REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Kasus penderita Human Immunodefeciency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) di Kabupaten Tangerang meningkat selama lima tahun terakhir. Diperkirakan, kasus dua penyakit tersebut masih akan terus meningkat.
Menurut Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Kabid P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang Yully Sunar Dewanti, sejak 2008 hingga 2013, pihaknya sudah menemukan 705 kasus pengidap HIV/AIDS. Kasus terbanyak ditemukan di sejumlah kecamatan, seperti Kosambi dan Balaraja.
“Di sana, memang banyak tempat prostitusi terselubung,” kata Yully saat dihubungi Republika, Senin (15/4).
Rinciannya, penderita HIV 222 kasus dan AIDS 484 kasus. Angka tersebut bukan merupakan hasil akhir temuan Dinas Kesehatan. Diperkirakan, saat ini di Kabupaten Tangerang yang memiliki 29 Kecamatan, sekitar 1.500 orang mengidap penyakit HIV/AIDS.
Menurut Yuli, penularan penyakit HIV/AIDS bisa terjadi dari perilaku seks bebas dan penggunaan jarum suntik narkoba. Di Kabupaten Tangerang, kasus HIV/AIDS banyak ditemukan akibat hubungan badan dengan orang yang terkena virus. Bahkan, ada juga suami yang diketemukan menularkan virusnya ke istri dan anak-anaknya, selain pemakaian jarum suntik untuk narkoba secara bergantian.
“Ada seorang ibu terkena virus HIV dan AIDS. Setelah diselidiki, ternyata virus itu ditularkan oleh suaminya. Sebelumnya, ibu tersebut tidak tahu kalau suaminya telah terkena virus HIV dan AIDS. Bahkan, virus itu menulari dua pasangan itu,” ujar Yully.
Yully menduga, mungkin suaminya itu pernah behubungan dengan pekerja seks komersial (PSK) atau yang lainnya yang telah terjangkit virus HIV, sehingga menularkan ke istrinya. Karena itu, Yully berharap, masyarakat mau memeriksakan dirinya ke tempat-tempat layanan kesehatan yang disediakan pemerintah.
“Makanya, kita berharap supaya orang yang memiliki risiko terkena penyakit ini untuk mau diperiksa agar bisa diambil langkah-langkah pertolongan,” kata Yully.
Di Kota Tangerang Selatan (Tangsel), pemerintah setempat mencatat, jumlah warga yang mengidap penyakit HIV/AIDS sebanyak 77 kasus. Jumlah tersebut dihitung pada periode 2011-2012.
“Itu yang baru ketahuan, masih ada lagi yang belum. Karena, masih ada warga yang enggan melaporkan ke pemerintah dengan berbagai alasan,” kata Kepala Seksi Penanggulangan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kota Tangsel, Rusmin, Senin (15/4).
Para pengidap HIV/AIDS itu tersebar di hampir semua kecamatan. Yaitu, Kecamatan Ciputat 39 kasus, Pondok Aren 12 kasus, Pamulang delapan kasus, Serpong enam kasus, Setu lima kasus, dan Serpong Utara satu kasus.
Sedangkan, faktor penyebabnya beragam. Pengguna narkoba suntik sebanyak 65 persen, hubungan seks 25 persen, transplasenta lima persen, dan yang tidak diketahui empat persen.
Menurut Rusmin, jika dilihat dari atas masalah HIV/AIDS tampak begitu kecil, tapi setelah turun ke lapangan ternyata kasusnya cukup memprihatinkan. Karena itu, ia berharap, warga yang memiliki risiko HIV/AIDS untuk segera melaporkan ke pemerintah.
“Segera laporkan ke kami untuk mendapatkan penanganan medis secara komprehensif,” kata Rusmin.
Untuk diketahui, di Kabupaten Tangerang dan Kota Tangsel terdapat sejumlah titik praktik prostitusi terselubung. Di Kabupaten Tangerang, ada kawasan Dadap, Kecamatan Kosambi. Sedangkan, di Kota Tangsel ada di kawasan Tegal Rotan, Kecamatan Ciputat. Untuk di Tegal Rotan, pemerintah setempat sudah berupaya untuk menertibkan tempat ini. Tapi, para PSK masih tetap berupaya beroperasi di tempat ini. ed. muhammad hafil.
Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.