dapat membahayakan individu yang memiliki kekebalan tubuh rendah.

Adapun yang dimaksud individu berdaya tahan tubuh rendah adalah golongan anak-anak ataupun balita berstatus gizi buruk. Pasien yang menderita penyakit lain, seperti leukimia dan jantung bawaan juga memiliki kekebalan tubuh yang rendah. Apabila anak-anak yang terserang virus cacar air dan memiliki daya tahan tubuh rendah, serangannya dapat menyebabkan penyakit yang dideritanya cukup berat.

"Individu dengan kekebalan tubuh yang menurun dapat dengan mudah tertular dan bisa mengalami infeksi yang lebih berat," jelas Ida saat dihubungi di Sleman, DI Yogyakarta, beberapa waktu lalu.

Serangan penyakit yang juga dikenal dengan sebutan Chickenpox ini biasanya timbul dengan ditandai adanya demam, munculnya bintik-bintik merah berair di kulit, dan rasanya gatal. Penyakit ini mudah menular melalui kontak langsung ataupun udara pernapasan penderita. Misalnya, bersentuhan kulit ataupun terpapar percikan bersin atau batuk penderita cacar air.

Ida mengatakan, upaya pencegahan untuk mengurangi risiko terkena cacar air dapat dilakukan dengan melakukan vaksin cacar air. Sedangkan, untuk meminimalisasi penularannya, orang yang terkena cacar air diharapkan tetap berada di rumah. "Anak-anak yang terkena cacar air sebaiknya jangan berangkat sekolah dulu sampai bintik-bintiknya benar kering, menghitam, dan mengelupas agar tidak menular ke lebih banyak anak," katanya.

Apabila terdapat salah satu anggota keluarga yang terkena cacar air, Ida menyarankan untuk memisahkan penderita dari keluarga lainnya. Terutama dengan anggota keluarga yang belum mendapatkan vaksin ataupun belum terkena cacar air.

"Penderita harus ditempatkan pada kamar terpisah, misalnya, kakaknya kena, sebaiknya tidurnya dipisah dulu dengan adiknya di kamar yang berbeda," ungkap dokter spesialis anak RSUP Dr Sardjito ini.

Cacar air tidak memerlukan pengobatan khsusus dan dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, lanjut Ida, perlu diperhatikan untuk tetap menjaga bintik merah berair agar tidak pecah karena akan menjadi sumber penularan dan meninggalkan bekas luka atau bopeng yang sulit hilang.

Sementara itu, pengobatan biasanya dilakukan untuk mengurangi rasa gatal dengan pemberian obat ataupun krim pengurang rasa gatal. "Obat antivirus akan diberikan pada pasien cacar air dengan kondisi berat, seperti mengalami gizi buruk atau memiliki penyakit berat lainnya. Sedangkan, pada anak-anak sehat akan sembuh dengan sendirinya apabila daya tahan tubuhnya membaik," katanya memaparkan.

Karena itu, menjaga daya tahan tubuh tetap prima menjadi penting untuk mengurangi risiko tertular cacar air. Di antaranya dengan menjaga pola hidup sehat dengan menjaga kebersihan lingkungan dan asupan makanan sehat serta bergizi. n ed: dewi mardiani

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement