Selasa 16 Apr 2013 08:55 WIB
Ujian Nasional

Dua Percetakan Soal UN Bermasalah

 Siswa SMK mengikuti Ujian Nasional di SMK Negeri 8 Jakarta Selatan, Senin (15/4).   (Republika/Agung Supriyanto)
Siswa SMK mengikuti Ujian Nasional di SMK Negeri 8 Jakarta Selatan, Senin (15/4). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Problem pelaksanaan Ujian Nasional (UN) 2013 ini bermuara pada dua percetakan yang mengerjakan soal UN. Staf Khusus Mendikbud Bidang Komunikasi Media Sukemi mengungkapkan, kedua percetakan itu adalah Ghalia Indonesia Printing dan Balebat Dedikasi Prima.

"Percetakan itu diduga tidak memiliki sistem penataan yang baik di dalam penyusunan barang hasil cetakan," tutur dia, di Jakarta, Senin (15/4). Karena itu, dia menambahkan, mereka keteteran saat harus menyusun soal yang saat ini dibuat dalam 20 varian. Atas kejadian tersebut, pihaknya pun meminta maaf kepada masyarakat.

Percetakan Ghalia bertanggung jawab untuk mendistribusikan soal UN di 11 provinsi. Kesebelas provinsi itu adalah Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Sedangkan, Balebat bertanggung jawab untuk wilayah Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, dan Banten.

Dengan adanya dua percetakan yang bermasalah, penundaan UN tidak hanya terjadi di 11 provinsi. Beberapa daerah lain yang tidak dinyatakan ditunda mengalami kekurangan soal UN. Gubernur Sumatra Utara Gatot Pujo Nugroho mengungkap adanya kekurangan soal pada sekolah-sekolah di 23 kabupaten/kota di wilayahnya.

Kekurangan soal juga terjadi di SMA Negeri 4 Kota Tangerang, Banten. Sebanyak 80 siswa sekolah itu terpaksa menggunakan lembar naskah ujian nasional mata pelajaran bahasa Indonesia hasil fotokopi.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang Tabrani mengatakan, penggandaan naskah soal merupakan langkah terakhir. Prosedur terkait kekurangan naskah ujian, yaitu mengambil dari ruang kelas yang kelebihan, meminta soal dari sekolah terdekat, atau memfotokopinya.

Daerah-daerah lain yang juga melaporkan kekurangan soal untuk mata pelajaran bahasa Indonesia, yaitu Padang, Sumatra Barat; Batam; Pandeglang, Banten; Jawa Barat. Menurut Ketua Penanggung Jawab dan Pengawas UN Rayon Jawa Barat Sunaryo Kartadinata, lembar soal dapat difotokopi jika memang terjadi kekurangan soal. Wilayah-wilayah yang kekurangan soal itu berada di bawah tanggung jawab percetakan Balebat.

Sementara itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mulai melakukan investigasi terkait keterlambatan pencetakan soal ujian nasional (UN) untuk zona Indonesia tengah yang menjadi tanggung jawab PT Ghalia Indonesia Printing. "Kami sudah memantau ke sana (PT Ghalia Indonesia Printing). Barangkali masalah teknis dan manajemen SDM-nya perlu diperbaiki," kata Inspektur IV Inspektorat Jenderal Kemendikbud Amin Priatna, Senin (15/4) malam.

Amin menuturkan, saat ini Inspektorat Jenderal Kemendikbud sedang meneliti siapa yang membuat kesalahan apakah perusahaan atau unsur lainnya. "Kami pelajari poin per poin sesuai kontrak," ujar dia. Amien berharap dalam waktu dekat bisa diketahui hasil investigasinya.

Kacaunya penyelenggaran UN tidak berhenti pada kekurangan naskah soal. Siswa mengeluhkan mutu kertas lembar jawaban UN yang tipis. “Kalau tidak hati-hati saat menghapus jawaban, akan mudah sobek," ujar Vita, siswi jurusan IPS, SMA Pembangunan Yogyakarta. Siswa jurusan IPS SMA Negeri 1 Baleendah, Bandung, Jawa Barat, Harien Aliva (18 tahun), mengatakan, kualitas kertas itu membuatnya khawatir lembar jawaban tidak terbaca di komputer.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan, secara umum penyelenggaran UN tahun ini berjalan lancar. Terkait kekurangan soal di beberapa daerah, dia berjanji akan melakukan pengecekan. n fenny melisa/arie lukihardianti/lingga permesti/c73/c12/yulianingsih/antara ed: ratna puspita

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement