Rabu 01 May 2013 02:25 WIB
Bacaleg Dinasti

Nepotisme Caleg Rugikan Publik

Para petinggi Partai Demokrat
Foto: Antara
Para petinggi Partai Demokrat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Calon legislatif (caleg) yang dipilih karena hubungan kekerabatan dinilai dapat merugikan masyarakat. Pasalnya, caleg dinasti berdampak pada tertutupnya akses publik terhadap pembuatan kebijakan.

Wakil Ketua Komisi II DPR Hakam Naja mengatakan politik dinasti menyebabkan lingkaran kekuasaan dikuasai oleh segelintir orang dengan hubungan kekerabatan. Eksekutif maupun legislatif, kata Hakam, tidak bisa diakses oleh semua pemangku kepentingan karena dikuasai anggota dinasti politik tertentu yang tidak memiliki kompetensi, namun memiliki hubungan keturunan saja. “Caleg dinasti dapat merugikan masyarakat jika lolos menjadi anggota legislatif maupun eksekutif,” kata Hakam, Senin (30/4).

Menurutnya, kebijakan yang diambil oleh caleg dinasti nantinya menjadi tidak bermutu, bahkan kebijakan yang diambil itu untuk kepentingan keluarga. Saat ini, terang Hakam, Komisi II DPR sedang menggodok rancangan undang-undang (RUU) pemilihan kepala daerah.

Dalam RUU yang diajukan pemerintah ini terdapat upaya untuk menghilangkan caleg dinasti. “Hubungan kekerabatan, baik ke atas, bawah, maupun samping, tidak boleh ikut nyaleg,” kata dia.

Misalnya, ujar Hakam, jika bapaknya sudah nyaleg, anak dan istrinya tidak boleh nyaleg. Sejumlah fraksi setuju dengan upaya penghilangan politik dinasti ini. Namun, Golkar, PDIP, dan Gerindra menolak usulan ini.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Agus Hermanto membantah menerapkan nepotisme dalam proses rekrutmen caleg dan sirkulasi kekuasaan di internal mereka. Rekrutmen caleg dan sirkulasi elite, menurut dia, dilakukan berdasarkan kapasitas dan kapabilitas kader.

Agus Hermanto mengatakan, Partai Demokrat tidak pilih kasih terhadap kader. Menurut adik ipar Ani Yudhoyono ini, partai menerapkan mekanisme pembobotan yang ketat ketika hendak mengangkat kader ke struktur jabatan tertentu. “Tidak ujug-ujug ada,” kata Agus Hermanto.

Agus mencontohkan, posisi Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) sebagai sekretaris jenderal Demokrat tidak merepresentasikan politik dinasti. Agus mengatakan, penempatan Ibas sudah melalui berbagai pertimbangan komprehensif.

Menurutnya, Ibas sebagai politikus telah berjuang bagi partai. Ini tecermin dari besarnya perolehan suara yang dimiliki Ibas saat Pemilu 2009. Selain jumlah perolehan suara, kata dia, figur Ibas juga dinilai cakap politik. Bahkan, lanjut dia, setelah menjadi anggota DPR, Ibas tetap aktif turun ke daerah pemilihannya.

Agus menyatakan, tidak semua politik dinasti berefek negatif. Meskipun anak Agus Hermanto, Lintang Pramesti, menjadi caleg Demokrat untuk Dapil VIII Jawa Barat dan  keponakannya, Putri Permatasari, mencalonkan diri di Dapil I Jawa Tengah. “Kalau sekonyong-konyong muncul itu baru negatif. Karbitan!” kata Agus Hermanto.

Sebelumnya, loyalis mantan ketua umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, Carrel Ticualu, mengungkapkan maraknya nepotisme di partai berlambang Mercy ini. Nepotisme dapat tecermin dari DCS yang diserahkan Partai Demokrat. “Ada yang anak, istri, dan iparnya dari tokoh Demokrat yang ikut menjadi caleg,” kata Carrel Ticualu.

Carrel menyebutkan, terdapat empat caleg yang masih kerabat dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Yaitu, Edhie Baskoro Yudhoyono (anak SBY) di Dapil VII Jawa Timur (Jatim), Hartanto Edhie Wibowo (adik ipar SBY) di Dapil III Banten, Sartono (sepupu SBY) di Dapil III Jatim, dan Mexicana Leo Hananto Wibowo (keponakan SBY) di Dapil III DKI Jakarta.

Selain itu, lanjut dia, terdapat delapan teman seangkatan SBY yang menjadi caleg. Yaitu, Darizal Basir di Dapil I Sumbar, Cornel Simbolon di Dapil I DKI Jakarta, Fadjar Sampurno di Dapil DKI II Jakarta, Mayjen (Purn) Syafei Nasution di Dapil X Jabar, Ratyono di Dapil VIII Jatim, Didik Salmijardi di Dapil I Kalimantan Tengah, Syamsul Mappareppa di Dapil II Sulawesi Selatan, dan Azis Ahmadi di Dapil VII Jatim.

Kemudian, kata Carrel, sebanyak tiga orang caleg adalah teman dari Ani Yudhoyono. Yaitu, Nurhayani Pane di Dapil II Jabar, Nuki Sutarno di Dapil XII Jatim, dan Indrawati Sukardi di Dapil Jambi.

Selebihnya, kata dia, sebanyak 37 orang caleg masih kerabat dekat pengurus dan kroni Partai Demokrat. Bahkan, kata dia, Gubernur Maluku Utara Thaib Armayn yang masih menjadi tersangka turut menjadi caleg Demokrat. n muhammad akbar wijaya/dyah ratna meta novia ed: muhammad fakhruddin

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement