REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Keberadaan mushala yang nyaman di mal menjadi kebutuhan tersendiri bagi warga Muslim. Ada mal yang menyediakan mushala sarat dengan fasilitas ibadah lengkap. Ruang bersih dan mukena bagi jamaah perempuan yang bersih pula. Namun, ada juga yang mendirikannya tanpa pengelolaan dan fasilitas yang baik.
Maya Fauzia Rachman, pendiri Komunitas Mukena Bersih (KMB) pernah mendapatkan pengalaman yang kurang menyenangkan. Ia pernah pergi ke sebuah mal di kawasan Jakarta Selatan. Saat itu, ia tak membawa mukena. Alangkah sedihnya ia melihat mukena yang disediakan oleh pengelola mal. Kondisinya sangat kotor dan bau. Padahal, ia memilih mukena paling bersih di antara mukena yang ada.
“Sebenarnya, mal itu besar dan bagus sekali, kontras dengan kebersihan mukena di mushala mereka,” kata Maya di Jakarta, Selasa (30/4). Ia mencari tahu mengapa sampai pengelola mal tak memperhatikan kebersihan mukena di mushala. Ternyata manajemen mal tersebut tak mau tahu karena itu adalah tanggung jawab petugas kebersihan.
Betapa trenyuh hatinya mengetahui petugas kebersihan yang statusnya pekerja kontrak sering menyisihkan uang tips untuk membeli sabun. Lalu, mereka menggunakan sabun itu untuk mencuci mukena di mushala tersebut. Peristiwa inilah yang kemudian membuatnya mendirikan KMB. Mereka membantu membersihkan mukena di sejumlah mal.
Meski ada yang abai, ada pula manajemen mal yang peduli pada keberadaan mushala memadai. Mall FX Sudirman yang terletak di Jalan Pintu I Senayan mewujudkannya. Awalnya, mushala mereka dibangun di lantai satu, tapi kemudian dipindah. “Kini, kami bangun di lantai tiga dengan tempat lebih luas dan bersih,” ujar Associate Vice President Marketing Communication FX Sudirman Edho Alhabasya.
Ia mengatakan, langkah ini bertujuan memudahkan pengunjung menunaikan ibadah jika waktu shalat telah tiba, tapi mereka masih berada di mal. Ia mengungkapkan, perusahaan telah mempelajari konsumen yang datang. Ternyata, sebagian besar konsumen adalah Muslim yang memang membutuhkan tempat shalat.
Apalagi, kata Edho, ada penyewa di mal tersebut yang segmennya ialah hijabers. “Kami menghargainya dan menyiapkan sarana ibadah yang layak dan nyaman,” katanya. Ia menambahkan, selain merenovasi mushala, pihak perusahaan menyediakan fasilitas ibadah dengan lengkap. Sajadah dan mukenanya selalu dicuci seminggu sekali. Pengunjung yang memakainya akan merasa nyaman.
Tersedia pula loker dan tempat penyimpanan sepatu agar tak berantakan susunannya, apalagi ketika kondisi ramai. “Kami juga melakukan survei tiga bulan sekali, apa saja yang perlu diperbaiki dan masih kurang di mata pengunjung,” jelas Edho. Menurut dia, pengunjung merespons baik keberadaan mushala berkapasitas 200 orang ini.
Ketika dipasang pengumuman perluasan mushala melalui spanduk di depan mal dan jejaring sosial, banyak yang memberikan penghargaan. Mereka, jelas Edho, mengucapkan terima kasih karena disediakan tempat ibadah nyaman. Ia menyatakan pula, manajemen tak merasa rugi mengalokasikan dana khusus untuk biaya perawatan.
Sementara, Firda Puri Agustine, seorang jurnalis, merasakan kenyamanan mushala saat berkunjung ke Pacific Place. Menurut dia, fasilitas yang ada semuanya layak. Tempatnya bersih, rapi, tempat wudhunya nyaman, ada tempat sepatu, mukenanya juga bersih. Selain itu, disediakan pula jasa semir gratis dan pengunjung juga bisa mengambil minuman kemasan secara cuma-cuma.
“Ada penjaganya yang selalu menyambut dengan salam dan ramah,” ujar Firda. Ia menambahkan, tersedia kursi untuk menunggu atau memakai sepatu, serta tayangan televisi yang menayangkan saluran internasional. Dalam pandangan dia, ini merupakan sarana terbaik yang disuguhkan oleh perusahaan tersebut untuk umat Islam. Mushala nyaman lainnya ada di Senayan City. n rosita budi suryaningsih ed: ferry kisihandi
Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.