Jumat 26 Apr 2013 01:10 WIB
Bahan Bakar

Cina Turunkan Harga Bahan Bakar

SPBU di Cina
Foto: everestuncensored.org
SPBU di Cina

REPUBLIKA.CO.ID, Bila di dalam negeri pemerintah tengah sibuk untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM), Pemerintah Cina justru akan menurunkan harganya. Lembaga perencana ekonomi tertinggi di Cina, Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional Cina (NDRC) menyatakan, rencana tersebut menyusul turunnya harga minyak dunia dalam 10 hari kerja.

Harga ritel minyak setara premium akan menjadi 395 yuan (63,32 dolar AS) per ton mulai Kamis (25/4). Sementara itu, harga solar menjadi 400 yuan. Patokan harga per liter premium menjadi 0,29 yuan dan 0,34 yuan per liter untuk solar.

Penyesuaian harga BBM dilakukan setelah NRDC memperkenalkan sistem pemberian harga baru di pasar domestik. Sistem ini dapat mengawasi perubahan harga minyak dunia jauh lebih cepat daripada sistem sebelumnya.

Berdasarkan peraturan baru di Cina, harga BBM domestik tidak akan disesuaikan jika perubahan harga minyak dunia kurang dari 50 yuan per ton. Peraturan baru juga mengubah jenis minyak mentah yang digunakan untuk menghitung perubahan harga pada produk minyak domestik. Dalam peraturan sebelumnya, harga minyak domestik akan disesuaikan jika harga minyak mentah Brent, Dubai, dan Cina berubah lebih dari empat persen dalam waktu 22 hari kerja.

Direktur Pusat Penelitian Ekonomi Energi Cina di Universitas Xiamen, Lin Boqiang, mengatakan, harga BBM domestik Cina telah mendekati level internasional. “Turunnya harga emas juga membantu menurunkan harga komoditas,” ujar Lin.

Selain itu, permintaan akan minyak juga menurun dua konsumen minyak terbesar di dunia, Amerika Serikat (AS) dan Cina. Lin memprediksi, permintaan terhadap minyak dunia akan tetap lemah pada enam bulan pertama 2013. Oleh karena itu, tren harga minyak juga akan menurun.

Analis dari situs konsultasi energi, Chen Qin, mengatakan, pada Xin Hua bahwa harga BBM akan turun sebesar enam persen setelah penyesuaian tersebut. “Penurunan harga premium dan solar diharapkan dapat mengurangi ongkos transportasi industri sebesar 3,1 persen dan 2,15 persen untuk sektor logistik,” ujarnya.

Kebijakan ini pun akan dapat mengontrol inflasi di negara tersebut. Indeks Harga Konsumen (IHK) akan turun sebesar 0,012 persen poin. Data statistik menunjukan, IHK pada Maret meningkat 2,1 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Namun, angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan IHK pada Februari, yakni 3,2 persen. Ini juga lebih rendah dibandingkan prediksi analis, yaitu pada level 2,4 persen. n satya festiani ed: fitria andayani

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement