REPUBLIKA.CO.ID,cJAKARTA — Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) menjadi pilihan tertinggi kalangan pemilih muda. Hal ini didasarkan pada survei yang dilakukan Indo Barometer bekerja sama dengan DPP PDI Perjuangan bidang Kepemudaan.
Responden yang memilih PDI Perjuangan sebagai pilihan jika sekarang dilakukan pemilu sebesar 18,8 persen. Diikuti Partai Golkar (17,5 persen) dan Partai Gerindra (14,3 persen). Sedangkan, Partai Demokrat hanya menempati posisi keempat dengan (4,8 persen).
Berturut-turut diikuti PKB (3,2 persen), Partai Nasdem (2,9 persen), PAN (2,6 persen), PKS (1,9 persen), Hanura (1,5 persen), PPP (1,1 persen), tidak memilih (1,0 persen), dan belum memutuskan pilihan (30,3 persen).
Survei ini dilakukan pada 15-25 Maret 2013 dengan melibatkan 1.200 orang responden, yang tersebar di 33 provinsi. Responden yang dipilih adalah mereka yang berusia minimal 16 tahun dan maksimal 30 tahun. “Survei ini tidak kami rekayasa. Survei dilakukan oleh Indo Barometer. Lebih baik kami kalah di 2011 dan 2013, tapi menang di Pemilu 2014,” kata Ketua DPP PDI Perjuangan Maruarar Sirait saat pembukaan Rakorbid Pora IV Nasional DPP PDI Perjuangan, Kamis (25/4).
Naiknya PDI Perjuangan ke posisi pertama pilihan pemuda merupakan hal pertama kalinya. Pada survei serupa yang dilakukan Mei 2012, PDI Perjuangan hanya menempati posisi kedua. Kenaikan ini serupa dengan Gerindra, yang sebelumnya hanya 9,8 persen melejit menjadi 14,3 persen.
Dalam survei ini, menurut Maruarar, Indo Barometer juga mengajukan pertanyaan tentang kepuasan terhadap kinerja Presiden SBY. Hasilnya, mayoritas responden menyatakan kurang puas dan tidak puas (59,1 persen), responden yang puas (37,8 persen) dan tidak tahu/tidak menjawab (3,2 persen). “Pemilih yang puas terhadap kinereja SBY paling banyak memilih Golkar, sedangkan yang tidak puas paling banyak memilih PDI Perjuangan,” kata Maruar yang juga Ketua Umum Taruna Merah Putih di hadapan kader-kader PDI Perjuangan.
Maruarar melihat meningkatnya dukungan pemuda terhadap PDI Perjuangan karena konsistensi saat menjadi oposisi. Dikatakannya, PDI Perjuangan berani menolak saat diajak bergabung dalam pemerintahan. “Kalau kita terima tawaran itu mungkin suara PDI Perjuangan akan hancur,” kata politikus yang maju dari Daerah Pemilihan Jawa Barat IX ini.
Pada Rakorbid Pora VI, kata dia, PDI Perjuangan akan membahas strategi menyikapi hasil survei Indo Barometer itu. Maruarar melihat pekerjaan rumah PDI Perjuangan masih besar. Hal ini karena jumlah responen yang belum menentukan pilihan juga masih mencapai 30,3 persen.
Selain itu, di kalangan pemilih muda terjadi penurunan identitas partai yang sangat besar. Pada survei Mei 2012 yang merasa dekat dengan partai mencapai 25,4 persen. Namun, pada survei terakhir mereka banyak yang merasa tidak dekat dengan partai (75,5 persen). Sementara, yang merasa dekat hanya 13,5 persen.
Sikap tidak mau partai yang semakin besar tidak terlepas dari isu korupsi yang marak dalam waktu terakhir ini. Itu terlihat dari citra partai yang diasosiasikan anak muda dengan isu KKN, perebutan jabatan, obral janji, cari uang, dan sebagainya.
Untuk membidik para pemuda yang belum menentukan pilihannya maka DPP PDI Perjuangan akan menerapkan sejumlah program dan kebijakan. Termasuk, kegiatan yang melibatkan masyarakat, seperti kejuaraan sepak bola Piala Megawati Soekarnoputri, pelatihan public speaking kepada para pelajar dan mahasiswa, peluncuran buku Megawati tidak Feodal, dan sejumlah kegiatan lainnya.
Sekjen DPP PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo menyambut positif hasil survei Indo Barometer ini. Ditegaskannya, survei tersebut murni hasil di lapangan. “Setiap tahun Indo Barometer memang melakukan survei untuk mencermati perkembangan,” katanya.
Tjahjo menambahkan bahwa munculnya sikap pemuda yang merasa tidak dekat dengan partai tidak lepas dari mencuatnya isu korupsi. Menurutnya, perilaku oknum partai yang korupsi selalu menjadi sorotan publik dan imbasnya ke partai secara keseluruhan. n antara ed: joko sadewo
Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.