Ahad 28 Apr 2013 14:12 WIB
Pemilu Malaysia

Jelang Pemilu, Malaysia 'Panas'

Najib Razak
Foto: Bazuki Muhammad/Reuters
Najib Razak

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Insiden kekerasan meningkat seiring dengan peningkatan suhu persaingan politik di pelbagai penjuru Malaysia menjelang pemilu. Perdana Menteri Najib Razak menjelaskan, kekalahan koalisi partainya akan menjadi "bencana" bagi negaranya.

United Malays National Organisation (UMNO), salah satu partai yang memimpin koalisi Partai Barisan Nasional. Kini partai dan koalisi tersebut tengah menghadapi tantangannya yang paling serius setelah 55 tahun berkuasa.  ''Ini akan menjadi perjuangan yang sangat sulit, pemilihan yang tangguh,'' kata Najib.

UMNO, menurut dia, telah membawa perubahan yang nyata dalam pembangunan di Malaysia. ''Saya optimistis, rakyat akan kembali memilih Barisan Nasional untuk memimpin,'' ujar Najib Razak kepada Aljazirah.

Najib Razak adalah anak perdana menteri Malaysia yang kedua dan keponakan perdana menteri ketiga. Dia menjadi calon dari UMNO. Najib telah berbicara secara internasional tentang visi Malaysia sebagai contoh negara Muslim moderat dunia, bagian dari koalisi global moderat.

Tapi di dalam negeri, kalangan minoritas malah semakin vokal. Ini adalah kali pertama Najib Razak memimpin partai pada pemilihan dan pertama kalinya UMNO menghadapi kemungkinan kekalahan yang besar. Anwar Ibrahim, pemimpin oposisi Partai Keadilan Rakyat (PKR), telah menantang Perdana Menteri berdebat menjelang pemilihan pada 5 Mei 2013.

Pelbagai penjuru

Insiden kekerasan di Malaysia terjadi di berbagai negara bagian. Misalnya, ada penyerangan dengan batang baja, pembakaran markas partai, dan pengancaman pekerja partai dengan parang.

Tiga tersangka ditangkap karena terkait dengan ledakan di dekat markas Barisan Nasional di Nibong Tebal, Penang, pada Selasa lalu. Mereka telah dipenjarakan selama empat hari.

Inspektur Kepala Asisten General of Police Secretariat Asst Comm Ramli Mohamed Yoosuf mengatakan, sebanyak 1.166 kasus yang berhubungan dengan kekerasan dan intimidasi telah dilaporkan sejak Sabtu (20/4), dengan 43 orang telah ditangkap sejauh ini.

Dia mengatakan, polisi juga sedang menyelidiki ancaman kematian yang diterima oleh sekretaris DAP Lim Guan Eng, Senin lalu. ''Dia mengajukan laporan pada hari Kamis dan kami menganggap ini sangat serius,'' katanya. Ia menambahkan bahwa polisi juga menyelidiki SMS yang dikirim ke Hulu Selangor OCPD yang mengklaim bahwa seorang kandidat diperas oleh pekerja partai dengan uang sejumlah 30 ringgit. Ia juga menyebut ada 20 laporan kekerasan dan ancaman terjadi di enam wilayah pada Kamis.

Di Rembau, Negri Sembilan, pekerja partai dipukuli dengan batang baja. Ia menderita luka-luka di kepala, leher, dan tubuhnya. Di Perak, tiga pria melempar molotov di Markas Komando Barisan Nasional di Taman Rishah Indah, Jelapang, sekitar pukul 05.30 pagi dan menyebabkan kebakaran. Di Grik, Perak, pekerja partai diserang oleh sekumpulan orang yang merobek spanduk dan membakarnya sebelum ia menendang meja yang mengenai pekerja itu.

Di Klang, Selangor, sebuah mobil milik anak perempuan salah satu kandidat dibakar. Di dalam mobil itu terdapat dokumen penting karena sang anak juga agen pemungutan suara. Di Sabah, seorang pria disiksa oleh beberapa orang yang bertanya tentang politik. n c80/news asione.com/ al jazeera ed: nina ch

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement