REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Pembangunan jalan di Kota Depok seperti tak ada habisnya. Setelah berbagai rencana jalan tol, Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kota Depok merencanakan proyek pembangunan jalan Depok Outer Ring Road (DORR) untuk menunjang kelancaran lalu lintas dari dan menuju Depok.
Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Depok Enco Kuryasa mengatakan, rencananya proyek tersebut akan dimulai tahun depan. Diskusi proyek pembangunan jalan yang menghubungkan antara Depok, Bekasi, serta Cianjur juga, sudah dilakukan sejak 2012. “Teknisnya belum dapat dipastikan. Saat ini, masih dalam pengkajian dari pemerintah pusat. Maunya jika tidak ada halangan dan jika sudah ada dananya, mungkin akan dimulai tahun depan,” ujar Enco kepada Republika, Jumat (10/5).
Enco menjelaskan, untuk mengatasi kemacetan, DORR akan dibangun mulai dari Jalan Kartini Raya hingga Jalan Raya Citayam. Di sepanjang kedua jalan itu akan terkena pelebaran. Adapun rute DORR akan melewati Jalan Raya Sawangan, Jalan Raya Cipayung, kemudian melintasi Sungai Ciliwung, Cilodong, Sukmajaya, Terminal Jatijajar, hingga Tol Jagorawi. Akhirnya, DORR akan tembus hingga Kota Bekasi.
Pemerintah Kota Depok akan memperlebar Jalan Raya Sawangan dan Tole Iskandar menjadi 16 meter dimulai dari pertigaan Jalan Siliwangi hingga simpang Cimanggis. Ruas di kanan dan kiri jalan raya sepanjang 11 kilometer itu terkena pelebaran sampai delapan meter. Sementara, untuk Jalan Raya Sawangan, pelebaran akan dimulai dari pertigaan Jalan Dewi Sartika hingga Bojongsari atau Jalan Raya Parung. Panjang pelebaran ruas ini ialah tujuh kilometer. Saat ini, semuanya masih dalam tahap detailed engineering design (DED).
Enco melanjutkan, selain untuk mengatasi kemacetan arus lalu lintas kota yang tengah berkembang ini, pelebaran jalan tersebut juga ditujukan untuk mendukung perkembangan Kota Depok di bagian barat, terutama Kecamatan Sawangan dan Bojongsari. Dana pembebasan lahan untuk proyek DORR mencapai Rp 880 miliar dengan harga tanah per meter perseginya sekitar Rp 5 juta. Nilai tersebut belum ditambahkan dengan biaya untuk pelebaran di Jalan Raya Sawangan. Diperkirakan, pembangunan DORR memakan dana Rp 1 triliun.
Jangan seperti JORR
Saat ini saja, sedang ada dua proyek pembangunan jalan tol yang menghubungkan Depok dengan wilayah lain, yaitu Tol Cinere-Jagorawi (Cijago) dan Depok-Antasari (Desari) yang diharapkan bisa mengurai kemacetan yang selalu menghantui Depok. Pengamat Perkotaan Yayat Supriyatna menilai, pembangunan DORR pun akan berdampak positif. Dengan adanya DORR, wilayah-wilayah lain di Kota Depok yang selama ini perekonomiannya sulit berkembang akan terdorong. Tidak di Jalan Margonda Raya saja perekonomian Kota Belimbing itu bergejolak.
Namun, dia mengingatkan Pemerintah Kota Depok harus mampu menyelesaikan pembebasan lahan untuk DORR agar tak bernasib seperti proyek Jakarta Outer Ring Road (JORR) I yang sudah belasan tahun belum juga rampung di beberapa ruasnya. Pembebasan lahanlah yang selalu menyebabkan molornya pembangunan jalan. “Jangan sampai DORR seperti JORR, jalan ora rampung-rampung,” kata Yayat.
Yayat mengharapkan agar kajian DORR ini nantinya jangan sampai seperti proyek-proyek pembangunan jalan lain yang saat ini tengah berproses di Kota Depok. Ia mencontohkan, jangan kajian DORR berujung stagnan seperti pembangunan ruas Tol Depok-Antasari yang sudah enam tahun urung selesai.
Dosen Universitas Trisakti ini menjelaskan, jika memang kajian DORR sudah berdasar pada rencana tata ruang kota, perlu ditinjau apakah pembangunan jalan lingkar luar ini terhubung dengan ruas-ruas tol yang saat ini juga tengah dikerjakan di Kota Depok. “Fungsi DORR ini untuk apa. Memang akses in dan out Kota Depok itu terbatas. Maka, dilihat apakah nantinya DORR akan dibuat melingkar untuk mengurangi kemacetan di pusat perekonomian yang itu-itu saja?” n c61 ed: rahmad budi harto
Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.