Selasa 30 Apr 2013 01:29 WIB
Bank Muamalat

Laba Bank Muamalat Tumbuh 42 Persen

Bank Muamalat
Foto: Republika/Wihdan
Bank Muamalat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatatkan laba sebelum pajak Rp 521,8 miliar per 31 Desember 2012. Jumlah itu meningkat 40,4 persen (year on year/yoy) dari Rp 371,7 miliar pada 2011. Sementara, laba bersih Muamalat meningkat 42,3 persen dari Rp 273,6 di 2011 menjadi Rp 389,4 miliar di 2012.

Direktur Utama Bank Muamalat Arviyan Arivin mengatakan dari aspek penghimpunan dana, dana pihak ketiga (DPK) tercatat Rp 34,9 triliun atau meningkat 30,4 persen dari Rp 26,8 triliun (yoy). Pertumbuhan DPK diikuti pertumbuhan dana ritel dari produk-produk tabungan yang mencapai 35,3 persen.

“Tingginya pertumbuhan DPK tabungan tidak hanya dihasilkan dari bertambahnya rekening-rekening baru, namun juga dari meningkatnya saldo rekening nasabah,” kata Arviyan di Jakarta, Senin (29/4).

Arviyan melanjutkan produk-produk giro juga berkontribusi signifikan meningkatkan DPK. Hal ini menunjukkan keberhasilan Bank Muamalat dalam memasarkan produk Muamalat Payment Online Mitra (MPOM). Produk ini merupakan bagian dari Muamalat Cash Management System (CMS) Service dengan menggandeng berbagai perusahaan untuk pengelolaan seluruh aktivitas transaksinya.

Pertumbuhan aset tercatat 38,1 persen (audited). Per akhir 2012, aset Bank Muamalat mencapai Rp 44,9 triliun dari Rp 32,5 triliun pada 2011. Pertumbuhan ini membawa market share Bank Muamalat meningkat dari 22,3 persen di 2011 menjadi 23 persen di 2012 terhadap industri perbankan syariah.

Pembiayaan yang disalurkan Muamalat berjumlah Rp 32,9 triliun atau tumbuh 46,3 persen dari Rp 22,5 triliun (yoy). Financing to Deposit Ratio (FDR) berada di posisi optimal, yaitu 94,2 persen. Penyaluran pembiayaan, terutama akad murabahah, mencapai 49,68 persen dari total portofolio. Kemudian, diikuti akad bagi hasil (mudharabah dan musyarakah) yang porsinya mencapai 45,79 persen. Peningkatan FDR membuat pertumbuhan pembiayaan terbilang ekspansif. Meski begitu, tingkat pembiayaan bermasalah (NPF-nett) terjaga pada level cukup rendah, yakni 1,81 persen.

Sepanjang 2012, Bank Muamalat menambah 82 kantor sehingga kini totalnya menjadi 442 kantor. Bank juga telah menambah 27 kantor kas keliling (mobile branch) sepanjang 2012. “Untuk meningkatkan aksesibilitas nasabah, kami menambah jumlah ATM dari 475 unit menjadi 1001 unit di 2012,” kata Arviyan.

Sepanjang 2012, Bank Muamalat telah menjalankan aksi korporasi dalam rangka penguatan struktur permodalan melalui penerbitan Sukuk Subordinasi Berkelanjutan Tahap I sebesar Rp 800 miliar. Sukuk berakad murabahah ini sangat diminati sehingga mengalami oversubscribe dengan permintaan Rp 1,13 triliun.

Aset Meningkat

Pertumbuhan aset Bank Muamalat Indonesia per Maret 2013 mencapai Rp 46,5 triliun. Angka tersebut meningkat dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 30 miliar. Laba Bank Muamalat per Maret 2013 sebesar Rp 184 miliar dari Rp 115 miliar per Maret 2012. Arviyan mengatakan Muamalat menargetkan pertumbuhan laba sebelum pajak menjadi Rp 1,1 triliun pada Desember 2013. “Kalau target laba setelah pajak Rp 800 miliar,” ujarnya.

Hingga kini, Bank Muamalat belum menentukan kapan merealisasikan rencana Secondary Public Offering (SPO). “Masih mengkaji serta mempelajari situasi dan kondisi dulu,” kata Arviyan.

Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko Bank Muamalat Andi Buchari menyebutkan, proporsi skema pembiayaan di Bank Muamalat relatif seimbang. Penyaluran pembiayaan dengan akad murabahah sebanyak 49,68 persen dari total portofolio. Sementara, pembiayaan dengan akad mudharabah dan musyaraqah porsinya mencapai 45,79 persen. “Kami cukup berpengalaman dalam menentukan skema pembiayaan yang cocok untuk produk tertentu,” kata Andi.

Mengenai pembiayaan ritel, Direktur Ritel Bank Muamalat Adrian Gunadi mengatakan, pembiayaan ritel terdiri atas 20 persen pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan 37 persen pembiayaan konsumer. Berbeda dengan bank syariah lain, porsi pembiayaan UMKM Bank Muamalat cukup kecil. “Ini menjadi strategi bisnis dari Bank Muamalat,” kata Adrian.

Adrian menambahkan bahwa pembiayaan konsumer tumbuh 40 persen hingga 45 persen dalam tiga tahun terakhir. Meski begitu, bukan berarti Bank Muaamalat tidak mementingkan pembiayaan UMKM. “Kami sedang susun strategi mikro dengan mengoptimalkan jaringan kantor,” katanya. n qommarria rostanti ed: eh ismail

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement