Sabtu 27 Apr 2013 08:55 WIB
Ustaz Uje

Ustaz Uje Menginspirasi Dai Muda

Suasana persiapan pemakaman almarhum Uje
Foto: Republika/Nurul Dyah Sariningtias (MG12)
Suasana persiapan pemakaman almarhum Uje

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gema shalawat membahana ketika jenazah Ustaz Jefri Al Buchari masuk di pintu utama Masjid Istiqlal, Jumat (26/4) pukul 10.35 WIB. Ribuan jamaah sudah menyemut di halaman masjid. Mereka menyambut kedatangan jenazah Jefri yang datang dari rumah duka di Tangerang Selatan, Banten.

Shalat jenazah yang berlangsung setelah shalat Jumat berjalan haru. Isak tangis belum juga hilang dari jamaah yang memadati masjid. Mereka berlomba mengambil shaf terdepan. Usai shalat jenazah, ribuan jamaah yang kebanyakan berbaju putih ini terus mengekor keranda yang hendak keluar dari masjid.

Menteri Agama Suryadharma Ali sempat meneteskan air mata ketika menyampaikan pesan terakhir kepada jamaah sebelum jenazah ustaz yang populer disapa Uje itu meninggalkan masjid. "Beliau telah berjasa membimbing umat agar tetap ada di jalan Allah," ujar Suryadharma. Dia berharap Jefri meninggal dalam //khusnul khatimah//.

Luapan massa juga tampak di Tempat Pemakanan Umum Karet Bivak, Jakarta Pusat. Di tempat inilah para jamaah menyampaikan salam perpisahan terakhir kalinya sebelum jenazah Jefri memasuki liang lahat. Tangis haru pun pecah mengiringi kepergian Jefri.

Dai muda yang sedang giat berdakwah ini kembali menuju Sang Pencipta karena mengalami kecelakaan sepeda motor tunggal pada Jumat (26/4) dini hari. Ayah dari empat orang anak ini selalu memberi pencerahan dalam setiap tausyiahnya. Uje, sapaan akrabnya, di usianya yang ke-40 tahun, harus meninggalkan jamaahnya.

Meski dibesarkan dalam keluarga agamis dan sempat menjadi santri, Jefri pernah terjerumus ke sisi negatif dunia hiburan. Dia terjerat narkoba ketika tengah sukses menjalani karier sebagai pemain sinetron. Namun, Jefri mampu mengubah jalan hidupnya menjadi penceramah.

Istri Jefri, Pipik Dian Irawati, tak mampu membendung tangis atas duka mahaberat yang menimpanya. Dia hanya bisa memeluk empat buah hatinya di samping jenazah Jefri ketika berada di rumah duka. Dia beberapa kali pingsan setelah jenazah Jefri hendak dimakamkan.

Hari terakhir Jefri menjelang pemakaman menggambarkan bagaimana Jefri memiliki tempat di hati umat. Ketua Majelis Ulama Indonesia KH Ma'ruf Amin menilai Jefri telah menginspirasi dai muda untuk berdakwah. Jalan yang ditempuh Jefri sangat berat dan penuh perjuangan.

Rekan Jefri sesama dai Yusuf Mansyur mengatakan, wafatnya Jefri pada hari Jumat menunjukkan betapa Sang Khalik mencintainya. Yusuf mengutip satu hadis riwayat Muslim yang menyatakan, tidak ada seorang mukmim yang meninggal pada hari Jumat, kecuali diampunkan dosanya. "Uje, masya Allah, tabarakallah," ujarnya.

Jefri mengalami kecelakan ketika menunggang sepeda motor Kawasaki ER 650 cc nopol B 3590 SGQ di Jalan Gedong Hijau Raya, Pondok Indah, Jakarta Selatan, pukul 01.00 WIB. Kasubdit Pembinaan Penegakan Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Darmanto mengatakan, Jefri kemungkinan mengantuk.

Selain mengantuk, kata Darmanto, laju motor juga kencang. Jefri kehilangan kontrol motornya dan menabrak trotorar di samping kiri, lalu membentur pohon palem. Dia terpental hingga empat meter ke depan dengan posisi terakhir telungkup dan helm terlepas. Jefri sempat dilarikan ke RS Pondok Indah karena luka fatal di wajah.

Adik kandung Jefri, Fajar Sidiq, mengatakan, kakaknya sempat terjatuh karena menghindari gundukan aspal di kawasan Radio Dalam sebelum melewati Pondok Indah. Fajar menyaksikan peristiwa itu karena mengikuti Jefri di belakang. Fajar lantas meminta agar membawa motor Jefri, namun Jefri menolak. n amri amrullah/andi nur aminah/cr-01/c10/c51/c61/c63/c91 ed: m ikhsan shiddieqy

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement