REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wajahnya terlihat lesu. Gaya bicaranya pun tidak terlalu bersemangat. Sangat berbeda ketika pertama kali ia datang ke Indonesia. Pelatih asal Argentina, Luis Manuel Blanco, tak menyangka nasibnya akan seperti sekarang. Dia merasa terombang-ambing oleh manuver-manuver para pengurus PSSI dalam membuat keputusan terkait tim nasional Indonesia.
Pada 7 Februari 2013, Blanco resmi diperkenalkan Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin. Ia direkrut untuk menjadi pelatih kepala timnas senior. Blanco datang dengan membawa misi segudang. Lolos kualifikasi Piala Asia 2015 dan juara Piala AFF 2014 menjadi beberapa janji yang ia ucapkan untuk masyarakat Indonesia.
Namun, sepertinya janji-janji Blanco itu hanya akan menjadi ucapan belaka. Jangankan untuk membuktikan janjinya, ia pun bahkan tidak memiliki kesempatan memenuhi janji selangitnya itu. Blanco harus menerima kondisi pahit dari kebijakan-kebijakan yang dibuat para elite sepak bola di Tanah Air.
Setelah 'dipecat' sementara saat mempersiapkan timnas menjelang laga Arab Saudi, akhir Maret 2013, Blanco pun kini digeser posisinya menjadi pelatih timnas U-19 setelah Badan Tim Nasional (BTN) yang kini diketuai La Nyalla Mahmud Mattalitti. Melihat kondisi ini, Blanco akhirnya angkat bicara.
Kepada wartawan di Senayan, Jakarta, Senin (22/4), pelatih berusia 59 tahun itu mengungkapkan keluh kesahnya. Bukan hanya wajahnya yang terlihat lesu, berat badannya pun menurun drastis. Pipinya terlihat lebih cekung, perut buncitnya pun tidak lagi terlalu tampak. "Iya, berat badan saya turun 6 kg di sini," kata dia.
Bukan faktor makanan ataupun cuaca yang membuat berat badannya turun drastis, melainkan beban pikirannya selama berada di Indonesia. "Bagaimana tidak. Hari ini saya jadi pelatih, tapi besok tidak. Jadi pelatih lagi, tapi tidak jadi lagi," ujar Blanco mengeluh.
Keluhan Blanco itu memang tidak mengada-ngada. Awalnya, ia dijanjikan kembali menjadi pelatih kepala timnas setelah sebelumnya digantikan oleh Rahmad Darmawan. Ia dijanjikan kembali menjadi pelatih kepala timnas senior saat melawan Cina pada laga lanjutan kualifikasi Piala Asia, 15 Oktober mendatang.
Akan tetapi, nyatanya, itu hanya janji belaka. Blanco digeser menjadi pelatih U-19. Sedangkan, posisi pelatih timnas senior dipercayakan kepada juru taktik Persipura Jayapura, Jacksen F Thiago. Blanco menyadari banyak pihak yang meragukan rekam jejaknya sebagai pelatih. Namun, ia menegaskan pantas menjadi pelatih timnas senior Indonesia setelah melanglang buana ke berbagai negara, seperti Meksiko, Bolivia, Cina, dan Albania.
Ia mengaku cukup kecewa dengan kondisi ini. Apa yang ia rasakan di Indonesia ini adalah pengalaman pertamanya selama menjadi pelatih. "Sebelumnya tidak pernah seperti ini," ungkap dia. Dia mengatakan, ketika menjadi pelatih di negara-negara lain, ia betul-betul dihormati dan dihargai.
Pergantian pelatih memang biasa dalam sepak bola. Namun, hal tersebut harus dilakukan dengan komunikasi dua arah, bukan sepihak. Blanco mengaku, belum ada komunikasi sedikit pun dengan La Nyalla yang telah mendepaknya. "Sejauh ini hanya tahu dari media bahwa saya digeser jadi pelatih U-19," ucapnya.
Mengenai pergeseran dirinya itu, Blanco dengan tegas tidak mau menerimanya. Alasannya, sejak pertama kali datang, ia dikontrak menjadi pelatih timnas senior dengan masa bakti dua tahun. "Saya tidak bisa menerima tawaran tersebut. Saya dikontrak untuk jadi pelatih timnas senior. Kontrak itu harus saya hargai," katanya menegaskan.
La Nyalla tak mau ambil pusing dengan penolakan Blanco menjadi pelatih timnas U-19. "Kalau tidak mau, ya silakan pulang saja," kata La Nyalla, enteng. Menurut La Nyalla, ia sebelumnya telah meminta Blanco untuk segera memaparkan atau minimal mengirimkan rekam jejak kepelatihan dan program-program untuk menangani timnas. "Tapi, dia tidak mengirimnya," ujarnya melanjutkan.
Dengan kondisi ini, tambah La Nyalla, posisi pelatih kepala timnas U-19 akan kembali dijabat oleh Indra Sjafri. Sebelumnya, Indra Sjafri ditetapkan menjadi asisten pelatih mendampingi Blanco sesuai keputusan rapat BTN, pekan lalu. "Otomatis Indra Sjafri jadi pelatih kepala timnas U-19," kata La Nyalla. n satria k yudha ed: andri saubani
Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.