REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah jalan protokol dan lokasi strategis Ibu Kota berubah jadi lautan manusia pada peringatan Hari Buruh, Rabu (1/5). Ratusan ribu buruh ini melakukan long march di sepanjang Jalan MH Thamrin menuju Istana Negara.
Mereka berjalan berkelompok dengan berbaris rapi bak parade militer dalam sebuah upacara. Setiap kelompok memiliki seragam, warna, dan atribut khas. Mereka mengibarkan bendera lambang federasi atau organisasi buruh masing-masing.
Sambil berjalan, mereka meneriakkan yel dan menyampaikan tuntutan perbaikan kesejahteraan. Beberapa aksi teatrikal juga ditampilkan sebagai sarana penyampaian aspirasi. Buruh sempat memaksa masuk Pintu M1 Bandara Soekarno-Hatta, tetapi tidak berhasil.
Di Yogyakarta, ribuan buruh melakukan aksi damai di Jalan Malioboro. Di Bandar Lampung, aksi buruh berjalan tertib di Tugu Adipura meski terjadi aksi saling dorong. Aksi buruh di Palembang, Sumatra Selatan, terpusat di bundaran air mancur Jalan Jenderal Sudirman dan kantor gubernur.
Ratusan buruh menggelar unjuk rasa damai di halaman Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat. Buruh di Kabupaten Bogor berkumpul di pintu masuk Tol Citeureup dan membuat arus lalu lintas menjadi padat, tetapi tak berlangsung lama.
Komisioner Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI) Said Iqbal menyatakan aksi buruh tahun ini memang terorganisasi secara rapi. Namun, dia memastikan tidak ada agenda politik dan politisasi atas demo buruh tersebut. Bahkan, buruh membiayai sendiri semua kebutuhan aksi secara patungan. "Aksi ini sukses," kata Said, kemarin.
Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Agus Rianto mengatakan, peringatan Hari Buruh berlangsung aman. Polda Metro Jaya menurunkan 25 ribu personel, 17 kuda, dan 23 anjing. Polisi tidak mendapat laporan gangguan keamanan dan aksi digelar tak melebihi pukul 18.00 sesuai amanat undang-undang.
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar mengapresiasi buruh yang berunjuk rasa secara aman, tertib, dan damai. "Pemerintah tidak tinggal diam dalam menanggapi aspirasi berbagai tuntutan buruh," ujarnya, kemarin. Muhaimin mengajak buruh dan pengusaha mengutamakan dialog.
Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat menegaskan aksi buruh tak sepenuhnya tertib karena masih terjadi tindakan anarkistis di daerah, bahkan ada yang meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono turun. Ini menunjukkan demonstrasi buruh bermuatan politik. Demonstrasi juga menyebabkan produktivitas perusahaan terganggu.
Menurut Ade, demo anarkistis bisa membuat investor lari ke Vietnam dan Thailand. Padahal, ujar dia, saat ini ada 41 juta pengangguran dan angkatan kerja baru terus tumbuh sebesar 1,2 juta jiwa tiap tahun, sedangkan yang terserap kerja hanya 800 ribu sampai 1 juta jiwa.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengunjungi PT Maspion dan PT Unilever di Surabaya, Jawa Timur, kemarin. Presiden berdialog dengan para buruh dan berharap hubungan buruh dan pengusaha semakin baik. "Sasarannya, buruh makin baik upahnya dan perusahaan tetap berkembang. Jangan karena politik," kata Presiden. n mursalin yasland/yulianingsih/tim republika ed: m ikhsan shiddieqy
Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.