Kamis 25 Apr 2013 01:32 WIB

Gedung Delapan Lantai di Bangladesh Runtuh

Red: Zaky Al Hamzah
Runtuhan plasa di Dhaka yang roboh
Foto: BBC
Runtuhan plasa di Dhaka yang roboh

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Sebuah bangunan berlantai delapan bernama Rana Plaza yang berada di Savar, Bangladesh, runtuh, Rabu (24/4) pagi. Savar berjarak 30 km dari ibu kota negara, Dhaka. Lebih dari 70 orang kehilangan nyawa dan ratusan lainnya terluka. Gedung ini terdiri atas pabrik pakaian, bank, dan sejumlah toko.

Petugas pemadam kebakaran mengungkapkan, sekitar 2.000 orang berada di bangunan itu ketika lantai bagian atas runtuh pada pukul 08.30 waktu setempat. Lalu, reruntuhan itu menimpa lantai-lantai yang ada di bawahnya. Polisi setempat menceritakan, bangunan tiba-tiba runtuh. Dalam waktu sekejap seluruh struktur, kecuali pilar utama dan bagian depan dinding, bangunan kolaps.

Situasi ini membuat suasana panik. Bagian lain yang tersisa adalah lantai bawah. Personel pemadam kebakaran dan angkatan bersenjata dikerahkan untuk menyelamatkan korban yang terperangkap reruntuhan.  Mereka menggunakan alat pengeruk guna menyingkirkan puing-puing bangunan. Warga juga ikut membantu dengan mengandalkan tangan kosong.

’’Saya bekerja di lantai tiga dan tiba-tiba mendengar suara bergemuruh. Tapi, saya tak mengerti apa yang terjadi,’’ kata Sohra Begum, pekerja pabrik garmen di bangunan itu. Pekerja lainnya mengatakan, dia bekerja di bagian pemotongan pabrik garmen. Tiba-tiba ia mendengar suara keras dan dalam beberapa menit gedung yang ia tempati runtuh.

Beruntung ia bisa selamat dari kecelakaan itu. ‘’Saya menyingkirkan puing dan berhasil keluar dengan dua pekerja lainnya,’’ ujarnya kepada televisi swasta, Somoy TV. Ia menambahkan, sekitar 30 rekan kerjanya masih belum ketahuan nasibnya. Seorang warga menyatakan seakan merasakan gempa ketika kecelakaan terjadi.

Ia menyampaikan penjelasan itu di tengah situasi kacau serta lalu lalang mobil ambulans yang menuju dan meninggalkan bangunan yang sudah runtuh itu. Pekerja dan warga berkerumun. Mereka mencari rekan dan sanak saudaranya yang kemungkinan masih terperangkap. Menteri Kesehatan MM Niazuddin mengonfirmasi paling tidak 76 orang tewas dan 200 lainnya dirawat karena luka.

Pejabat militer Brigadir Jenderal Mohammed Siddiqul Alam Shikder menuturkan, 600 pekerja yang selamat telah dievakuasi. ‘’Kami mengirimkan dua orang ke dalam bangunan dan berhasil menyelamatkan 20 orang,’’ kata Mohammad Humayun, supervisor di salah satu pabrik garmen di bangunan tersebut.

Menurut Kepala Kepolisian Savar Mohammad Asaduzzaman, pejabat polisi di Savar mengatakan, para pemilik mengabaikan peringatan pihak berwenang. Pada Selasa, terdeteksi adanya retakan di bangunan berlantai delapan itu. Para pemilik diminta tak mengizinkan karyawannya masuk gedung untuk bekerja. Namun, mereka tak menggubris peringatan tersebut.

Peristiwa serupa, yaitu bangunan runtuh, terjadi tahun 2010. Waktu itu, gedung bertingkat empat di Dhaka runtuh, mengakibatkan 25 orang tewas dan beberapa orang lainnya terluka. Industri garmen yang tumbuh di Bangladesh kerap menjadi sumber petaka selama bertahun-tahun. Penyebabnya kebakaran atau kecelakaan lainnya. Terdapat 4.000 pabrik yang menjadi andalan pendapatan negara.

Biasanya, para pemilik bangunan pabrik garmen mengabaikan standar keamanan. Pada November tahun 2012, api melalap Tazreen, sebuah pabrik garmen. Sebanyak 112 pekerja tewas karena pintu keluar di bangunan delapan lantai itu hanya tiga. Para pekerja yang selamat mengatakan, pintu gerbang digembok dan para manajer meminta mereka kembali bekerja. Padahal, ketika itu alarm kebakaran telah berbunyi. Pabrik ini membuat pakaian untuk Wal-Mart, Disney dan merek ternama lainnya. n ichsan emrald alamsyah/ap/reuters ed: ferry kisihandi

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Dari daftar di bawah ini, mana nih Hape favorit Kamu?

  • Samsung
  • Apple
  • Oppo
  • Vivo
  • Xiaomi
  • Huawei
  • Asus
  • Sony
  • Nokia
  • Lenovo
  • Oneplus
  • LG
  • ZTE
  • HTC
  • Meizu
  • Alcatel
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement